Perkembangan situasi stabilitas keamanan dan politik di Papua dan Papua Barat yang berujung pecahnya berbagai kerusuhan di sejumlah tempat membuat prihatin rakyat Indonesia.
Isu Rasialis yang terjadi menjadi melebar yang hingga menyebabkan pecahnya berbagai kerusuhan yang terjadi di sejumlah tempat di Papua dan Papua Barat. Sehingga dugaan adanya penumpang gelap yang dengan sengaja memanfaatkan situasi membuat kondisi di Papua dan Papua Barat menjadi tidak menentu.
Bahkan terkait hal ini, Mantan Kepala BIN Sutiyoso menduga adanya keterlibatan Pihak KNPB dan ULMWP terkait kerusuhan yang telah terjadi di Papua dan Papua Barat.
Dalam pernyataan resminya kepada media Sutiyoso menyampaikan, "Di KNPB ada tentara yang dibangun, TNPB [Tentara Nasional Papua Barat]. Pimpinannya Goliath Tabuni," kata Sutiyoso dalam wawancara di Layar Demokrasi.
Sutiyoso mengatakan, dengan berkekuatan 1.300 orang, TNPB menyebarkan anggotanya dalam 35 kelompok yang disebar di seluruh Papua. Dia mencatat kekuatan persenjataan mereka sebanyak 600 pucuk senjata api, dengan 200 di antaranya merupakan standar TNI. CNNIndonesia TV, Jumat (30/8) malam.
Apalagi pentolan KNPB dengan tegas menyatakan sikapnya melalui akun Facebook miliknya, Victor secara tegas menolak segala upaya rekayasa Pemerintah Indonesia melalui dialog konstrukif dan tawaran-tawaran kesejahteraan bersama para elit oportunis Papua di Jakarta.
Victor juga menyatakan  rakyat Papua tanpa dihasut ingin menentukan nasib politiknya sendiri melalui referendum yang damai, jujur dan demokratis.
Sehingga apa yang menjadi dugaan Sutiyoso tersebut bisa menjadi faktor yang juga turut berperan akan terjadinya kondisi yang tidak menentu di Papua dan Papua Barat.
Meskipun dalam hal ini Wiranto tidak menyebutkan secara spesifik siapa pihak penumpang gelap teraebut, namun kalau melihat situasi yang terjadi, maka jelaslah sudah ada pemanfaatan situasi terkait masalah rasialis yang menjadi awal terjadinya kerusuhan oleh kedua pihak tersebut.