Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Maaf Pak, Saya yang Salah

28 April 2019   23:25 Diperbarui: 29 April 2019   00:44 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Realita konflik dijalan kadang datang tak disangka, suatu hari di jalan dalam sebuah perjalanan, tiba tiba saya kaget dan Ciiiiiit,,, bunyi rem motor saya berdecit, bau ban seperti terbakar dan bau jalanan akibat gesekan rem menyeruak.

Untung saja bapak itu tidak  tertabrak, nyariss hampir saja tertabrak bapak itu, dengan motornya perlahan dia menghampiri saya dan lalu,Dibentaknya saya.

 "kamu itu gimana sih!, dimana matamu sih kalau jalan liat-liat, coba tadi kalau saya tertabrak, jadi apa saya," Bentak bapak itu.

Bapak itu marah rupanya, padahal kalau dilihat dari duduk perkaranya, beliaulah yang tiba tiba memacu motornya langsung keluar dari gang dan langsung masuk kejalan, akhirnya saya coba menjelaskan kepadanya, kenapa hal ini terjadi.

"Maaf pak, saya kaget, sebab bapak tiba-tiba keluar dari gang itu tidak tengok kanan kiri dulu pak, untung saya sempat rem pak." Saya coba menjelaskan, tapi si bapak makin emosi

Kamu itu sudah tau salah, ngotot pula, bukannya minta maaf malah nyolot kau, cari masalah kau!," si bapak tambah emosi dan nada suaranya makin tinggi.

Wah, repot juga kalau menghadapi karakter seperti ini, saya coba menenangkan beliau dan mengalah daripada tambah ribut.

"Pak saya sudah minta maaf, saya hanya sedikit menjelaskan kondisi tadi pak, bukannya ngotot." Kata saya.

"Itu tadi kamu bilang apa, kamu menyalahkan saya toh, harusnya kamu pelan tadi liat-liat dulu, jangan asal saja, kamu bisa naik motor tidak sih, jangan jangan SIM kau nembak pula." Kata Si bapak

Iya sudah pak saya yang salah, saya yang ngebut tapi, ini SIM saya ada kok pak, STNK juga ada, semuanya masih berlaku." Kata saya.

Aahh sudahlah, lain kali kau hati hati naik motor, jangan kayak tadi ugal-ugalan hampir saya tadi kamu tabrak." Kata si bapak.

"Iya pak maaf, saya tidak ugal-ugalan lagi, pelan-pelan saja kalau naik motor." maaf ya pak.

Nah gitu kau, kalau salah ya salah sajalah, tidak usah kau nyolot, ngotot, tau dirilah." Kata si Bapak

Iya pak, terimakasih nasehatnya,"kata saya.

Motor si bapak distater dan berlalu dengan santainya, tinggal saya menatap si bapak sambil geleng kepala dan mengelus dada, lalu menghela napas.

Ya sudahlah, sabar saja.

Peristiwa ini mungkin sering terjadi dan dialami namun kita harus menahan diri, sabar dan mengalah.

-----

Sabar, sabar, sabar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun