Di Indonesia, politik memiliki nilai lebih dalam tingkatan strata masyarakat Indonesia saat ini. Perhelatan panggung politik yang telah berlangsung melahirkan para politikus dan negarawan.Â
Namun dari sekian banyak para pelaku di panggung politik tersebut hanya sedikit sekali yang merupakan para negarawan sejati. Padahal para politikus memiliki wewenang yang sangat penting dalam memainkan peran utama di panggung politik dan parlemen.
Hal ini karena, para politikus yang telah ada di parlemen akan memiliki kekuasaan untuk memproduksi undang-undang dan sekaligus memiliki peran dalam mengatur, mengendalikan, dan mengawasi proses pengelolaan administrasi negara dalam pemerintahan.
Namun seiring waktu berjalan para politikus di parlemen hampir sebagian besar semakin terbuai dengan ambisi kepentingan politik praktis yang terkadang tidak berpihak kepada rakyat.
Sehingga inilah yang menyebabkan sangat sedikit sekali adanya figur-figur elite politik yang memiliki kualitas negarawan sejati.
Konsep kenegarawanan politikus yang ideal sejatinya membutuhkan komitmen yang kuat dan tegas dengan kapasitas yang tangguh dan mumpuni, kompeten serta berkapabilitas.
Menjadi politikus yang memiliki nilai kualitas negarawan bukan sekadar ahli dalam mengelola kekuasaan semata. Akan tetapi harus menegaskan dan membuktikan apa yang hendak diperbuat dengan visi misi yang benar dan konsisten berpihak kepada rakyat.
Banyak publik yang salah persepsi dalam menilai bahwa si A, atau si B seorang negarawan, tapi kenyataannya, orang-orang tersebut belum bisa dikategorikan sebagai seorang negarawan sejati.
Para elite politik yang dianggap sebagai negarawan saat ini masih jauh dari mumpuni dan sesuai dengan ekspektasi dan belum setara bila dibandingkan dengan figur negarawan seperti Jenderal Besar Sudirman, Bung Hatta, Gus Dur, BJ Habibie ataupun negarawan yang sejati lainnya.
Bila melihat dan menilai realita dunia panggung perpolitikan Indonesia sampai saat ini, sepertinya masih dirasa sulit untuk menemukan politikus yang bertipe negarawan sejati.
Politik dinasti, dualisme partai, pecah kongsi para elite pemerintahan dan praktik-pratik korupsi yang terjadi yang dilakukan para elite politik dan pejabat pemerintahan semakin mewarnai panggung politik Indonesia.