Satu momen yang membuat trenyuh dalam satu adegan drama kolosal membawa suasana haru bagi para hadirin yang menyaksikan tatkala adegan seorang istri prajurit yang tengah mengandung 9 bulan, menanti suaminya pulang dari tugas, namun ternyata mendapatkan kabar bahwa suaminya gugur dimedan tugas.Â
Momen ini bermakna bahwa prajurit TNI akan siap bertugas dimanapun dan kapanpun meningalkan sanak famili, rela berkorban demi tumpah darah bangsa dan NKRI serta menggambarkan wujud nyata TNI akan selalu profesional dan selalu manunggal bersama rakyat.
Di sela-sela drama kolosal juga ditampilkan kemampuan handal penjinakan bom dari Tim Jihandak Yonzipur 17/Ananta Dharma, selain itu juga ada penampilan aktraktif lainnya yaitu display drumben dari prajurit Yonzipur 17/Ananta Dharma.
Tak ketinggalan juga penampilan hebat, tanggon dan trengginas Bela Diri Militer Klastenik yang di tunjukan para prajurit-prajurit terlatih dari Yonif 614/Raja Pandhita. Klastenik bertitik berat pada kemampuan melatih otot dan mengangkat beban.
Tidak hanya itu acara juga disuguhkan dengan penampilan apik parade dan defile para peserta Upacara HUT TNI KE 74, dan parade berbagai kendaraan alutsista yang dimiliki oleh Kodam VI/Mulawarman.
Kemeriahan lainnya juga semakin terasa saat perayaan HUT ke-74 TNI ada gelar prosesi sakral pemotongan 74 tumpeng secara kolosal. Tumpeng merupakan nasi yang dibentuk gunung dengan pinggiran berupa lauk pauk yang bermakna mempersembahkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Pemotongan dilaksanakan serentak di area utama lapangan merdeka, dipimpin oleh Pangdam VI/Mulawarman Mayjen TNI Subiyanto diikuti oleh seluruh pejabat utama dan undangan lainnya.