Mohon tunggu...
Sidik Nugroho
Sidik Nugroho Mohon Tunggu... -

Guru, penulis lepas, usia 32. Suka gitar, sastra, dan sinema. Buku terbaru: 366 Reflections of Life

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pria-pria yang Bimbang Menikah

19 April 2013   16:43 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:56 774
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah menjadi rahasia umum, di semua kota besar selalu saja ada wanita pemuas birahi. Saya tinggal lima tahun di Sidoarjo, dan saya sering mendengar cerita tentang lokalisasi yang ada di Surabaya dan Pandaan yang tak jauh dari Sidoarjo.

Lokalisasi yang ada di Surabaya, Dolly, konon merupakan yang terbesar di Asia Tenggara. "Di sana banyak pilihannya, Mas," kata seorang teman saya yang sering nongkrong dengan saya di warung kopi. "Sampean punya uang 150 ribu saja sudah bisa dapat barang yang bagus banget."

"Kalau yang di Pandaan lain lagi, Mas," katanya. "Di sana kita harus menyewa vila kalau mau bawa cewek. Cewek di sana juga lebih mahal karena kita bawa lebih lama. Di Dolly hitungannya satu setengah jam, di Pandaan biasanya pakai short time, 3 jam, atau long time, semalaman. Yang short time saja biasanya pasang harga tiga ratus ribu."

Pemuasan hasrat seksual yang murah dan mudah membuat seorang teman saya yang lain berkelakar saat ia sedang bermasalah dengan pasangannya. "Mungkin aku akan putus," katanya. "Mengayomi cewek cerewet seperti dia bukan hanya menguras uang, tapi tenaga, pikiran, dan waktu. Aku pun enggak bingung dengan seks. Kalau sebulan perlu main dua kali, cari cewek saja di Dolly, keluarkan uang tiga ratus ribu, beres perkara."

5. Wanita-wanita yang Rumit

Saya mengategorikan wanita yang rumit ini ke dalam dua bagian. Pertama, mereka yang terlalu banyak menuntut. Zaman sekarang memang wajar bila seseorang dituntut mapan secara finansial. Tapi, beberapa tuntutan kadangkala tidak masuk akal. Teman saya di Bandung pernah bercerita bahwa seorang wanita yang dikenalnya akan selalu bertanya apa merk mobil yang dimiliki pria yang mendekatinya.

Teman saya di Sidoarjo lain lagi ceritanya. Ia berkenalan dengan seorang wanita di Facebook. Suatu ketika ia meng-update status menggunakan Blackberry. Si wanita menanyakan lewat kotak pesan apa PIN-nya, teman saya mengatakan bahwa Blackberry yang ia gunakan untuk meng-update status adalah Blackberry pinjaman. Begitu tahu itu Blackberry pinjaman, si wanita langsung menjauh -- menjauh sebelum didekati.

Kedua, wanita yang rumit adalah wanita yang memang tidak mau berkomitmen. Hal inilah yang dialami oleh teman saya, anggap saja ia bernama Yudi. Pada zaman chatting masih menggunakan mIRC, Yudi sudah menemukan wanita-wanita jenis ini: wanita-wanita yang mau saja diajak "one night stand". Ia bercerita kepada saya, tidak kurang dari lima wanita yang berhasil dibawanya kencan hingga berakhir di ranjang gara-gara berkenalan lewat mIRC.

Wanita-wanita ini juga sama seperti pria yang mengajak mereka kencan: mereka menikmati hubungan tanpa status ini. Mereka enggan terikat dalam hubungan yang bernama pacaran, apalagi pernikahan. Keterikatan semacam itu selalu saja menimbulkan masalah besar bagi mereka.

***

Itulah beberapa cerita yang saya sampaikan kepada bapak tua itu. Tampaknya ia bisa memahami apa yang terjadi pada masa kini. "Zaman selalu berubah ya, Nak," katanya kepada saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun