Ada yang menarik dari pengalaman saya saat bergabung dan mengikuti langsung dalam perkuatan tim Satgas Karhutla selama 4 hari ini di lokasi titik spot api wilayah Kaltim.
Pembicaraan saya dengan beberapa warga disalah satu tempat di Kecamatan di wilayah Kaltim. (detil tempat sengaja tidak saya sebutkan dan saya rahasiakan).
Kegiatan bakar lahan memang sengaja dilakukan oleh beberapa masyarakat. Bahkan sudah dirapatkan oleh masyarakat setempat. Padahal para Aparat pemerintah maupun pihak terkait lainnya sebenarnya sudah dengan intens menghimbau dan melarang masyarakat untuk membuka lahan dengan cara membakar lahan.
Akan tetapi tetap juga masyarakat melakukan pembakaran lahan, padahal mereka ini sejatinya sangat mengetahui dampak akibat pembakaran  lahan dengan sengaja tersebut.
Himbauan dan larangan para Aparat pemerintah maupun pihak terkait lainnya, bahwa membuka lahan dengan cara sengaja dibakar adalah tindakan yang melawan hukum namun tetap saja tidak digubris.
Ternyata setelah saya secara persuasif dan melakukan pendekatan humanis maka yang menjadi alasan utama masyarakat ternyata adalah demi memenuhi urusan perut, piring nasi atau dapur keluarga agar tetap mengepul.
"Yah, kita sih bisa dan manut saja tidak membakar lahan, tapi apa pemerintah tau bagaimana tentang urusan perut kami yang hidup dari mengandalkan bercocok tanam ini. "Kata salah seorang warga kepada saya, yang diamini juga oleh warga lainnya.
Bahkan dengan nada tegas, salah satu warga lainnya mengungkapkan pada saya.
"Bahwa bakar lahan itu, sangat bagus untuk bercocok tanam dan akan mendukung kualitas dan percepatan hasil panennya nanti.
Makanya kita rutin tiap tahun pas di musim musim kemarau begini bakar lahan, Â karena merupakan waktu yang tepat untuk bercocok tanam."Kata Warga lainnya.