Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Redup

3 Maret 2019   20:03 Diperbarui: 3 Maret 2019   20:10 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kutatap langit disore hari, Yang redup tanpa cahya benderang, seperti diriku yang sedang sedih, diriku kini meredup sepi.

Akankah semua ini menjadi luka yang dalam dihati ini, kau pergi tinggalkan diriku, kiniku meredup sepi.

Kini ku terdiam, kini ku terhempas, kapankah ada satu bintang terang untukku, yang bersinar indah dalam hidupku, kapankah ada bulan yang benderang cahyanya menerangi hatiku yang kini terus meredup.

Kapankah kau datang oh sayang, kapankah kau datang oh cinta, aku disini terus menunggu dirimu datang kepadaku,karena tanpamu diriku meredup sepi.

Datanglah padaku oh sayang, datanglah padaku oh cinta, aku menunggu dirimu datang kepadaku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun