Di dalam menulis baik itu berita, artikel ataupun opini sangat penting dan perlu memperhatikan  norma-norma adab dan etika yang baik.
Adab dan etika adalah akhlak mulia dalam bentuk sikap tingkah laku, tabiat, kebiasaan dan pada intinya, adab dan etika adalah perilaku yang menunjukkan kehalusan dan kebaikan budi pekerti, kesopanan, kesantunan akhlak untuk mendidik diri sendiri agar menjadi orang yang paham aturan dan bertanggungjawab.
Sehingga berkaitan dengan adab dan etika tentunya sangat perlu dan penting untuk menjadi dasar utama dalam menulis.
Contoh kecil saja, bagaimana penulisan tentang nama Presiden RI Â Ir. H. Joko Widodo, nyaris seluruh tulisan yang berkaitan dengan nama beliau hanya tertulis Jokowi termasuk juga penulis sendiri didalamnya.
Padahal secara adab dan etika sebenarnya tidak sopan kalau hanya menyebutkan nama panggilan beliau yang hanya Jokowi saja, ini karena beliau adalah Presiden.
Sebagai pembanding seperti hanya kita sendiri, bila ada orang lain yang usianya jauh dibawah kita hanya memanggil nama kita saja tanpa embel-embel pak atau bu, mas atau mbak pastinya ada rasa tidak terima ataupun malah tersinggung karena tidak sopan.
Nah, tentu saja hal ini sama seperti apa yang dirasakan oleh bapak Presiden RI kita yang sering diperlakukan tidak nyaman karena hanya disebut nama Jokowi saja dalam kesehariannya.
Entah sejak kapan pemberlakuan etika penyebutan nama pada para publik pigur pimpinan bangsa ini menjadi lumrah sampai saat ini, memang sih sepertinya hal ini sepele kelihatannya, tapi kalau bicara adab dan etika tidaklah sesepele itu, ini juga belum melihat lagi isi dari tulisan yang ingin di sampaikan.
Kondisi diatas masih merupakan contoh kecil saja yang berkaitan dengan adab dan etika dalam menulis, tapi setidaknya bisa menjadi gambaran secara umum mengenai fenomena yang terjadi sekarang ini.
Memang sih sekarang ini era kebebasan dan keterbukaan informasi dan berpendapat  sangat di junjung tinggi, namun tentu saja mengenai ini sangat perlu mengetahui batasan-batasannnya, sehingga tidak kebablasan dalam menyikapinya.
Berkaitan dengan isi tulisan maka aturan baku seperti tekhnik menulis masih bisa dikebelakangkan karena berkaitan dengan tekhnik itu bicara kemampuan yang dimiliki masing-masing, tapi kalau mengenai adab dan etika, seharusnya menjadi perhatian yang utama dalam menulis.
Tidak dipungkiri banyak sekali tulisan-tulisan yang sebenarnya bagus dan tujuannnya baik seperti mengkritisi dan saran ataupun pendapat, tapi jadi tidak beradab dan beretika dalam menuangkannya menjadi tulisan.
Sehingga banyak juga tulisan yang akhirnya jadi bersifat menyerang, membuat resah, mendiskreditkan atau lebih parah menghina, baik itu secara orang pribadi, kelompok ataupun pemerintah.
Seperti contoh lagi, informasi yang sering beredar di media sosial, ada tulisan yang ternyata sifatnya menyerang, membohongi, memancing amarah dan emosi, memperkeruh suasana, dan sebagainya, pastinya sudah sangat bisa dianalisa niat dan tujuan penulis pasti tidak baik.
Tentunya tulisan yang dibuat tergantung niat dan tujuan dari penulisnya sendiri, oleh karena itu mengenai menulis agar dapatnya tetap mengutamakan adab dan etika dalam menuangkannya.
Semoga tulisan singkat dan masih banyak keterbatasan ini dapat bermanfaat.
Hanya berbagi.
Sigit.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H