Mohon tunggu...
Muhamad Sigid Safarudin
Muhamad Sigid Safarudin Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Seniman Otodidak,Art Teacher,Pemilik Rumput Rumah Seni Batam, just simple person :D

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Batam & Permasalahan Kemacetan

26 Maret 2014   23:26 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:25 504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam Wikipedia disebutkan bahwa yang dimaksud dengan kemacetan adalah situasi atau keadaan tersendatnya atau bahkan terhentinya lalu lintas yang disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan melebihi kapasitas jalan. Arnolt dan Small (1994:446) menyatakan bahwa kemacetan merupakan salah satu wabah yang melanda masyarakat modern di kota-kota besar. Sementara itu Hardjono (2011:19) menyatakan bahwa banyak sekali permasalahan yang berhubungan dengan kemacetan. Sejak dikembangkannya Batam sebagai basis logistik dan operasional untuk industri minyak dan gas bumi oleh pertamina pada tahun 1970 sampai dengan sekarang ini Batam sudah mengalami pertumbuhan yang luar biasa. Seperti kota-kota lain yang mulai berkembang Batam mulai merasakan dampak kemacetan terutama pada jam-jam sibuk dan di hari-hari libur. Tetapi apa sebenarnya penyebab kemacetan yang terjadi di Batam?

1.Pertumbuhan penduduk

Semakin tinggi jumlah penduduk maka semakin tinggi pula kebutuhan akan ruang kota, oleh karena itu faktor penduduk menjadi salah satu kontribusi terbesar bagi terbentuknya aktivitas perkotaan (Qoriatul Husna, 2009 dalam Sari, 201:16).  Sari (2011:21) menjelaskan lebih lanjut bahwa jumlah penduduk yang terus meningkat berakibat pula terhadap meningkatnya jumlah pergerakan atau mobilitas masyarakat dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidupnya. Demikian juga yang terjadi di Batam berdasarkan data statistik BP Batam jumlah penduduk Batam dari tahun 2003 berjumlah 500.000 jiwa berkembang menjadi 1.250.000 jiwa di tahun 2012. Dan pertumbuhan tenaga kerja dari sekitar 150.000 jiwa di tahun 2003 menjadi sekitar 300.000 jiwa di tahun 2012. Sedangkan menurut data BKPM jumlah penduduk Batam di tahun 2009 sebanyak 953.487 jiwa berubah menjadi 992.425 jiwa di tahun 2011. Menurut Kadisduk Kota Batam pertumbuhan penduduk kota Batam mengalami pertumbuhan sebesar 14% setiap tahunnya. Tidak bisa dipungkirin dengan pertambahan pertambahan penduduk yang cukup pesat maka akan menyebabkan kebutuhan transportasi yang lebih banyak lagi dan menjadi kontribusi kemacetan.

2.Pertumbuhan Industri

Dengan makin bertambahnya perusahaan  perusahaan yang ada di Batam seperti sebuah gula yang menarik semut. Menurut Setijadji ( 2006:14) menjelaskan bahwa sebuah industri identik dengan sebuah aktifitas yang melibatkan banyak tenaga kerja, dan mobilitas dari kegiatan industri. Bagaimana jadinya jika dalam satu wilayah terdapat lebih dari satu industri? Dapat dipastikan arus transportasi yang menggunakan sarana dan prasarana yang ada akan semakin padat dan menyebabkan kemacetan. Sari (2011:16) menyebutkan bahwa terdapat berbagai macam aktivitas yang menjadi ciri perkotaan, antara lain permukiman, industri, komersial, dan lain-lain. Demikian juga dengan Batam yang semakin berkembang menjadi kota industri. Hakim (2012) dalam Kompasasiana menyebutkan tentang pertumbuhan industri yang sangat pesat di Batam dimana pada tahun 2007 pemerintah menetapkan Batam, Bintan dan Karimun (BBK) di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) sebagai kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas atau Free Trade Zone (FTZ) yang diresmikan oleh Presiden SBY di kawasan Wisata Coastarina Batam Centre pada hari Senin, 19 Januari 2009.FTZ yang menjadi magnet bagi investor selama periode 2009-2010 penanaman modal asing (PMA) FTZ BBK sebesar US$ 585.171.980 dan jumlah proyek sebanyak 224 proyek. Dengan pertumbuhan daerah industri tarnsportasi menuju dan keluar daerah industri akan semakin padat dan menjadi simpul-simpul baru kemacetan. Tidak hanya lalu lintas sepeda motor, mobil karyawan tetapi ditambah lagi dengan kendaraan perusahaan, truk, bus dan trailler-tariler yang memuat container.

3.Pertumbuhan kepemilikan sepeda motor dan mobil

Berdasarkan data dari BPS jumlah kendaraan bermotor menurut jenis selama tahun 2012 untuk mobil penumpang sebanyak 10.432.259 unit , bus sebanyak 2.273.821 unit, truk sebanyak 5.286.061 unit dan sepeda motor sebanyak 76.381.183 unit. Sehingga akumulasi jumlah kendaraan bermotor sebanyak 94.373.324 unit. Dari catatatan Samsat Kepri, jumlah kendaraan yang melenggang di jalanan Kepri sampai dengan 30 Juni 2013 masing-masing; roda dua ada 776.343 unit dan roda empat ada 259.843 unit. Jumlah kendaraan bermotor terbesar ada di Kota Batam yakni roda dua ada 413.986 unit dan roda empat ada 216.248 unit. Menurut Kasubditregident Ditlantas Polda Kepri, AKBP Andri Sudarmadi (Batampos, 2013) mengatakan bahwa rata-rata pertumbuhan kendaraan di Batam lebih besar dibanding daerah lain dengan pertumbuhan sepeda motor rata-rata 5.000 unit per bulan dan mobil baru 500-600-an unit per bulan. Sedangkan jumlah kendaraan baru jenis CBU (car built up) di Batam menyumbang kontribusi pertumbuhan sebesar 15 persen dari total kendaraan yang ada (ATPM dan CBU, red).Ardi (2012) menjelaskan bahwa paada tahun 2007, jumlah kendaraan bermotor yang beredar di Batam mencapai sekitar 204.000 unit. 80 ribu di antaranya sepeda motor sedangkan sisanya mobil pribadi, minibus, carry, truk, bus pariwisata dan trailer. Itu belum termasuk sekitar 5.000-an mobil ilegal alias bodong yang tidak membayar pajak sehingga tidak terdaftar di Samsat. Samsat Polda Kepri, menginformasikan bahwa setiap tahun sejak 2007 hingga November 2010, kendaraan roda dua maupun roda empat bertambah sekitar 12 ribu unit. Itu artinya setiap bulan sekitar 600 unit kendaraan baru terdaftar di Samsat atau sekitar 30-an unit per hari. Total kendaraan bermotor yang beredar terhitung 2007 sampai November 2010 dan terdaftar di Samsat mencapai sekitar 236.000 unit.Pertumbuhan jumlah penduduk yang membutuhkan transportasi untuk berangkat dan pulang kerja memicu semakin bertambahan permintaan transportasi khususnya sepeda motor dan transportasi umum lainnya. Tetapi karena jumlah transportasi umum yang jumlahnya lebih sedikit dengan jangkauan yang terbatas banyak pekerja pada khususnya dan masyarakat umum yang memilih untuk membeli sepeda motor sendiri.

4.Pertumbuhan pemukiman-pemukiman baru

Jaja Roeslim Ketua DPD REI  (Tanjungpinangpos, 2012) mengatakan bahwa pertumbuhan properti di Batam cukup tinggi yaitu diatas pertumbuhan nasional yang hanya 7 persen. Sedangkan di Batam pertumbuhannya sekitar 9 persen. Dalam satu bulan puluhan perusahaan pengembang (developer) mampu membangun hingga 1.200 unit rumah setiap bulan atau sekitar 15 ribu unit setiap tahun. Batam Dalam Angka menyebutkan bahwa rumah susun yang tersedia di Kota Batam sampai dengan tahun 2006 sebanyak 27 (dua puluh tujuh) unit twin blok terdiri dari 1.956 unit yang mampu menampung 8.080 orang pekerja. Pembangunan rumah susun tersebut dilakukan oleh Pemerintah Pusat, Otorita Batam, Perumnas, Jamsostek serta Pemerintah Kota Batam. Sedangkan pada tahun 2006 dibangun 1 unit rumah susun yang berasal dari dana APBN, dan pada tahun 2007 dibangun sebanyak 1 unit dari dana APBD Kota Batam. Berdasarkan data dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Batam, pertumbuhan jumlah penduduk Batam mencapai 100 ribu jiwa per tahun. Dimana data terakhir di bulan Maret mencapai 1,17 juta jiwa dengan rata-rata pertumbuhan penduduk 10-13 ribu jiwa per bulan.


Dengan bertambahnya pemukiman penduduk berarti akan menambah simpul-simpul baru kemacetan menuju jalan utama yang tidak bias terhindarkan lagi. Sebagai contoh dari arah Batu Aji menuju Kawasan Industri batamindo Muka Kuning yang sebelum tahun 2009 bisa ditempuh dalam waktu dibawah 30 menit sekarang ditempuh dalam waktu lebih dari 30 menit karena dibangunnya perumahan-perumahan baru sepanjang jalan menuju muka kuning dan dapat dibayangkan simpul kemacetan baru yang terjadi. Simpul kemacetan dari arah Batu Aji menuju Muka Kuning yaitu  Perempatan Genta Satu, Depan SP, Simpang Barelang, TOP 100, Simpang DAM dan ABB Muka Kuning.

5.Pertumbuhan kendaraan yang tidak disertai dengan pertumbuhan sarana dan prasarana jalan.

Batampos (2012) menyebutkan bahwa Batam cepat atau lambat akan mengalami kemacetan parah bila tidak adanya penambahan ruas jalan baru. Sebagai contoh pertumbuhan motor per bulannya ada 5000 unit, maka diperlukan jalan sepanjang 468, 75 meter (m) dalam satu bulan dengan asumsi jalan protokol lebar 8 m. Jika dihitung panjang sepeda motor 1,5 m dan lebarnya 0,5 m maka diperlukan 16 motor untuk memenuhi bahu jalan protokol tersebut. (5000 unit /16 unit x 1,5 m = 468, 75 m). Sehingga Batam sedikitnya butuh jalan baru dalam setahun sepanjang 5,6 km untuk sepeda motor. Sedangkan untuk menampung mobil sebanyak 600 unit per bulan dibutuhkan jalan sepanjang 600 meter per bulan atau 7,2 km. Ardi (2012) mengatakan bahwa untuk mengatasi itu perlu ada sinergitas antara stake holder yang berkepentingan karena kemacetan merupakan salah satu indikasi kemajuan yang ada. Lebih jauh Ardi (2012) menyebutkan bahwa hingga akhir tahun 2009, tercatat panjang jalan yang ada di Kota Batam sepanjang 1.087,78 Km, dengan kondisi 851,24 km dalam keadaaan baik, 156,51 km kondisi sedang, 55,59 km kondisi rusak dan dalam kondisi rusak berat 24,44 km (Batam dalam angka 2010). Sedangkan Lembaga Masyarakat Peduli Keselamatan Transportasi (MPKT) Batam, mencatat bahwa setiap tahunnya, pertumbuhan kendaraan berkisar antara 5-7 % sedangkan pertumbuhan prasarana jalan hanya sebesar 0,1%. Dengan kata lain jika arus kendaraan yang melewati jalan telah melampaui kapasitas jalan tentu akan menimbulkan kemacetan.Batamtoday (2012) juga menyebutkan bahwa faktor peningkatan jumlah kendaraan yang tak berimbang dengan fasilitas jalan yang ada di Batam, menjadi salah satu faktor tingginya jumlah kecelakaan lalu lintas

6.Perbaikan jalan

Dalam isukepri.com (2012) dijelaskan bahwa perbaikan infrastruktur jalan semakin menambah arus kemacetan lalu lintas kendaraan dimana terjadi penumpukan kendaraan di lokasi sekitar perbaikan infrastruktur jalan terutama pada saat jam-jam tertentu, seperti berangkat dan pulang kerja.Sementara Batampos.com (2013) juga memberitakan kemacetan panjang terjadi pada tanggal 13 Mei 2013 sejak pukul 16.30 WIB  karena adanya perbaikan ruas jalan Gajah Mada dekat jembatan penyeberangan di Tiban Kampung.Batamtoday.com (2013) juga memberitakan arus kendaraan dari depan Puskesmas Tanjunguma menuju Hotel Pacific, maupun dari Hotel Novotel menuju Pasar Angkasa menjadi lambat dengan menumpuknya kendaraan mengantre untuk melewati akses jalan yang rusak parah. Dalam Wikipedia menyebutkan salah satu penyebab terjadinya kemacetan dikarenakan adanya perbaikan jalan. Banyaknya infrastruktur jalan yang rusak dan pengerjaan infrastruktur jalan di jam –jam sibuk menjadi faktor penyebab kemacetan.

7.Kecelakaan lalu lintas

Data statistik BPS menginformasikan pada tahun 2012 jumlah kecelakaan laulintas yang terjadi adalah sebanyak 117.949 kasus kecelakaan . ANTARA News memberitakan bahwa angka kecelakaan di Kota Batam Provinsi Kepulauan Riau tergolong tinggi akibat ketaatan masyarakat terhadap peraturan lalulintas masih kurang. Sejumlah kendaraan merayap menembus kemacetan yang disebabkan oleh dua unit kendaraan roda 4 terlibat kecelakaan di area Southlink sekitar pukul 15.50 WIB yaitu sekitar 4 meter dari jalan aspal melewati Southlinks Country Club diberitakan oleh Tribun Batam (2014). Tanjungpinangpos (2013) memberitakan sejak 2 Oktober 2013 hingga 12 Oktober 2013 tercatat 29 kecelakaan lalu lintas dan 13 di antaranya meninggal dunia, 20 luka berat, dan 26 luka ringan. Angka kecelakaan yang bertambah juga menjadi factor penyebab terjadinya kecelakaan . Karena terjadinya kecelakaan di jalan raya akan menyebabkan terhentinya arus lalu lintas

8.Bencana Alam (hujan, Banjir, tanah longsor)

Haluankepri.com (2013) memberitakan bahwa pada saat banjir menggenangi jalan raya di depan Kampung Tembesi Sayur menyebabkan arus lalulintas dari Batuaji menuju Mukakuning dan sebaliknya macet total.Lebih jauh diberitakanSelain menimbulkan kemacetan panjang juga membuat para pekerja  terpaksa berjalan kaki untuk menyeberangi arus air tersebut.Wikipedia menyebutkan bahwa dengan terjadinya banjir pengendara akan memperlambat laju kendaraannya atau bahkan berhenti yang dapat menyebabkan terjadinya kemacetan.

Wacana pemerintah pembangunan monorel, jalan bebas hambatan, infrastruktur jalan dan berbagai macam angkutan masal baru bisa dinikmati masyarakat dalam rentang waktu beberapa tahun kedepan. Dan juga belum tentu dapat mengatasi kemacetan lalu lintas yang terjadi. Sehingga jangan heran jika kemacetan menjadi makanan sehari-hari masyarakat Batam. Karena masih banyak faktor-faktor lain yang menjadi sumber kemacetan tetapi tidak berkaitan dengan sarana dan prasarana yang ada seperti human behaviour dan demonstrasi yang menjadi hal biasa dan sering terjadi di Batam. Selamat datang di Batam yang penuh dengan kemacetan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun