Sekitar bulan Januari-Februari lalu di balikpapan lagi musim buah Elai (Lai), buah ini bentuknya sangat mirip dengan durian, sepintas orang akan menyangka bahwa buah elay ini adalah buah durian. Buah ini di Balikpapan banyak ditemui tumbuh di kawasan hutan tropis sungai Wain, dan juga banyak tersebar di wilayah Kalimantan Timur lainnya.
Ketika lagi musim panennya buah elay ini harganya saat ini berkisar antara 25.000 Rupiah sampai 35.000 Rupiah, namun kalau sedang tidak musim, harganya bisa mencapai 70.000 Rupiah.
Yang pernah saya rasakan ketika makan buah elay ini rasanya juga mirip dengan durian dan juga ada rasa nangkanya juga, bisa dibilang perpaduan rasa dari keduanya.
Nah yang sangat membedakan dengan durian adalah ke khasan warna buahnya, aroma buahnya, serta kekerasan isi buahnya. Warna buah elay adalah agak oranye dan terkadang kuning, kalau durian warnanya putih dan isinya lembut.
Pikir saya akan sulit, karena pasti akan tertahan dibandara karena aromanya, namun saya tak habis akal, kenapa juga waktu itu terlintas dalam benak saya untuk tetap membawakan oleh-oleh tersebut.
Ada satu akal saya kala itu yaitu elay yang sudah dikupas, isinya saya bungkus di beberapa plastik es batu sekitar 3 lapis, kemudian saya tempatkan di sebuah wadah tupperware dan saya bungkus lagi dengan kardus bekas aqua gelas yang saya cutter setengahnya dan dilakban, jadi bisa ditenteng dengan tas plastik besar.
Kakak ipar sempat ragu juga kalo tertahan dibandara, namun saya bilang dicoba saja dulu, nasib-nasibanlah pikir saya. Alhasil ternyata lolos juga sampai naik pesawat dan akhirnya kakak ipar saya dan keluarga bisa menikmati oleh-oleh khas buah elay dari Balikpapan.
***** *
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H