Mohon tunggu...
Sidiqqq H
Sidiqqq H Mohon Tunggu... Mahasiswa - Fakultas Dakwah Prodi Ilmu tasawuf

Mahasiswa Institut Agama Islam Latifah Mubarokiyah

Selanjutnya

Tutup

Book

Tawakal dalam prespektif kitab al hikam ibn atha'ilah

16 November 2024   20:40 Diperbarui: 17 November 2024   02:21 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Book. Sumber ilustrasi: Freepik

Tawakal dalam Perspektif Kitab Al-Hikam  Ibn Atha'illah

Definisi Tawakal Perspektif Kitab Al-Hikam Ibn Atha'illah

Ibn Atha'illah As-Sakandari adalah ulama sufi dari tarekat Syadziliyah. Kitab Al-Hikam berisi kumpulan hikmah dan nasihat spiritual yang menuntun manusia menuju kedekatan kepada Allah.  Tawakal adalah penyerahan total kepada Allah setelah melakukan ikhtiar, dengan keyakinan bahwa Allah akan memberikan yang terbaik bagi hamba-Nya. Tawakal berarti membebaskan hati dari kekhawatiran duniawi dan bergantung sepenuhnya kepada Allah.

Dalam tasawuf, tawakal adalah salah satu maqam (tingkatan) spiritual yang penting.   

Hakikat Tawakal dalam Kitab Al-Hikam Ibn Atha'illah

Tawakal Sejati adalah Berhenti Bergantung pada Makhluk Ibn Atha'illah berkata: "Istirahatkan dirimu dari mengatur, karena apa yang telah Allah lakukan untukmu tidak akan kamu lakukan untuk dirimu sendiri." Maksudnya, seorang hamba tidak perlu merasa cemas akan urusan duniawi karena Allah lebih tahu apa yang terbaik untuk dirinya. 

Tawakal Tidak Mengabaikan Usaha, Ibn Atha'illah menjelaskan: "Mengusahakan sesuatu tidak bertentangan dengan tawakal, tetapi meninggalkan usaha karena mengandalkan kekuatan diri itulah yang bertentangan dengan tawakal." Tawakal bukanlah meninggalkan usaha, tetapi berusaha sambil menyandarkan hasilnya kepada Allah. Seorang hamba yang bertawakal tetap bekerja keras, tetapi hatinya tenang karena percaya bahwa hasilnya ada di tangan Allah. 

Tanda Orang Bertawakal 

Dalam kitab Al-Hikam, Ibn Atha'illah menyebutkan tanda-tanda orang yang bertawakal: 

a. Tidak terguncang oleh musibah, karena percaya kepada kehendak Allah. 

b. Tidak terlalu bergembira dengan nikmat dunia, karena tahu semua itu milik Allah. 

c. Hatinya merasa cukup, karena Allah adalah pemberi rezeki yang sempurna. 

Prinsip Tawakal dalam kitab Al-Hikam, Ibn Atha'illah

1. Keyakinan kepada Allah sebagai Pengatur Segala Urusan "Jika Allah menjaminmu, lalu mengapa engkau khawatir terhadap apa yang telah Allah tetapkan?" Seorang hamba harus percaya bahwa setiap takdir Allah adalah yang terbaik untuknya, meskipun terkadang sulit dipahami. 

2. Mengendalikan Keinginan Duniawi "Keinginanmu agar sesuatu terjadi sesuai kehendakmu adalah salah satu bentuk ketidaktahuanmu terhadap Allah." Tawakal mengajarkan hamba untuk menerima apa yang terjadi sebagai bagian dari kehendak ilahi, bukan memaksakan kehendak pribadi. 

3. Penyerahan Hati Secara Total "Tawakal adalah penyerahan dirimu kepada Allah dalam segala hal yang telah dijamin-Nya untukmu."   Hamba yang bertawakal merasa tenang, karena segala urusan hidupnya telah Allah atur dengan sempurna. 

Manfaat Tawakal Menurut dalam kitab Al-Hikam, Ibn Atha'illah 

1. Ketenangan Jiwa, Tawakal membuat hati terhindar dari kecemasan berlebih dan selalu merasa tenteram.

2. Kekuatan Spiritual, Seorang hamba yang bertawakal memiliki keyakinan yang kuat dalam menghadapi ujian hidup.

3. Keterhubungan dengan Allah,Tawakal mendekatkan hamba kepada Allah, karena ia menyerahkan segala urusan kepada-Nya. 

Kisah Inspiratif Tawakal dalam Kitab Al-Hikam, Ibn Atha'illah

Ibn Atha'illah menceritakan kisah seorang sufi yang tidak pernah cemas tentang makanannya. Ketika ditanya bagaimana ia bertahan hidup tanpa meminta, ia menjawab: "Aku hanya bergantung kepada Allah, dan Dia selalu mencukupiku."  Kisah ini menggambarkan bahwa tawakal yang sejati adalah keyakinan penuh bahwa Allah tidak akan meninggalkan hamba-Nya. 

Kesimpulan 

Tawakal dalam kitab Al-Hikam, Ibn Atha'illah adalah inti dari keimanan dan kepasrahan kepada Allah. Tawakal tidak meniadakan usaha, tetapi meluruskan niat dan keyakinan bahwa Allah adalah pengatur segalanya.  Dengan tawakal, seorang hamba akan menemukan ketenangan batin dan semakin dekat dengan Allah. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun