Mohon tunggu...
Sifa Nurul apriliyani
Sifa Nurul apriliyani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menjalankan aktivitas dengan keikhlasan yang akan menuntun kita pada kedamaian.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Maraknya Kondisi Stunting di Indonesia, Upaya Apa yang Dapat Pemerintah Lakukan?

8 Juli 2023   21:06 Diperbarui: 8 Juli 2023   21:28 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perbaikan gizi perlu di perhatikan. hal ini dikarenakan mereka akan berperan penting sebagai generasi muda untuk menentukan generasi selanjutnya yang sehat dengan kondisi yang baik, untuk menentukan kehidupan negaranya di masa depan. itulah alasan mengapa pentingnya generasi muda untuk sadar akan stunting.  

akibat dari stunting pertumbuhan anak menjadi terhambat dan tinggi badannya lebih kecil dari teman sebaya-nya, menurut kementerian kesehatan, stunting tidak hanya mempengaruhi pertumbuhan fisik anak saja. 

Tetapi juga mempengaruhi perkembangan otak, daya pikir, dan juga dapat mempengaruhi keterampilan,kekreativitasan dan keberhasilan di sekolah maupun di lingkungannya.

"Presiden joko widodo telah menargetkan angka prevalensi stunting di Indonesia di tahun 2024 turun menjadi 14 persen".  Menurut data surve status gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, prevalensi stunting masih menginjak angka 21,6 persen.-dikutip dari balipuspanews.com

Lalu apa saja program resmi pemerintah dalam penanganan stunting?
Mengacu Peraturan Presiden No. 42 Tahun 2013 tentang Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi, ada 13 kementerian yang sesuai tugas pokok dan fungsinya melakukan pencegahan stunting. Pemerintah sampai tahun 2019, menetapkan 160 Kabupaten/Kota yang menjadi daerah prioritas penanganan stunting yang melingkupi 1.600 desa.

Upaya pemerintah mencegah stunting dilakukan melalui program,pertama Peningkatan Gizi Masyarakat melalui program Pemberian makanan tambahan (PMT) untuk meningkatkan status gizi anak. Kementerian Kesehatan merilis, 725 ribu ibu hamil yang mendapatkan PMT untuk ibu hamil dan balita kurus di Papua dan Papua Barat, Surveilans Gizi pada 514 Kabupaten/Kota dan Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) pada 514 Kabupaten/Kota.

Kedua, Sanitasi berbasis Lingkungan melalui peningkatan kualitas sanitas lingkungan di 250 desa pada 60 Kabupaten/Kota, dengan target prioritas pada desa yang tingkat prevalensi stuntingnya tinggi.

 Ketiga, anggaran setiap desa dalam program ini sebesar 100 juta, dengan target minimal 20 KK terlayani jamban individu sehat dan cuci tangan pakai sabun dan kebijakan yang menyasar kepada warga miskin agar ada perubahan perilaku.

Keempat, pembangunan infastruktur. Pemerintah membangun infrastruktur air minum dan sanitasi untuk meningkatkan kualitas hidup manusia, salah satunya mencegah stunting. 

Dalam kurun waktu empat tahun pemerintah telah membangun Instalansi Pengolahan Air Limbah (IPAL), Tempat Pengolahan Air (TPA), dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas).

Stunting atau kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis menahun sejak dari awal kehamilan. Stunting berdasarkan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskedas) Tahun 2018 mengalami penurunan sebesar 6,4 persen. Dari angka 37,2 persen (Tahun 2013) menjadi 30,8 persen (Tahun 2018).

Data terbaru dari pemerintah, balita dengan stunting yang tinggi masih banyak di pedesaan, namun angkanya berbeda tipis dengan perkotaan. Sejauh ini, hanya ada satu provinsi yang tidak mengalami Gizi Kronik atau stunting yaitu DKI Jakarta.sumber berita: Reynas Abdila (Tribunnews.com)

 Maka dari itu pentingnya peran generasi muda sangat di butuhkan karenanya apa yang kita perbuat dan konsumsi sekarang ini akan mempengaruhi generasi muda yang akan datang nantinya.

Langkah pencegahan pada anak sebelum usia 2 tahun.
1. memberikan asi eksklusif pada bayi sampai berusia 6 bulan.
2. memantau perkembangan anak dan rutin membawa ke posyandu.
3. memberikan mpasi yang bergizi dan kaya akan protein hewani untuk bayi yang berusia diatas 6 bulan.
4. imunisasi secara berkala.
5. perilaku hidup bersih dan sehat.
 
 Stunting juga dapat terjadi pada ibu hamil, stunting mulai terjadi pada ibu hamil saat janin masih dalam kandungan yang disebabkan oleh asupan  makanan ibu hamil yang kurang bergizi untuk untuk ibu hamil. 

Karenannya gizi yang di dapat si janin di dalam kandungan tidak terpenuhi/tercukupi dengan baik. Kurangnya gizi akan menghambat pertumbuhan bayi dan terus berlanjut setelah kelahiran.

Pencegahan stunting yang terjadi pada ibu hamil. Pentingnya menjaga kesehatan saat hamil selama Sembilan bulan. Pencegahannya di lakukan dengan cara:

1. mengkonsumsi makanan yang bergizi.
2. mengkonsumsi vitamin ibu hamil/prenatal.
3. banyak minum air putih.
4. rutin berolahraga.
5. tidak meminum alkohol dan merokok.

stunting pada anak di sebabkan oleh beberapa faktor seperti, faktor genetik, kurangnya asupan nutrisi saat di kandungan dan setelah lahir dan kurangnya kesadaran orang tua akan tumbuh kembang sang anak.

Gizi yang baik adalah gizi yang seimbang, oleh karena itu menurut saya penting unttuk anak memiliki nutrisi yang cukup di dalam tumbuh kembangnya anak. Karena mereka anak mempunyai peran penting untuk memutuskan rantai stunting dimasa depan.

Solusi yang dapat di jalankan seperti upaya pemerintah untuk mencegah stunting di Indonesia, memperbaiki kebutuhan gizi anak. Untuk itu, diperlukan peran penting dalam mencapai tujuan yang di capai untuk mengurangi stunting di mulai dari lingkungan keluarga. 

Keluarga harus memiliki kesadaran untuk memprioritaskan pemenuhan asupan gizi anak-anaknya, dan selalu membersikan lingkungan sekitarnya, Yang kemungkinan besar mempengaruhi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun