Di dunia sekarang ini, terkait erat dengan persaingan dalam kehidupan, munculnya sifat-sifat individualistis, egois dan materialistis tercermin dalam bentuk ketakutan, kecemasan, stres dan depresi.
Melihat kenyataan yang telah mencapai puncak kenikmatan materi ini justru berbanding terbalik dengan apa yang diharapkan, yaitu menghadapi ketakutan. Berbagai masalah ini seringkali berdampak buruk pada kesehatan mental seseorang dan menyebabkan penyakit mental bahkan kejiwaan.
Jika ukuran kebahagiaan dan kegembiraan adalah kekayaan kekayaan dan kegembiraan materi yang bersifat sementara dan tidak memuaskan, maka hal-hal seperti itu mengosongkan hidup.
Ini juga menyebabkan kemiskinan jiwa, sehingga orang tidak seimbang dalam hidup mereka.
Dalam krisis mental ini, beberapa umat Islam muncul berusaha untuk mengatasinya. Mereka adalah orang-orang yang berusaha menyeimbangkan kebutuhan fisik dan mental dalam hidupnya.
Tujuan hidup muslim adalah untuk beribadah kepada Allah SWT.
Dengan kata lain, kita fokus untuk beribadah hanya kepada Allah SWT dan mengelola semua aspek dan aspek kehidupan di dunia ini secara fisik dan mental sesuai dengan kehendak Allah SWT sebagai individu yang terlibat.
Mereka harus selalu beribadah , baik di Harik maupun sebagai anggota masyarakat dalam hubungannya dengan teman sebayanya.
Kedamaian pikiran adalah sumber kebahagiaan. Kecuali jiwanya tidak terdapat tenang atau tenteram, individu tidak akan mengalami kebahagiaan. Hakikat perjalanan hidup yang kita jalani adalah semakin jauh kita melangkah, semakin banyak masalah yang datang silih berganti.
Saat ini, banyak orang dan kelompok yang melakukan kegiatan peringatan dalam kehidupan sehari-hari mereka dengan tujuan untuk meningkatkan ketenangan pikiran dan moral mereka. Keutamaan ingatan adalah bahwa pikiran itu damai dan jernih.
Dengan cara ini, apa pun yang dilakukan, terutama dalam moral. Islam mengajarkan perlunya keseimbangan antara dunia dan akhirat dalam arti bahwa baik dunia maupun akhirat harus berjuang secara setara.
Untuk menyeimbangkan hidup Anda, Anda perlu memperhatikan tidak hanya kebutuhan lahiriyah (jasad) tetapi juga kebutuhan rohaniyah (spiritual). Sebagai seorang muslim yang memenuhi kebutuhan spiritualnya dalam berbagai cara, termasuk ibadah.
Hubungan dengan Psikologi:
Darajat menggambarkan bahwa dan orang yang tenang jiwanya , , dianggap orang sehat secara mental dengan beberapa ciri antara lain:
- Kesehatan Mental adalah penghindaran gejala gangguan kejiwaan (neurosis) dan gejala psikosis (psikosis) pada orang.
- Kesehatan Jiwa adalah kemampuan dari menjadi , menyesuaikan dengan diri sendiri, orang lain, dan masyarakat serta lingkungan tempat ia tinggal.
- Tentang Kesehatan Mental adalah Pengetahuan, dan Tindakan , menggunakan semua peluang dan kemungkinan potensi, bakat, dan pembawaan sebanyak mungkin, sehingga membawa kebahagiaan diri dari orang lain
- Tujuannya adalah untuk membuat orang lain bahagia. Jadi kesehatan mental, fungsi, jiwa, dan memiliki kemampuan, menghadapi masalah, menghadapinya, untuk melahirkan ketenangan jiwa dan kebahagiaan pada dirinya (Darajat, 1991)
Sejalan dengan itu, maka ketenangan jiwa sendiri tidak terlepas dari janji Allah SWT.
Sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an:
الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَىِٕنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللّٰهِ ۗ اَلَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَىِٕنُّ الْقُلُوْبُ ۗ
28. (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.
Oleh karena itu, Al-Qur'an memberikan petunjuk kepada umat manusia dan memberikan solusi untuk berbagai masalah yang dihadapi oleh orang yang berbeda termasuk kondisi psikologis . Termasuk tuntunan islam agar manusia merasakan ketenangan hati dan kedamaian maka diperintahkan untuk mengingatkan kita kepada Allah SWT.
Dzikir adalah jalan pikiran untuk mendekati Allah SWT untuk menemukan ketenangan dan kedamaian di dunia dan kehidupan setelahnya (akhirat). Dzikir juga merupakan teknik untuk mengembangkan keyakinan (iman) yang menambah nilai positif bagi kehidupan. Seperti halnya Dzikir yang dilakukan dengan rasa syukur, menanamkan jiwa yang tentram dan damai, Dzikir merasakan kedamaian dalam jiwanya dan selalu sesuai akan ajaran yang dibawa Rasulullah SAW.
Menurut Al-Ghazali, pemahaman linguistik tentang ingatan dapat diingat, tetapi dalam istilah , atau usaha, sebenarnya adalah gagasan, pikiran dan perhatian orang dewa . Dan . Dzikir ini bertujuan untuk mengubah seluruh karakter manusia, menarik perhatian utama dari dunia yang sudah dicintai ke dunia yang sama sekali tidak dikenal (akhirat).
Karena kini fokus manusia sekuler (terfofokus pada dunia). Sehingga dengan mudah melupakan Tuhan mereka. Di sisi lain, selama iamemusatkan memperhatian kepada Allah, hanya ada sedikit ruang untuk setan menggodanya . Zikir memiliki awal dan akhiran, dan zikir pertama membangkitkan perasaan uns yang berarti keintiman, keakraban, kehangatan hubungan dan cinta. Dan akhirnya, dzikir disebabkan oleh perasaan uns dan cinta itu sendiri, dan bersumber dari keduanya.
Daftar Pustaka:
Sari, A. E. (2015). Pengaruh Pengamalan Dzikir terhadap Ketenangan Jiwa di Majlisul Dzakirin Kamulan Durenan Trenggalek.
cihat Nawawi, S. (2021). Rahasia Ketenangan Jiwa dalam Al-Qur'an. MAGHZA: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir, 6(1), 30-46.
Burhanuddin, B. (2020). Zikir Dan Ketenangan Jiwa (Solusi Islam Mengatasi Kegelisahan dan Kegalauan Jiwa). Jurnal Mimbar: Media Intelektual Muslim Dan Bimbingan Rohani, 6(1), 1-25.
Materi ini disampaaikan pula dalam bentuk video:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H