Sehingga Peristiwa ini menyulut kobaran api demonstrasi anti pemerintah. Rakyat turun ke jalan memprotes kecurangan yang membuat Ibukota Manila lumpuh selama empat hari 22-25 Februari 1986, Â jumlah demonstran yang awalnya ribuan, meningkat jadi atusan ribu dan terus bertambah, hingga diperkirakan jutaan orang turut dalam aksi gerakan sipil tanpa senjata, yang kemudian dikenal sebagai gerakan People Power tersebut.
Akhirnya pada tanggal 25 Februari 1986 malam, Marcos menyerah. Ia dan keluarganya kemudian mengasingkan diri ke Hawaii, AS. Pemimpin oposisi Corazon Acquino pun dilantik sebagai Presiden Filipina melalui sebuah upacara sederhana di Club Filipino. Sebuah club yang jaraknya satu kilometer dari jalan tempat pusat berkumpulnya massa.
Situasi saat ini di Indonesia agak sedikit mirip, apakah kelak Ramadan ataupun kapan saja waktu people power ini akankah terjadi, apakah ini adalah bom waktu yang siap meledak, entahlah. Semoga saja ini nanti tidak terjadi, semoga saja para negarawan dan rakyat Indonesia bijak dan dewasa.
------
Referensi : Berbagai sumber
Sigit
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H