Mohon tunggu...
Sifa Fauziah
Sifa Fauziah Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu Rumah Tangga

Ibu Mikhayla Syahidah Sumadireja

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Stay Safe dengan SiKasep

6 Juni 2020   06:55 Diperbarui: 6 Juni 2020   07:08 782
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Untuk memudahkan masyarakat  memperoleh rumah bersubsisi, Kementerian PUPR merilis aplikasi SiKasep (sumber: ppdpp.id)

Pernah suatu ketika Wakil Bupati Bandung Barat Hengky Kurniawan mengunggah informasi tentang rumah bersubsidi di akun Instagram pribadinya. Kebetulan lokasinya di sekitar Padalarang, klop dengan impian kami. Suami pun mencari informasi lebih rinci. Lalu sigap melayangkan permohonan sesuai persyaratan yang diminta. Tapi sampai detik ini tidak pernah ada info lanjutan. Kami berpikir simpel saja, mungkin memang belum rejekinya.

Sebenarnya ibu menyodorkan opsi alternatif. Yakni membangun rumah tumbuh secara pelan-pelan. Tanahnya sendiri sudah tersedia dari hasil bagi waris, tak jauh dari rumah ibu. Tapi suami menampik usulan ibu dengan halus. Membangun rumah sendiri juga perlu dana awal yang tidak kecil. Memang kami punya sedikit tabungan, namun jumlahnya pasti tak akan cukup untuk dana awal membangun rumah tumbuh. Lebih realistis jika dijadikan uang muka KPR.

Tak putus harapan, suami mulai rajin mencari informasi tentang pameran perumahan. Salah satu yang kami agendakan untuk dikunjungi adalah Gebyar Rumah Jabar 2020. Sedianya Pameran Perumahan Jawa Barat ini dihelat pada 15-19 April 2020 di Miko Mall, Bandung. Namun karena wabah Corona, diundur jadi 24-28 Juni 2020. Itu pun belum pasti. Panitia masih harus melihat perkembangan status terkait wabah. Padahal kami berharap banyak pada pameran tersebut, mengingat skalanya yang terbesar di Jawa Barat. Pasti banyak info tentang rumah yang kami idamkan.

Bukan hanya gagal menghadiri pameran, 'sepak terjang' suami dalam berburu rumah idaman praktis tidak lagi leluasa karena adanya anjuran social dan physical distancing, kemudian dilanjut pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pada awal Mei lalu. Pernah pada satu siang di hari Ahad, suami maksa berangkat ke daerah Cimahi untuk menindaklanjuti info mengenai rumah dijual. Namun pulang dengan tangan hampa karena warga menutup akses ke tempat yang dituju.

SiKasep

There's a will, there's a way. Di saat pandemi Covid 19 memaksa kita meminimalisasi pergerakan di luar rumah, tiba-tiba suami mendapat informasi lomba menulis tentang aplikasi SiKasep di akun Instagram @daribaliklensa. Awalnya kami sama sekali tidak tertarik dengan lomba menulisnya. Fokus kami tetap pada rencana mencari rumah. Kami pun mendalami SiKasep via google.

Termakan informasi hasil googling, tak butuh waktu lama bagi kami untuk memutuskan langkah selanjutnya. Tanpa pikir panjang, kami meluncur ke Play Store guna mengunduh aplikasi SiKasep. Registrasi agar bisa mengoperasikan SiKasep sangat gampang. Kita hanya diminta memasukkan nama, membuat kata sandi, NIK, NPWP, jumlah pendapatan, nomor hape, dan dipungkas dengan foto close up sambil memegang KTP. Semua data itu secara otomatis akan direkam Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan (PPDPP). Kita bisa memeriksa apakah sudah terdaftar atau belum dengan menekan tombol foto profil. Bila sudah, akan muncul ID Registrasi berupa angka 16 digit.

Voila, ibarat anak kecil dapat mainan baru, hampir seharian itu suami intens membuka-buka SiKasep. Keinginan punya rumah sendiri rupanya sudah sedemikian menggebu. Hasil beberapa jam buka-buka SiKasep, suami langsung mendapatkan beberapa alternatif rumah. Lokasinya pun sesuai dengan idaman kami, yakni di sekitar Padalarang.

Sebelum bersepakat melakukan pengajuan, kami terlebih dahulu mencari tahu apa itu PPDPP, Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), juga tak lupa mengikuti akun Instagram resminya. Info yang diperoleh sudah lebih dari cukup bagi kami untuk memutuskan melakukan pengajuan kredit.

Harapan mendapatkan rumah idaman membumbung tinggi ketika melihat data dari laman ppdpp.id mengenai Realisasi FLPP Berdasarkan Jenis Pekerjaan dalam kurun 2010-2020. Benar-benar memihak golongan yang bekerja di sektor swasta seperti kami. Semula kami mengira program KPR FLPP bakal lebih banyak memihak PNS dan anggota TNI/Polri seperti program-program pemerintah lainnya. Kenyataannya, data ppdpp.id menunjukkan, kalaupun realisasi untuk dua golongan itu digabungkan, jumlahnya hanya 16,08%. Jauh di bawah golongan swasta yang mencapai 73,13%. Bahkan pada semester pertama 2020, realisasi untuk kalangan swasta sudah mencapai 38.782 unit atau lebih dari dua per tiga realisasi di tahun sebelumnya yang berada di angka 54.126 unit.

Demikian halnya data Realisasi FLPP Berdasarkan Gaji Pokok. Secara total dalam kurun 2010-2020, klaster pendapatan Rp 1,5 juta sampai Rp 2,5 juta memang menunjukkan angka realisasi paling tinggi, yakni 44,01% (data ppdpp.id per 29 Mei 2020). Namun sejak 2014, golongan pendapatan Rp 2,5 juta sampai Rp 3,5 juta per bulan justru menjadi klaster penerima realisasi FLPP paling besar. Data ini lagi-lagi merupakan angin segar buat suami yang punya pemasukan Rp 3,5 juta tiap bulan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun