Dengan  meningkatnya  pertumbuhan teknologi teknologi  canggih  pada  dunia  industri, perkantoran,  maupun  rumah  tangga, maka  energi  listrik  sangat  penting  untuk  mendukung aktivitas  manusia  dalam  kehidupan  sehari-hari,  sehinga  maka  kebutuhan energi  listrik  akan meninggkat  tinggi,  sehingga  tidak  menutup  kemungkinan  akan  terjadinya  kekurangnya  energi listrik itu sendiri. Untuk mendapatkan kekurangan energi listrik, dapat ddengan memanfaatkan adanya  sinar  matahari  yang  ada setiap harinya,  dengan  begitu  kekurangan  kebutuhan  energi listrik  yang  ada nantinya  akan  dapat  terpenuhi,  dan  dapat mengurangi penggunaan  bahan bakar fosil dari penggunaan proses pembanbangkit konvensional yang ada saat ini. Penggunaan  sinar  matahari untuk  membangkitkan  energi  listrik  disebut  dengan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Penerapan teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)  untuk  memanfaatkan  potensi  energi  surya  yang  tersedia  merupakan  solusi  yang tepat.Hal  ini didukung  karena  Indonesia  terletak  didaerah  tropis  yang  mana  akan  menerima sinar  matahari  yang  akan  terus berkesinambungan  sepanjang  tahun.
       Seperti yang kita tahu, Indonesia merupakan negara kepulauan yang berada di garis khatulistiwa dan juga memiliki tingkat iradiasi matahari yang cukup besar. Indonesia berada di titik 4.2-4.5 dengan berwarna kuning menuju oranye dan titik tertinggi salah satunya berada di Jawa bagian timur dan Nusa Tenggara Timur. Tingginya potensi tenaga surya di Indonesia belum diikuti oleh pemanfaatan yang optimal sebagai sumber energi pembangkit listrik. Padahal, biaya investasi untuk Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) saat ini relatif turun dan lebih murah. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Arifin Tasrif, mengatakan bahwa pemanfaatan tenaga surya di Indonesia masih sangat rendah jika dibandingkan dengan potensi yang dimiliki. Menurutnya, tenaga surya merupakan energi bersih yang paling potensial untuk dikembangkan di Indonesia dibandingkan dengan sumber energi baru terbarukan (EBT) lainnya. Pasalnya, Indonesia memiliki sumber tenaga surya yang besar dan harganya yang kian kompetitif.
       Planning Indonesia untuk pengembangan EBT (Energi Baru dan Terbarukan) sudah menargetkan 23% dari total sumber listrik berasal dari EBT dan untuk jangka panjang sebesar 31% di 2050. Padahal, sampai dengan 2019, kurang dari 10% pembangkit di Indonesia berasal dari EBT. Mayoritas masih dipegang oleh batu bara dan minyak bumi yang hampir mendominasi 2/3 dari total pembangkit di Indonesia. Namun, untuk perkembangan dari solar energipun tidak terlalu mengecewakan, meskipun masih jauh sekali dari potensi yang dimiliki oleh Indonesia. Indonesia yang terletak di garis katulistiwa dengan musim panas yang cukup lama sepanjang tahun, sudah tentu potensinya sangat besar bahkan secara teori dapat mencapai 200 GW, sayangnya dari 200 GW itu belum ada 0,1% yang digunakan sebagai listrik.
       Panel surya juga memiliki kelebihan dan manfaat yang baik untuk lingkungan meskipun harga yang ditawarkan cukup merogoh kocek. Kenaikan listrik konvensional atau listrik PLN ini sangat besar terutama bagi yang non subsidi. Tingkat kenaikannya dapat mencapai 9,7% per tahunnya. Penyebabnya sendiri bisa diakibatkan oleh berbagai faktor. Namun yang paling berperan dalam kenaikan tarif listrik adalah harga bahan bakarnya. Hal ini secara tidak langsung berdampak pada tingkat perekonomian dan juga tingkat kesejahteraan masyarakat. Memang tagihan listrik setiap tahunnya tidak mengalami kenaikan. Namun, sekali terjadi peningkatan, persentase kenaikan dapat mencapai 30%. Dilihat dari segi penggunaanya, manfaat energi listrik yang berasal dari tenaga surya ini ramah lingkungan karena tidak menggunakan bahan bakar konvensional. Energi utamanya berasal dari matahari dan bisa didapatkan dengan gratis.
       Manfaat dari panel maupun energi surya yang sangat terasa adalah mampu untuk menghemat pengeluaran. Selain itu, energi surya mampu berkontribusi untuk mengurangi pemanasan global. Anda juga terhindar dari ketergantungan listrik konvensional. Manfaat dari segi pemasangannya adalah panel ini tidak memerlukan lahan yang luas dan pemasangannya sangat mudah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H