Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Gadget pada Pola Komunikasi Anak

15 Februari 2019   07:37 Diperbarui: 15 Februari 2019   08:09 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Orangtua lebih fokus pada kesibukannya masing-masing dengan dunia masing-masing.  Ayah, yang seharusnya menjadi panutan dalam keluarga sibuk dengan handphone dalam rangka mengurus pekerjaannya,  Ibu, yang seharusnya menjadi tempat curahan hati sang anak juga sibuk dengan kegiatannya sendiri. Komunikasi yang berjalan antara ayah, inu dan anak hanya bersifat normatif saja.

Kesibukan orangtua seperti ini  tentu saja berpengaruh pada pola pengasuhan anak. Kondisi mental anak sangat mungkin  terganggu. Anak akan merasa disisihkan, diabaikan, atau tidak diperhatikan. Akibatnya, tidak jarang  di era modern ini banyak anak yang semakin apatis dengan lingkungan di sekelilingnya. Ia bersikap apatis karena dia merasa telah diacuhkan oleh kedua orangtuanya yang semestinya memberikan perhatian. 

Timbul perasaan "buat apa aku peduli kalau aku saja tidak dipedulikan oleh orangtuaku". Rasa keterikatan dalam keluarga yang semakin memudar secara tidak langsung juga mempengaruhi  pola komunikasi, begitu juga sebaliknya. Komunikasi yang "ala kadarnya" tanpa menyentuh esensi menjadi komunikasi yang hambar.

Semakin hari anak-anak semakin sulit untuk berinteraksi dengan berkomunikasi dengan lingkungan, bahkan dengan lingkungan terdekatnya. Hal ini disebabkan oleh, satu, semakin renggangnya intensitas  komunikasi yang baik antara orangtua dan dua, sejak usia dini anak-anak yang telah berteman akrab dengan handphone, sehingga larut  dengan dunianya sendiri,  anak-anak semakin jarang berinteraksi dengan teman sebayanya, dimana seyogyanya bermain dan berinteraksi adalah  merupakan kebutuhan dasar anak-anak. Lapangan tempat  bermain sekarang semakin lengang, jarang  dikunjungi oleh anak-anak.

Biarkan anak-anak kita bermain dengan kawan sebayanya, karena dengan bermain inilah anak-anak belajar untuk bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya. Dunia anak adalah dunia bermain.  Semakin sering anak bersosialisasi maka semakin tinggi rasa percaya dirinya. Bermain bersamapun akan membuat anak belajar untuk  peduli dengan sesama dan tidak bersifat apatis dengan lingkungan di sekitarnya.

Dunia anak adalah dunia yang indah yang tidak akan pernah terulang kembali, oleh karena itu menjadi kewajiban kita sebagai orangtua untuk lebih memperhatikan pola-pola pengasuhan yang baik pada anak. Pola pengasuhan yang komunikatif, serta bersifat dialogis akan membuat anak merasa dicintai.

Pola pengasuhan anak yang tepat akan membuat relasi antara orangtua dan anak semakin erat.  Biarkan anak-anak tumbuh dan berkembang  tanpa ada pengaruh negative dari gadget. Orangtua tetap perlu untuk memberikan batasan serta aturan  yang jelas kepada anak. 

Selalu libatkan anak dalam pengambilan keputusan dalam setiap langkah hidupnya, sehingga sedari kecil anak sudah mempunyai rasa tanggung jawab kepada dirinya dan kepada keluarganya.

Anak adalah harta yang paling berharga bagi setiap orangtua dan merupakan titipan dari Tuhan. Oleh karena itu sudah seharusnya kita memberikan yang terbaik dari kita untuk selalu mendidik dan menjaganya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun