1. Pengurangan Tarif dan Hambatan Perdagangan
Pemerintah Indonesia perlu terlibat secara aktif dalam mengurangi tariff impor dan hambatan perdagangan lainnya yang dapat membatasi akses produk pertanian Indonesia ke pasar internasional. Upaya ini dapat mencakup negosiasi perjanjian perdagangan bilateral dan multilateral dan kebijakan perdagangan domestik. Beberapa upaya ini dapat dilihat pada penerapan AFTAÂ (ASEAN Free Trade Area), dan komitmen terhadap AoA WTO dalam mengurangi hambatan tariff.
2. Pengembangan Infrastruktur Pertanian
Selain mengurangi hambatan tariff dan perdagangan, pengembangan infrastruktur pertnaian juga menjadi salah satu aspek yang tidak kalah penting. Investasi dalam infrastruktur pertanian seperti jaringan irigasi, jalan, dan fasilitas penyimpanan serta distribusi merupakan hal yang sangat penting untuk meningkatkan daya saing produk pertanian Indonesia.
3. Peningkatan Kualitas dan Standar
Memastikan bahwa produk pertanian Indonesia memenuhi standar kualitas internasional juga merupakan langkah penting untuk memperluas pangsa pasar internasional. Pemerintah dapat memberikan dukungan kepada petani dalam hal pelatihan, sertifikasi, dan penerapan praktik pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
4. Pemberdayaan Petani
Petani merupakan aktor penting dalam perdagangan pertanian di Indonesia. Oleh karena itu, pemberdayaan petani melalui pendidikan, pelatihan, dan akses ke teknologi adalah kunci untuk meningkatkan daya saing dan produktivitas mereka. Program ini dapat berupa pelatihan pengelolaan pertanian yang efisien, penerapan teknologi pertanian modern, dan diversifikasi usaha pertanian.
5. Penguatan Ketahanan Pangan
Selain berfokus pada ekspor dan perluasan pasar pertanian global, liberalisasi perdagangan juga harus dibarengi dengan upaya peningkatan ketahanan pangan domestik. Hal ini bertujuan untuk memperkuat produksi lokal dengan mendukung akses pasar bagi petani lokal, dan mengurangi ketergantungan pada impor pangan.
6. Kolaborasi dengan Pihak Asing