Apakah Anda pernah memperhatikan anak dengan durasi fokus yang sangat singkat, cenderung ingin bergerak ke sana kemari, serta sulit untuk dikendalikan? Bisa jadi ia adalah anak yang memiliki ADHD, atau bahasa yang sering kita dengar hyperactive. Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) adalah kondisi medis yang diderita oleh 5.29% anak di dunia. Di Indonesia sendiri kondisi ini mempengaruhi 5-10% anak usia sekolah, angka yang cukup besar bukan?
Sampai saat ini belum diketahui secara pasti apa penyebab dari ADHD. Gejala umum yang ditimbulkan anak ADHD antara lain : anxiety (kecemasan), depresi, dan kekacauan kepribadian.
Sayangnya, hingga saat ini belum ada pengobatan yang dapat menyembuhkan ADHD, namun ada beberapa terapi efektif yang bisa dilakukan di rumah untuk membantu.
So, sangatlah penting-bagi orang tua untuk memahami cara mengaplikasikan terapi yang tepat pada ruang belajar anak ADHD, guna membantu mereka mengikuti pelajaran dengan lebih baik. Berikut adalah tips merancang ruang belajar anak ADHD, yang bisa Anda terapkan dengan mudah di rumah:
- Sediakan Fasilitas Fidgeting
Bagi anak ADHD terkadang kunci untuk fokus pada suatu pekerjaan adalah dengan mengalihkan perhatian ke hal lain. Dr. William Dodson mengatakan bahwa orang yang menderita ADHD bukan berarti kekurangan fokus atau perhatian, justru mereka terlalu fokus dengan segala hal. Itulah mengapa sedikit gangguan sangat mudah memecahkan fokus anak.
Maka dari itu ada benda yang fokus diciptakan untuk membantu penderita ADHD yang disebut fidget. Berikut beberapa alat fidget yang bisa Anda temukan dengan mudah di toko online/toko mainan anak, seperti : fidget spinner, ONO roller, stress ball, dll
2. Ambience dan Warna Ruangan yang Tenang
Warna yang disarankan untuk anak ADHD adalah warna hijau, biru, dan indigo dengan perubahan gradasi warna yang tidak drastis. Warna hijau memberi atmosfer yang positif dan menenangkan, serta dipercaya dapat meningkatkan konsentrasi.Â
Biru adalah warna yang banyak digunakan untuk ADHD karena memberi efek menenangkan, melepaskan stres, kecemasan, dan kegelisahan. Warna indigo digunakan dalam Chromotherapy (terapi warna) karena dapat memberi ketenangan dan efek meditatif. Namun, jangan sekali-kali memberikan warna kuning dalam ruang, karena dapat memperburuk konsentrasi. So, pilih warna ruangan yang tepat ya.
3. Gunakan Material Furnitur yang Aman
Disarankan material yang digunakan di sekitar anak ADHD adalah material yang ringan, tidak banyak menimbulkan suara, dan bersudut tumpul. Ringan karena anak ADHD cenderung suka bergerak sehingga setiap gerakan pada meja tidak menimbulkan suara yang dapat mengganggu sekitarnya, serta bersudut tumpul agar saat anak bergerak dan tidak sengaja menabrak furnitur tidak terjadi cedera yang fatal.Â
Berikut material furnitur yang direkomendasikan aman untuk anak ADHD, seperti : kayu, multiplek, MDF, karet, plastik, dan material sejenisnya.
4. Membuat Titik Fokus pada Ruang Belajar
Berbeda dengan perancangan ruang belajar anak pada umumnya yang penuh dengan gambar karakter kartun favorit anak di sekeliling ruangan dengan pola-pola yang dinamis.Â
Adanya gambar/pola pada interior ruang justru akan mengalihkan fokus anak ADHD dari hal utama yang ia kerjakan. Maka dari itu dekorasi/pola pada ruang belajar anak tidak boleh lebih menonjol daripada papan tulis atau area meja belajar mereka, bahkan dekorasi yang ada justru seharusnya dapat membantu menentukan fokus ke area belajar anak.
5. Memberikan Ruang yang Cukup untuk Bergerak
Belajar di ruang yang sempit akan sangat menggelisahkan bagi anak ADHD. Sebagai orang tua atau guru, kita harus menyadari adanya kebutuhan ruang gerak yang lebih pada anak ADHD. Untuk itu Anda perlu menyingkirkan barang-barang di sekitar meja belajar anak, dan membuat meja/kursi anak mudah untuk digerakkan atau digeser.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H