Toleransi bagi bangsa Indonesia ini seringkali menjadi perbincangan, dikritisi, diperdebatkan dan bahkan juga menjadi agenda diplomasi di Negara manapun.
Toleransi sangat mudah untuk diucapkan dalam rangka memelihara kerukunan bangsa diantara keberagaman didalam satu negara, tapi belum tentu mudah terlaksana dan direalisasikan secara nyata dilapangan.
Toleransi dalam keberagaman bangsa sesungguhnya banyak penafsiran dan pemahaman sehingga menimbulkan banyak persepsi tentang bagaimana bentuk toleransi didalam kerukunan masyarakat, baik berkaitan dengan toleransi antar umat beragama, antar suku dan golongan.
Seperti dalam kamus bahasa Indonesia bahwa pengertian Toleran itu bersifat atau bersikap menenggang/menghargai, membiarkan, membolehkan tentang pendirian, pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan yang berbeda atau bertentangan dengan pendirian sendiri.
Sedangkan toleransi itu sendiri secara keseluruhan adalah sifat atau sikap batas ukur untuk penambahan atau pengurangan yang masih dapat diperbolehkan.
Perkembangan saat ini toleransi bisa dikatakan mengarah pada Pluralisme dan Sinkritisme, sehingga seringkali muncul stigma dalam masyarakat bahwa bila suatu sangkaan kefanatikan dan feodalisme yang dituangkan dalam keberagaman tersebut, bisa dianggap sebagai bagian dari radikalisme dan fundamentalisme.
Inilah yang menyebabkan begitu sensitifnya keberagaman didalam masyarakat Bangsa Indonesia, yang dapat dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang terus berupaya untuk menghancurkan toleransi dan membuat intoleransi diantara kerukunan bangsa, dengan tujuan memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa dan negara.
Toleransi memang menjadi sangat urgensi di negeri ini, karena memang patut disadari, betapa banyak muncul potensi intoleransi di tengah masyarakat, seperti persoalan yang murni muncul karena agama atau akidah, suku ataupun etnis hingga berbagai persoalan yang ditumpangi kepentingan politik atau ditunggangi pihak lain yang tidak bertanggung jawab.
Seperti halnya persoalan sensitif berkaitan dengan Agama dan Suku, pada banyak kasus sering juga dijadikan sebagai alat untuk menggerakkan emosi masyarakat.
Sehingga membuat begitu rentan dan sangat mudah terjadinya gesekan, kebencian, dan permusuhan antar sesama warga negara, dan yang lebih memiriskan lagi, di era kemajuan tekhnologi saat ini dampak intoleransi tersebut dapat menyebar dan melesat begitu cepatnya. Â
Cukup dilakukan hanya dengan satu klik saja  kapan pun dan di manapun berada, siapa saja dapat melakukannya sesuka hati, maka dalam realitanya dimasyarakat dapat menimbulkan dampak permusuhan, kebencian, dan fitnah yang bisa menjadi potensi semakin merusak kesatuan serta persatuan bangsa.