Sikap (attitude) adalah pernyataan-pernyataan evaluatif  baik menyenangkan atau tidak menyenangkan mengenal objek, orang atau peristiwa. Mereka merefleksikan bagaimana perasaan kita tentang sesuatu. Untuk secara penuh memahami sikap, kita harus memperhatikan karakteristik atau komponen dasarnya.
Komponen Utama Dari Sikap
• Komponen kognitif dari sikap—deskripsi atau keyakinan tentang sesuatu.
• Komponen afektif adalah perasaan atau bagian emosional dari suatu sikap.
• Komponen perilaku dari sikap menggambarkan niat untuk memperlakukan seseorang atau sesuatu dengan cara tertentu
Apakah Perilaku Selalu Mengikuti Sikap?
Sikap mempengaruhi perilaku, dan ada hubungan sebab akibat antara sikap dan perilaku, yaitu sikap yang dimiliki individu menentukan perilakunya. Namun, penelitian terbaru menunjukkan pentingnya dan memperkuat keyakinan asli Festinger bahwa variabel berkorelasi dapat meningkatkan hubungan ini.
1. Variabel sedang
Variabel yang terkait dengan perilaku sikap terkuat adalah:
A. Pentingnya sikap
b. Korespondensi perilaku
C. aksesibilitasnya
d. Adanya tekanan sosial
e. Apakah ada yang pernah mengalami langsung sikap ini?
2. Teori kesadaran diri
Teori persepsi diri adalah sikap yang digunakan setelah melakukan sesuatu untuk memahami perilaku yang telah terjadi. Ketika individu ditanya tentang sikap mereka dan tidak memiliki keyakinan atau perasaan yang kuat, teori persepsi diri menyatakan bahwa mereka cenderung menanggapi secara wajar.
Apa Sikap Kerja Utama
Sikap kerja mencakup evaluasi positif atau negatif karyawan terhadap aspek-aspek lingkungan kerja mereka. Sebagian besar penelitian perilaku organisasi melihat pada tiga sikap: kepuasan kerja, keterlibatan kerja, dan komitmen organisasi. Beberapa sikap penting lainnya adalah penekanan pada dukungan dan partisipasi organisasi.
Penelitian dalam perilaku organisasi berhubungan dengan tiga sikap :
1. Kepuasan kerja adalah perasaan positif tentang pekerjaan seseorang, yang merupakan hasil evaluasi terhadap karakteristiknya.
2. Keterikatan kerja merupakan ukuran sejauh mana individu secara psikologis mendukung pekerjaannya dan melihat tingkat kinerja yang dicapai sebagai bentuk harga diri yang penting.
3. Komitmen organisasi adalah syaratnya
Karyawan berdiri untuk organisasi tertentu dan tujuan dan keinginan untuk mempertahankan keanggotaan organisasi.
4. Dukungan organisasi yang dirasakan (POS) adalah sejauh mana karyawan menganggap bahwa organisasi menghargai kontribusi mereka dan peduli dengan kesejahteraan mereka.
5. Employee engagement, yaitu tingkat keterikatan, kepuasan dan antusiasme yang dimiliki individu terhadap pekerjaan yang dilakukannya.
Kepuasan Kerja
Bagaimana kita mengukurnya?
Dua pendekatan dapat digunakan untuk mengukur kepuasan kerja, penilaian tunggal umum dan nilai akhir yang disajikan terdiri dari beberapa aspek pekerjaan. Metode penilaian tunggal umumnya hanya meminta individu untuk menjawab pertanyaan tentang kepuasan kerja dalam skala numerik menurut mereka. Dan cara lainnya, yaitu dengan menunjukkan aspek akhir dari pekerjaan tersebut, mengidentifikasi elemen-elemen penting dalam pekerjaan tersebut, dan menanyakan kepada karyawan bagaimana perasaan mereka terhadap setiap pekerjaan.
Apa Yang Memunculkan Kepuasaan Kerja?
Kepuasan kerja dipengaruhi oleh banyak faktor seperti pekerjaan itu sendiri, kompensasi, promosi, pengawasan dan rekan kerja. Namun, kepuasan kerja tidak hanya tentang kondisi kerja. Kepribadian juga berperan. Studi telah menunjukkan bahwa orang dengan kepribadian negatif umumnya kurang puas dengan pekerjaan mereka.
Dampak Pekerja Yang Puas Dan Tidak Puas Terhadap Tempat Kerja
Sebuah kerangka teoritis dalam memahami konsekuensi dari ketidakpuasan, yaitu:
• Keluar(exit), Perilaku yang ditujukan untuk meninggalkan organisasi, termasuk mencari posisi baru dan mengundurkan diri
• Aspirasi(voice), Secara aktif dan konstruktif berusaha memperbaiki kondisi, termasuk menyarankan perbaikan, mendiskusikan masalan dengan atasan, dan beberapa beberapa bentuk aktivitas serikat kerja.
• Kesetiaan(loyality), Secara pasif tapi optimistis menunggu membaiknya kondisi, termasuk membela organisasi ketika berhadapan dengan kecaman eksternal dan mempercayai organisasi dan manajemennya untuk melakukan hal yang benar.
• Pengabdian(neglect), Secara pasif membiarkan kondisi menjadi lebih buruk, termasuk ketidakhadiran atau keterlambatan yang terus-menerus, kurangnya usaha dan meningkatkan angka kesalahan.
Cara Mengukur Kepuasan Kerja
Dua pendekatan dapat digunakan untuk mengukur kepuasan kerja, penilaian tunggal umum dan nilai akhir yang disajikan terdiri dari beberapa aspek pekerjaan. Metode penilaian tunggal umumnya hanya meminta individu untuk menjawab pertanyaan tentang kepuasan kerja dalam skala numerik menurut mereka. Dan cara lainnya, yaitu dengan menunjukkan aspek akhir dari pekerjaan tersebut, mengidentifikasi elemen-elemen penting dalam pekerjaan tersebut, dan menanyakan kepada karyawan bagaimana perasaan mereka terhadap setiap pekerjaan.
Apa Yang Memunculkan Kepuasaan Kerja?
Kepuasan kerja dipengaruhi oleh banyak faktor seperti pekerjaan itu sendiri, kompensasi, promosi, pengawasan dan rekan kerja. Namun, kepuasan kerja tidak hanya tentang kondisi kerja. Kepribadian juga berperan. Studi telah menunjukkan bahwa orang dengan kepribadian negatif umumnya kurang puas dengan pekerjaan mereka.
Dampak Pekerja Yang Puas Dan Tidak Puas Terhadap Tempat Kerja
Sebuah kerangka teoritis dalam memahami konsekuensi dari ketidakpuasan, yaitu:
• Keluar(exit), Perilaku yang ditujukan untuk meninggalkan organisasi, termasuk mencari posisi baru dan mengundurkan diri
• Aspirasi(voice), Secara aktif dan konstruktif berusaha memperbaiki kondisi, termasuk menyarankan perbaikan, mendiskusikan masalan dengan atasan, dan beberapa beberapa bentuk aktivitas serikat kerja.
• Kesetiaan(loyality), Secara pasif tapi optimistis menunggu membaiknya kondisi, termasuk membela organisasi ketika berhadapan dengan kecaman eksternal dan mempercayai organisasi dan manajemennya untuk melakukan hal yang benar.
• Pengabdian(neglect), Secara pasif membiarkan kondisi menjadi lebih buruk, termasuk ketidakhadiran atau keterlambatan yang terus-menerus, kurangnya usaha dan meningkatkan angka kesalahan.