Mohon tunggu...
Sifra Jemima Sahara Putri
Sifra Jemima Sahara Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Jember

Sifra Jemima merupakan mahasiswa jurusan Hubungan Internasional Univeritas Jember. Memiliki ketertarikan dalam mempelajari fenomena global, mulai dari persoalan politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Beberapa hobi yang dimiliki oleh Sifra adalah menonton film dan membaca buku fiksi.

Selanjutnya

Tutup

Financial

Runtuhnya Bretton Woods System: Transformasi Sistem Moneter Internasional

29 Maret 2024   10:15 Diperbarui: 29 Maret 2024   10:24 898
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by David McBee: https://www.pexels.com/photo/bitcoins-and-u-s-dollar-bills-730547/ 

Pernahkah Anda mendengar istilah "Bretton Woods System"? Istilah ini merupakan salah satu konsep yang sangat dikenal di kalangan ekonomi, karena memainkan peran penting dalam sejarah perkembangan sistem moneter internasional. Mari kita ketahui lebih jauh mengenai apa itu Bretton Woods System.

Awal Kemunculan Bretton Woods System

Bretton Woods System muncul pada tahun 1944 melalui konferensi Bretton Woods yang diadakan di New Hampshire, Amerika Serikat. Sistem ini lahir sebagai respons terhadap situasi ekonomi internasional yang hancur pasca Perang Dunia II. Tujuan dari adanya sistem Bretton Woods adalah untuk mendorong stabilitas nilai tukar antar uang, memperkuat keberadaan sistem moneter internasional, dan mendukung keseimbangan neraca pembayaran antarnegara.

Bretton Woods System sendiri didasarkan pada penentuan nilai tukar tetap terhadap dolar AS, yang nilainya terikat dengan emas. Sistem ini menetapkan dolar AS sebagai mata uang cadangan utama dunia, dengan nilai tetap terhadap emas sebesar $35 per ons. Dalam hal ini, negara-negara yang tergabung dalam sistem sepakat untuk mempertahankan nilai tukar mata uang mereka dalam kisaran tertentu terhadap dolar AS.

Penerapan sistem Bretton Woods berhasil membawa negara-negara dalam kawasan internasional bangkit dari keterpurukan ekonomi. Selain itu, sistem ini juga sukses memulihkan stabilitas ekonomi dunia dengan menjamin kepercayaan terhadap mata uang internasional dalam melakukan perdagangan internasional.

Runtuhnya Bretton Woods System 

Di balik suksesnya Bretton Woods System dalam menangani dampak ekonomi pasca Perang Dunia-II, sistem ini tetap mengalami banyak tantangan dalam penerapannya. Beberapa faktor yang menjadi kelemahan sistem ini hingga menuju pada kegagalan adalah:

1. Minimnya Fleksibilitas

Salah satu kelemahan yang menjadi faktor penyebab kegagalan Bretton Woods System adalah kurangnya fleksibilitas. Seiring dengan penerapannya, sistem ini dilihat kurang fleksibel terhadap perubahan pasar yang dinamis. Hal ini dikarenakan nilai tukar yang terikat tidak dapat cepat beradaptasi dengan perubahan kondisi pasar, seperti perubahan dalam kekuatan ekonomi, deflasi, atau inflasi. Kelemahan ini pada akhirnya membuat sistem Bretton Woods menjadi rentan terhadap ketidakseimbangan ekonomi yang muncul di antara negara-negara terlibat.

2. Defisit Neraca Pembayaran AS

Saat itu, Amerika Serikat sebagai kekuataan ekonomi terbesar mulai menghadapi deficit neraca pembayaran yang meningkat setelah pertengahan tahun 1960-an. Defisit ini terutama disebabkan oleh pengeluaran secara besar-besaran untuk mendanai Perang Vietnam dan beberapa program kesejahteraan seperti Great Society. Defisit ini berakibat pada penimbunan dolar AS sebagai cadangan devisa oleh negara-negara lain, yang kemudian menempatkan tekanan pada cadangan emas Amerika Serikat, karena negara-negara lain memiliki hak untuk menukar dolar mereka dengan emas sesuai dengan nilai yang ditetapkan. Defisit ini berujung pada terjadinya inflasi besar-besaran dan membawa sistem Bretton Woods kepada kegagalan.

3. Menurunnya Kepercayaan Terhadap Dolar dan Emas

Menjelang pertengahan tahun 1960-an, timbul ketidakpastian mengenai kemampuan Amerika Serikat untuk mempertahankan nilai tukar dolarnya terhadap emas. Defisit dan inflasi yang terus meningkat menimbulkan kekhawatiran di banyak negara bahwa AS tidak akan sanggup memenuhi kewajiban untuk menukar dolar dengan emas pada harga tetap $35 per ons. Hal ini memicu spekulasi dan penarikan dolar dari cadangan emas AS, sehingga melemahkan posisi AS dalam menjaga nilai tukar dolarnya terhadap emas. Kondisi ini membuat kepercayaan negara-negara lain menurun terhadap sistem ini.

Faktor-faktor di atas menjadi penyebab runtuhnya sistem Bretton Woods pada tahun 1971, dimana Amerika Serikat mengakhiri kemampuan untuk menukar dolar dengan emas pada nilai tetap.

Image by xb100 on Freepik
Image by xb100 on Freepik

Keruntuhan Bretton Woods System: Awal Kemajuan dalam Sistem Moneter Internasional 

Runtuhnya Bretton Woods System tidak hanya menyisakan dampak buruk dalam sistem moneter internasional, melainkan membawa sebuah kemajuan baru. Kegagalan sistem tersebut memberikan pelajaran berharga tentang fleksibilitas dan adaptabilitas dalam merancang sistem keuangan global. Salah satu perubahan yang paling signifikan adalah pergeseran dari nilai tukar tetap (fixed exchange rate) ke nilai tukar mengambang (floating exchange rate). Perubahan ini dinilai lebih fleksibel dan responsif terhadap dinamika pasar.

Keruntuhan sistem Bretton Woods menghilangkan kewajiban untuk menetapkan nilai tukar tetap terhadap dolar AS dan emas. Ketidakterikatan ini membuat negara-negara bebas menentukan nilai tukar mata uang mereka berdasarkan mekanisme pasar, atau yang dikenal sebagai floating exchange rate. Dalam sistem nilai tukar mengambang, nilai tukar mata uang ditentukan oleh kekuatan pasar, berdasarkan pada permintaan dan penawaran di pasar valuta asing. Hal ini memberikan fleksibilitas yang lebih besar bagi negara-negara untuk menyesuaikan nilai tukar mereka sesuai dengan kondisi ekonomi dan perubahan pasar yang dinamis.

Selain itu, sistem ini juga dapat membantu mengurangi ketegangan antara negara-negara dan meminimalkan spekulasi valuta asing. Dengan memungkinkan nilai tukar untuk berfluktuasi secara alami sesuai dengan kondisi pasar, tekanan untuk intervensi mata uang asing dapat berkurang dan mengurangi potensi konflik serta ketidakstablian ekonomi. Nilai tukar yang lebih fleksibel juga dapat merangsang perdagangan internasional dan menciptakan peluang baru untuk pertumbuhan ekonomi global.

Perubahan ini membawa sistem moneter internasional pada sebuah kemajuan yang masih bisa kita lihat penerapannya hingga saat ini. Di balik kegagalan sistem Bretton Woods dalam menciptakan stabilitas ekonomi global, tersisa pelajaran yang berharga dalam mengembangkan perekonomian global yang lebih baik.

Referensi:

Standar Emas dan Penciptaan Sistem Keuangan. (n.d.). https://accounting.binus.ac.id/2021/11/09/standar-emas-dan-penciptaan-sistem-keuangan/

Kilas Balik Faktor Kegagalan Bretton Woods System, Moneter Internasional Pertama. (n.d.). Kumparan. Retrieved March 29, 2024, from https://kumparan.com/felix-broson-manurung/kilas-balik-faktor-kegagalan-bretton-woods-system-moneter-internasional-pertama-21JG5bSqHM2/full

World Gold Council. (n.d.). The Bretton Woods System. World Gold Council. https://www.gold.org/history-gold/bretton-woods-system

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun