Mohon tunggu...
Sigid PN
Sigid PN Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru, dan Pegiat Literasi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Opening Ceremony KBMN PGRI Gelombang 31

22 April 2024   22:10 Diperbarui: 22 April 2024   22:20 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak terasa Kelas Belajar Menulis Nusantara (KBMN) PGRI sudah memasuki Gelombang 31. Untuk acara Opening Ceremony KBMN PGRI dilaksanakan pada hari Minggu, 21 April 2024 dan kelas/pertemuan pertama dilaksanakan esok harinya yaitu Senin, 22 April 2024. Pada Opening Ceremony tersebut, saya yang diberikan amanah oleh Tim Solid Om Jay/Fasilitator KBMN PGRI menjadi Ketua Pelaksana KBMN PGRI Gelombang 31 diberikan kesempatan oleh Panitia untuk memberikan sambutan. 

Supaya ada jejak literasi, maka apa yang saya sampaikan dalam Opening Ceremony tersebut saya tuliskan juga di blogg yang sudah hampir menjadi sarang "laba-laba", begitu candaan Om Jay Founder KBMN PGRI kalau tahu blogg teman-teman TSO jarang atau tidak terjamah dalam kurun waktu yang lama. Nah, di bawah ini adalah point yang saya sampaikan saat acara Opening Ceremony KBMN PGRI Gelombang 31.

Poto Dok. Sigid PN
Poto Dok. Sigid PN

Ijin memperkenalkan diri, saya Sigid Purwo Nugroho, alumni KBM PGRI Gelombang 23 dan Ketua Pelaksana KBMN PGRI Gelombang 31. Bapak/ibu guru, pada dasarnya pendidikan bergerak secara dinamis menyesuaikan dengan keadaan yang terus bertransformasi begitu cepat. Kita sebagai guru harus dapat mengantisipasi serta membaca arah perubahan tersebut, termasuk dalam menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya sesuai amanah Undang-Undang.

Oleh karena itu, guru harus konsisten menjaga komitmen untuk selalu menjadi pembelajar sepanjang hayat agar tetap dapat memiliki kompetensi yang kekinian, dapat beradaptasi dengan kemajuan jaman, perubahan kurikulum, dan kemajuan teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pembelajaran. Menurut saya, peran guru di kelas memang tidak akan pernah dapat tergantikan oleh teknologi, tetapi guru yang tidak memahami teknologi maka lambat laun dia akan ditinggalkan oleh murid-muridnya.

Poto Dok. Sigid PN
Poto Dok. Sigid PN

Disamping itu pemerintah dalam hal ini Kemendikbud Ristek sedang terus berupaya untuk meningkatkan literasi peserta didik. Literasi tidak hanya identik dengan kegiatan membaca, tetapi juga menulis, berbicara, dan menyimak atau mendengarkan. Nah, ketika dulu saya menerima informasi terkait dibukanya kelas menulis PGRI Gelombang 23, saya sangat antusias sekali. Saya ingin belajar dan mendalami tentang menulis, kemudian saya ingin mengaplikasikannya di sekolah dalam rangka untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah melalui literasi.

Kemudian saya bergabung di WA grup Kelas Belajar Menulis PGRI Gelombang 23. Saya sadar apabila saya hanya menyimak saja obrolan grup, maka saya tidak akan mendapatkan apa-apa, jangankan wawasan, pertemanan pun tidak akan saya dapati. Oleh karena itu, saya selalu menyimak materi dan berupaya menjadi yang pertama mengirimkan tugas resume digrup agar segera mendapatkan umpan balik dari Narasumber maupun Moderator untuk kemudian saya refleksikan serta saya perbaiki. Setelah beberapa pertemuan saya lewati, akhirnya saya dipilih oleh TSO dan teman-teman peserta untuk menjadi Ketua Kelas.

Poto Dok. Sigid PN
Poto Dok. Sigid PN

Melalui Kelas Belajar Menulis PGRI Gelombang 23 terbitlah buku perdana saya yang berjudul "Guru Motivator Literasi Digital". Saya sangat senang sekali ketika saya diberikan kesempatan untuk bergabung di TSO hingga saat ini. Sebelumnya saya hanya menulis di beberapa surat kabar cetak dan online, tapi setelah mengikuti Kelas Belajar Menulis PGRI saya tertarik untuk berkarya melalui buku, baik itu buku solo maupun buku antologi. Ada 6 karya buku antologi yang saya kuratori sendiri berkolaborasi dengan bunda Kanjeng, diantaranya Suka Duka Menuju ASN, Guru Bijak Wujudkan Merdeka Belajar, Penerapan Pembelajaran Berdiferensiasi Di Kelas, serta Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Di Sekolah. Kini saya kembali sedang menyelesaikan pembuatan buku antologi bertema pembelajaran berdiferensiasi dan ingin menuntaskan pembuatan buku solo yang naskahnya hampir satu tahun tersimpan di laptop.

Mungkin hanya itu yang dapat sampaikan, mohon maaf bila banyak kekurangan, tidak ada niat untuk menggurui tetapi murni untuk berbagi. Tetap semangat dan konsisten untuk belajar sepanjang hayat. Tergerak, bergerak, dan menggerakkan demi perkembangan literasi di Indonesia. Salam literasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun