Mohon tunggu...
Mohamad Sifak
Mohamad Sifak Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Hukum Keluarga Islam, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Meningkatkan Kepedulian terhadap Pertumbuhan Anak Bangsa melalui Sosialisasi Stunting-Parenting oleh Mahasiswa UIN Malang di Desa Putukrejo

13 Januari 2025   23:58 Diperbarui: 14 Januari 2025   00:04 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(10/01/2025 - 11/01/2025) Mahasiswa KKM (Kuliah Kerja Mahasiswa) Kelompok 54 UIN Maulana Malik Ibrahim Malang telah melaksanakan kegiatan program kerja sosialisasi stunting-parenting di TK RA Dewi Masithoh 06 dan TK Dharma Wanita Persatuan Desa Putukrejo, Kecamatan Kalipare, Kabupaten Malang.

Sosialisasi Stunting-Parenting merupakan salah satu program kerja utama yang digaungkan oleh kampus yang bertujuan untuk mengatasi serta mencegah adanya stunting dengan cara parenting atau pola asuh orang tua yang baik terhadap anak di Desa Putukrejo ini. Mengutip dari website Kemenkes RI, stunting merupakan masalah kurang gizi kronis yang menyebabkan tinggi badan anak rendah dari rata-rata untuk usianya atau lebih mudahnya stunting adalah rendahnya tinggi badan anak dari rata-rata di usianya dikarenakan kurangnya nutrisi yang diperlukan dalam jangka waktu yang lama. Adapun parenting merupakan pola asuh orang tua yang menjadi proses dasar di mana seorang anak didampingi dan diarahkan selama seluruh fase pertumbuhannya melalui perawatan, perlindungan, dan bimbingan dalam setiap tahap perkembangan menuju kehidupan yang baru.

Stunting-parenting merupakan satu kesatuan yang dimana keduanya memiliki hubungan yang sangat erat. Perilaku seorang ibu memiliki peranan yang sangat penting dalam proses pengasuhan, karena anak memerlukan perhatian dan dukungan dari orang tua untuk mendukung perkembangan mereka. Agar anak mendapatkan asupan gizi yang baik, orang tua perlu memiliki pengetahuan yang memadai tentang cara memberikan makanan yang bergizi dan seimbang. Pola pengasuhan orang tua sangat berkaitan dengan perilaku dan kebiasaan dalam keluarga, terutama dalam aspek pemberian makanan untuk bayi dan balita. Hal ini mencakup pemberian ASI yang tidak optimal, terutama berupa pemberian ASI non eksklusif, serta penyediaan makanan pendamping ASI yang terbatas dari segi jumlah, kualitas, dan variasinya.

Sosialisasi ini melibatkan beberapa pihak seperti bidan desa, para guru dari masing-masing TK, serta mahasiswa KKM Kelompok 54 UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, yang membawakan beberapa materi seperti:

  • Pemahaman Stunting beserta Penyebabnya. Para peserta sosialisasi yaitu wali murid diberikan penjelasan mengenai apa itu stunting serta penyebab dari stunting itu sendiri, seperti kurangnya asupan gizi, pola makan yang tidak seimbang, kebersihan lingkungan yang buruk, serta pola asuh orang tua yang kurang baik.
  • Pentingnya Pola Asuh yang Tepat. Ditekankan bahwa pendekatan pengasuhan yang mencakup pemberian ASI eksklusif, pengenalan makanan pendamping ASI (MPASI) yang bergizi, dan stimulasi psikososial memiliki peranan yang sangat krusial dalam mencegah stunting.
  • Praktik Hidup Sehat. Edukasi juga meliputi pentingnya menjaga kebersihan pribadi dan lingkungan, yang mencakup praktik mencuci tangan dengan benar serta konsumsi air yang bersih.

Sosialisasi Stunting-Parenting di TK Dharma Wanita Persatuan Desa Putukrejo (archieved by elfavour)
Sosialisasi Stunting-Parenting di TK Dharma Wanita Persatuan Desa Putukrejo (archieved by elfavour)

Dalam sosialisasi ini, salah satu peserta mengajukan pertanyaan, yakni "Bagaimana caranya kita sebagai orang tua menyikapi pola asuh di era digital ini sedangkan anak mungkin lebih pintar daripada orang tua?" Para pemateri menerima pertanyaan tersebut dengan sangat baik serta memberikan penjelasan, yaitu "Sebagai orang tua harus melakukan pengawasan terhadap apapun yang dilakukan oleh anak dalam ponselnya, karena ditakutkan si anak melihat konten-konten yang seharusnya tidak dilihat oleh seumurannya. Kemudian, jika anak lebih pintar dari orang tua itu tidak mengapa justru orang tua harus memberikan dukungan penuh kepada anak dan memberikan afirmasi positif seperti "Wah, kamu pintar sekali. Tahu darimana seperti itu? Ajarin Ibu dong." Hal tersebut dapat meningkatkan kepercayaan diri si anak.

Kegiatan sosialisasi ini diharapkan mampu memberikan pengaruh positif bagi warga Desa Putukrejo dan daerah sekitarnya. Pemerintah desa dibantu dengan tenaga kesehatan desa bertekad untuk terus melaksanakan sosialisasi serupa guna menurunkan angka stunting dan membentuk generasi yang sehat serta berdaya saing tinggi. Melalui kolaborasi antara pemerintah desa, tenaga kesehatan, dan masyarakat, upaya pencegahan stunting melalui parenting tidak hanya menjadi sebuah ide, tetapi benar-benar menjadi tindakan konkret demi masa depan anak-anak bangsa yang lebih baik.

Writer: Mohamad Sifak

Editor: Mohamad Sifak

Ikuti keseruan kami lainnya di:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun