Cenderawasih selalu identik dengan Papua. Papua adalah pulau terbesar kedua di Indonesia yang kini terbagi menjadi dua provinsi, yakni Provinsi Papua dan Papua Barat. Sebutan pulau kepala burung juga tersematkan pada Papua.
Disamping itu Menyebut Cenderawasih tentunya juga akan tergambar mengenai salah satu makhluk hidup fauna burung khas yang hidup di Papua.
Burung-burung Cenderawasih nan cantik jelita ini sangat dilindungi negara. Cenderawasih merupakan anggota famili Paradisaeidae dari ordo Passeriformes. Habitat mereka ditemukan di Indonesia timur, pulau-pulau selat Torres, Papua Nugini, dan Australia timur.
Papua juga sangat Identik dengan sebutan mutiara hitam dari Timur Indonesia. Sebutan ini memang layak disematkan kepada Papua karena juga dikenal sebagai tanah surgawi.
Ini karena Papua memiliki sumber daya alam yang melimpah dan kekayaan aneka ragam sosial dan budaya, terkenal dengan keindahan alamnya, termasuk flora dan fauna di dalamnya, hingga budaya dan tradisinya yang unik.
Papua dengan karakteristik khasnya seperti rumah tradisional Honai, pakaian koteka, lalu juga ada mumi-mumi yang disimpan seperti mumi kepala suku atau komandan perang yang disimpan dengan bahan-bahan tradisional, tak ketinggalan juga budaya menari, yang diiringi dengan alat musik tradisional atowo, tifa dan fu dan tradisi budaya lainnya, yang menggambarkan betapa sisi kekayaan budaya dan tradisi, yakni memuliakan kepentingan sejarah dan religi tertanam dalam diri masing-masing orang Papua.
Mutiara Hitam merupakan gambaran anak Papua Asli, ini karena tubuh yang tegap dan kuat, warna kulit hitam berwibawa, dengan bola mata yang berbinar-binar dikelilingi bulu mata yang lentik, rambut keriting dengan sunggingan senyum yang manis dan humanis, dihiasi deretan gigi yang rapi dan putih bersih. Sosok yang membuat kagum siapapun yang melihatnya.
Melalui perjalanannya yang begitu panjang, pada 1 Mei 1963 dilakukan melalui Nederlands New Guinea kepada Indonesia oleh Belanda dab peran serta UNTEA (United Nations Temporary Executive Outhority) sampai akhirnya Papua berintegrasi dengan Indonesia pada 10 September 1969 melalui Undang-Undang nomor12 tahun 1969 Papua dibentuk menjadi satu provinsi yang disebut Provinsi Irian Jaya di Indonesia.
Boleh baca artikel ini ; artikel
Memang sampai saat ini telah banyak perubahan di tanah Papua, namun seiring berjalannya waktu derajat mutiara hitam masih dirasa belum terlalu mendapat tempat didalam sendi kehidupan. Baik itu soal pemerataan ataupun berkaitan dengan peran serta orang-orang papua di negeri ini. Seharusnya papua menjadi bagian yang sama sebagai warga negara Indonesia.
Papua istilahnya masih dirasa belum menikmati makan dari hasil bumi tanah Papua sendiri atau berkaitan dengan kesejahteraan ataupun pelayanan kesehatan, masih dirasa belum merasakan bahagianya mampu membaca buku untuk menggali berbagai pengetahuan yang berkaitan dengan pelayanan pendidikan maupun keterampilan dan masih banyak lagi apa yang dirasakan masih tidak seimbang dan samarata dengan apa yang dirasakan bangsa Indonesia lainnya.
Boleh baca artikel ini ; artikel
Bahkan banyak juga dari mereka hampir tidak mengetahui bila mereka sebenarnya tinggal di negara Indonesia, karena yang mereka ketahui bahwa orang Papua tinggal di tanah surga, Papua yang bebas merdeka dan berdiri sendiri padahal sejatinya mereka adalah satu nusa satu bangsa Indonesia.
Meskipun telah ada berbagai putra putri Papua yang mendapat tempat dan kesempatan di beberapa bidang seperti disepakbola misalnya yang banyak melahirkan pemain-pemain hebat dan legendaris ataupun dalam pemerintahan. Namun hal itu dirasa masih belum mewakili ruang asas keberimbangan bagi anak Papua untuk berkarya dan mengabdi dalam peran sertanya bagi ibu pertiwi.
Oleh karena itu, Papua harus dirawat, Cenderawasih yang cantik elok rupawan harus selalu dijaga dan dilindungi dan mutiara hitam dari Papua harus berkilauan di tanah kelahirannya sendiri dan di bumi pertiwi ini.
Merawatnya dengan mengangkat derajat sang mutiara hitam dari timur Indonesia dengan semangat Bhineka Tunggal Ika bersama-sama merawatnya secara terus menerus dan tidak terputus-putus, komitmen yang sungguh-sungguh dengan mengedepankan jiwa sosial yang tinggi dalam satu visi dan berkesinambungan.
Merawat Papua sang mutiara hitam dari timur jangan hanya sebagai simbol atau sekedar ungkapan kata-kata tanpa realita, jangan pernah melabelinya dengan keburukan yang hanya menyisakan luka dan nestapa bahkan kehancuran.
Komitmen merawat Papua tersebut, harus dan wajib diwujudkan secara realita dalam bentuk tindak lanjut yang terealisasi maka Papua kedepan tidak akan seperti sekarang ini.
Papua sang Mutiara Hitam dari timur adalah aset Bhineka Tunggal Ika bangsa, yang harus terus dirawat hingga berkilau dan memancarkan sinarnya ke berbagai penjuru dunia, yang akan selalu menjadi saudara sebangsa setanah air yang akan selalu menjadi bagian yang tak akan pernah terpisahkan dalam rumah besar kita bersama NKRI.
Hanya berbagi.
Sigit.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H