Semakin lunturnya toleransi, etika dan perilaku dijalan raya kian nyata. Seringkali saat di jalan raya kita harus bersabar dan lapang dada saat harus mengalami sendiri hal-hal yang kurang berkenan tersebut.
Seperti beberapa kasus berikut ini misalnya;
1. Saat mengendarai kendaraan bertemu dengan persimpangan gang seringkali tiba-tiba ada kendaraan yang melesat keluar gang tanpa tengok kanan kiri langsung wusss begitu saja, tak ayal hal ini membuat kita kalang kabut menghindari insiden kecelakaan. Apalagi kalau sempat kita tegur pengendara tersebut bisa jadi malah yang ada adalah adu mulut dan ngotot sesuai argumen masing-masing.
2. Saat memutar arah, padahal sudah jelas kita memberi kode memutar dengan lampu sein dan dengan perlahan kita berusaha memutar ehh ternyata masih saja ada pengendara yang nyelonong masuk meskipun kendaraan lain sudah berhenti memberi jalan. Apalagi dengan tanpa rasa berdosa si pengendara malahan melototin kita menganggap kita yang bersalah.
3. Saat kita berada di jalur cepat didepan kita ada pengendara dengan santainya malah mengemudikan kendaraan dengan lambat, mencoba kita klakson agar pengendara tersebut berpindah ke jalur lambat namun tetap saja tak digurisnya, bahkan seperti pengendara roda dua misalnya malahan sebaliknya kita yang dipelototinya dan dimarahinya.
4. Saat pengendara tiba-tiba berbelok tanpa menyalakan lampu sein atau dengan tiba-tiba menyalakan lampu sein langsung berbelok tanpa mempertimbangkan kendaraan dibelakangnya yang pasti kalang kabut berusaha menghindari terjadinya insiden kecelakaan. Spontan kita klakson untuk mengingatkan, malahan tanpa rasa berdosa seringkali kita yang balik dipelototin.
5. Seringkali juga ada pengendara menyalakan lampu sein kiri misalnya, eh malah beloknya kekanan, tak ayal bikin kedandapan bin kalang kabut, kita berusaha menghindari kecelakaan, kitanya tegur eh malah kitanya yang dimarahi dan diomeli.
Mengapa sebenarnya hal ini malah makin membudaya di jalan raya? Beberapa hal ini bisa jadi penyebabnya;
1.Faktor kurangnya pemahaman masyarakat tentang aturan berlalulintas sangat mempengaruhi perilaku dan etika mentaati aturan berlalu lintas di jalan raya.
Edukasi dari pihak yang berwenang mengenai aturan berlalulintas di jalan raya patut di intensifkan melalui program-program yang memberikan wawasan berlalulintas.
Selain itu memberikan penataran intensif  untuk lulus memperoleh surat izin mengemudi perlu diberikan untuk mendidik karakter perilaku dan etika mengenai berlalulintas di jalan raya.
2. Faktor berikutnya yang sangat mempengaruhi adalah karena faktor karakter manusianya sendiri karena sifat,tabiat dan sikap yang dibawa dalam diri. Istilahnya sudah dari sononya bin bawaan oroknya memiliki karakter yang terbawa dalam kehidupan sehari hari.
Ego, arogan, mau menang sendiri, merasa selalu benar, tidak sabaran, tidak menghormati hak orang lain terbawa dalam etika dan perilaku berlalulintas dijalan raya.
Faktor kedua ini bisa dikatakan yang seringkali menjadi faktor penyebab utama lunturnya etika dan perilaku dalam mentaati aturan berlalulintas di jalan raya. Apalagi kalau kondisi ini dibarengi dengan faktor pertama yaitu kurangnya pemahaman aturan berlalulintas.
Sehingga bisa terjawablah sudah mengapa Toleransi, etika dan perilaku mentaati aturan lalulintas di jalan raya semakin luntur dan pudar. Seyogyanya menilik dari yang telah terjadi, sepatutnya agar toleransi, etika dan perilaku di jalan raya tetap harmonis dan sesuai dengan aturan, maka kembali lagi pada diri sendiri untuk menjadi manusia yang santun, sopan dan humanis, berupaya untuk terus belajar memahami aturan lalulintas dan merajut kembali semangat toleransi yang baik.
Sigit.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H