Presiden RI Ir Haji Joko Widodo nampaknya kembali menjadi pembahasan dan perdebatan di masyarakat pasalnya kali ini beredar isu kepada publik bahwasanya Presiden Jokowi akan dijadikan sebagai Putra Reformasi.
Tak pelak hal ini menjadi pertentangan pro dan kontra terkait isu anugerah Jokowi menjadi Putra Reformasi tersebut bahkan disinyalir banyak yang menentang karena dasarnya tidak jelas.
Dalam isu penganugerahan Jokowi sebagai Putra Reformasi tersebut tersiar kabar bahwa Jokowi merupakan penerus gerakan reformasi yang sudah digerakkan sejak tahun 1998 lalu.
Mengenai isu ini Jokowi dianggap berhasil membawa perubahan negara Indonesia selama masa pemerintahan di periode kepemimpinannya.
Dikabarkan kalau selama kepemimpinannya, Jokowi dianggap telah memberikan andil yang cukup besar dalam melaksanakan program kerjanya seperti perubahan sistem dan pembangunan-pembangunan di berbagai sektor yang ada di Indonesia.
Terkait rencana tersebut banyak juga yang menentang penganugerahan Presiden Jokowi menjadi Putra Reformasi, pasalnya Jokowi masih dinilai belum layak untuk mendapat gelar anugerah Putra Reformasi tersebut.
Mengapa banyak yang menentangnya?
Perlu disadari dari berbagai proses program kerja dan kebijakan yang dirancang Jokowi selama kepemipinannya tersebut kalau mau jujur sebagian besar sebenarnya Jokowi masih dalam tahap perjalanan finishing atau penyelesaian.
Sehingga masih butuh waktu untuk menyatakan bahwasanya program-program dan kebijakan yang pernah dicanangkan Jokowi itu dinyatakan berhasil.
Apalagi Ketidaklayakan penganugerahan Jokowi sebagai Putra reformasi itu masih bertentangan juga terkait dengan kondisi bangsa yang masih prihatin selama periode kepemimpinannya.
Hal ini didukung dengan fakta yang ada di lapangan bahwasanya kondisi ekonomi yang terus merosot, seperti inflasi yang terus meninggi, neraca perdagangan yang minus, belum lagi kondisi memprihatinkan lainnya.