3.Kendala relasi bisnis berupa produsen bunga yang masih sedikit, dapat diatasi dengan memperbanyak penawaran kerja sama kepada para produsen bunga dengan tidak terfokus pada satu daerah, tapi mencoba untuk mencari link di berbagai daerah sesuai dengan bunga yang diberdayakan, agar selain mendapatkan harga bunga yang lebih murah, juga dapat mengantisipasi kehabisan stok bunga pada satu produsen dengan adanya pilihan alternatif.
G.Resiko dalam Usaha
Bisnis wedding organizer (WO) memiliki beberapa risiko yang harus diperhatikan dan dikelola dengan baik untuk menjaga kelancaran operasional dan keberlangsungan usaha. Berikut beberapa risiko yang umum terjadi dalam bisnis WO:
1.Risiko Operasional
•Koordinasi Acara: Wedding organizer harus mengelola banyak elemen seperti venue, catering, dekorasi, sound system, dan jadwal acara. Kesalahan dalam koordinasi bisa menyebabkan ketidaktepatan waktu atau kualitas acara yang buruk.
•Masalah Logistik: Pengiriman barang-barang penting (dekorasi, bunga, peralatan) yang terlambat atau rusak dapat berdampak buruk pada acara.
•Tenaga Kerja: Keterbatasan jumlah atau kompetensi staf pada hari-H bisa mempengaruhi kelancaran pelaksanaan acara.
2. Risiko Keuangan
•Pembatalan Klien: Pembatalan acara oleh klien mendadak bisa menyebabkan kerugian besar, terutama jika pembayaran belum sepenuhnya diterima.
•Overbudget: Wedding organizer perlu menyeimbangkan anggaran dengan permintaan klien. Jika salah mengelola anggaran, biaya yang dihabiskan bisa melampaui anggaran yang disepakati.
•Fluktuasi Harga: Kenaikan harga bahan-bahan atau layanan eksternal (seperti dekorasi, makanan, dll) secara tiba-tiba bisa mempengaruhi keuntungan bisnis WO.
3. Risiko Reputasi
•Feedback Negatif: Kesalahan atau ketidaksempurnaan dalam mengelola acara bisa menghasilkan ulasan negatif yang dengan cepat menyebar di media sosial, merusak reputasi bisnis.
•Masalah Kepuasan Pelanggan: Tidak semua klien memiliki harapan yang sama, dan ketidakpuasan pada kualitas layanan bisa berpengaruh pada rekomendasi dari mulut ke mulut.
4
. Risiko Hukum
•Kontrak dengan Klien dan Vendor: Jika kontrak tidak dibuat dengan baik, permasalahan hukum bisa muncul antara WO dan klien atau vendor. Misalnya, terkait pembatalan, penalti, atau perubahan mendadak dalam kesepakatan.
•Perizinan dan Regulasi: Terkadang venue pernikahan memerlukan izin tertentu, dan jika tidak dipenuhi, hal ini bisa menyebabkan pembatalan atau denda.
5. Risiko Cuaca dan Keadaan Tak Terduga
•Cuaca Buruk: Jika pernikahan diadakan di luar ruangan, cuaca yang tidak mendukung dapat merusak keseluruhan acara. WO harus siap dengan rencana cadangan.
•Pandemi atau Bencana Alam: Seperti yang terlihat selama pandemi COVID-19, acara besar seperti pernikahan bisa dibatalkan atau ditunda karena regulasi pemerintah, yang berdampak pada kelangsungan bisnis WO.
6. Risiko Teknis
•Masalah Teknologi: Peralatan seperti sound system, lighting, atau proyektor yang rusak bisa mengganggu jalannya acara.
•Kegagalan Komunikasi: Salah komunikasi antara tim WO dengan klien atau vendor bisa mengakibatkan miskomunikasi yang berdampak pada hasil acara.
7. Risiko Persaingan
•Kompetisi Tinggi: Industri wedding organizer biasanya memiliki banyak pesaing, terutama di kota-kota besar. Ini bisa menurunkan margin keuntungan dan mempersulit mendapatkan klien, terutama jika pesaing menawarkan harga lebih rendah atau layanan tambahan yang lebih menarik.
Untuk mengelola risiko-risiko ini, wedding organizer bisa menerapkan beberapa langkah seperti membuat kontrak yang solid dengan klien dan vendor, menyediakan rencana cadangan (backup plan) untuk menghadapi kendala tak terduga, dan melakukan komunikasi yang intensif dengan semua pihak yang terlibat.
Implementasi manajemen risiko yang baik akan membantu wedding organizer mengurangi potensi kerugian dan meningkatkan kepercayaan klien
H.Kesimpulan
1.Hasil analisis SWOT dihasilkan delapan stretegi. Adapun alternatif- alternatif strategi bagi Alfian Wedding Organizer adalah sebagai berikut :
a.Melakukan perluasan pangsa pasar.
b.Memelihara kualitas mutu produk.
c.Melakukan inovasi produk dan jasa.
d.Memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan promosi.
e.Melakukan pengendalian yang mengacu pada kontrol biaya.
f.Menambah alat transportasi dan SDM yang profesional.
g.Melakukan evaluasi pemasaran.
h.Membentuk SDM khusus yang menangani bagian pemasaran dan keuangan.
2.Bisnis wedding organizer menghadapi berbagai risiko yang perlu dikelola dengan baik untuk menjaga kelangsungan usaha dan memastikan kualitas pelayanan. Risiko-risiko tersebut mencakup:
a.Risiko Operasional, seperti koordinasi acara yang buruk dan masalah logistik, yang dapat menyebabkan keterlambatan atau ketidaksempurnaan acara.
b.Risiko Keuangan, seperti pembatalan acara oleh klien secara mendadak, overbudget, atau fluktuasi harga yang tidak terkendali, yang dapat berdampak negatif pada profitabilitas.
c.Risiko Reputasi, termasuk ulasan negatif dari pelanggan yang tidak puas, yang bisa menyebar cepat di media sosial dan mempengaruhi citra bisnis.
d.Risiko Hukum, seperti kontrak yang tidak jelas atau tidak sesuai regulasi, yang bisa berujung pada sengketa dengan klien atau vendor.
e.Risiko Cuaca dan Keadaan Tak Terduga, seperti cuaca buruk atau bencana alam yang dapat mengganggu acara, terutama jika diadakan di luar ruangan.
f.Risiko Teknis, terkait dengan peralatan yang tidak berfungsi, seperti sound system atau proyektor yang rusak, yang bisa merusak pengalaman klien.
g.Risiko Persaingan, di mana banyaknya kompetitor bisa menurunkan margin keuntungan atau mempersulit untuk mendapatkan klien baru.
Untuk mengatasi risiko-risiko ini, wedding organizer perlu memiliki strategi mitigasi yang mencakup persiapan rencana cadangan, komunikasi efektif dengan klien dan vendor, serta penanganan keuangan dan kontrak yang bijak. Dengan pendekatan manajemen risiko yang baik, usaha WO dapat mengurangi potensi kerugian dan memastikan kelancaran operasional acara
I.Saran
Saran strategi yang tepat untuk dijalankan oleh Alfian Wedding Organizer adalah :
1.Rama Shinta Wedding Organizer sebaiknya melakukan strategi perluasan pangsa pasar, strategi ini merupakan strategi jangka panjang, strategi yang harus dilakukan seperti memperluas wilayah pemasaran yang tadinya hanya terfokus pada satu kecamatan diperluas kebeberapa kecamatan, karena dengan adanya perluasan pangsa pasar maka akan semakin banyak target konsumen yang akan didapat, bersamaan dengan itu volume penjualan akan meningkat seiring semakin luasnya pangsa pasar yang dituju.
2.Rama Shinta Wedding Organizer sebaiknya memelihara kualitas mutu produk, strategi ini merupakan strategi jangka panjang yang dimaksudkan untuk menjaga serta meningkatkan mutu produk melalui kontrol kualitas produk yang disewakan, seperti melakukan perawatan produk dan melaukan pengecekan berkala sebelum produk disewakan. agar dapat menjaga kepuasan konsumen terhadap produk atau jasa yang diberikan oleh perusahaan. Sehingga akan menambah loyalitas konsumen.
3.Rama Shinta Wedding Organizer sebaiknya melakukan strategi inovasi produk dan jasa. Strategi ini merupakan strategi jangka pendek yang harus terus dilakukan perusahaan. Inovasi jasa dapat dilakukan dengan memperbaiki jasa pelayanan yang di tawarkan kepada konsumen untuk memberikan hasil akhir yang memuaskan untuk meningkatkan loyalitas konsumen. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara memberikan produk yang berkualitas, memberikan pelayanan yang profesional yang dapat mengikuti trend yang terus berkembang, seperti tampilan dekorasi serta makeup yang dapat memberikan kesan yang memuaskan bagi konsumen.