Itulah sebabnya Jokowi punya niat baik untuk memindahkan ibukota ke luar pulau jawa, agar Jakarta ini tidak dianggap terlalu penting sebab seringkali isu daerah selalu menjadi perdebatan isu nasional.Â
Kalau saja pemerintah terlihat tidak berdaya menghadapi ormas seperti FPI, sebetulnya tidak bisa juga kita menghakimi seperti itu. Tegas itu bukan berarti keras, dan sudah terbukti di banyak negara timur tengah dan afrika bahwa menggunakan cara kekerasan akan melahirkan kekerasan baru. Ibaratnya seperti api ketika disandingkan dengan api lagi, justru akan membesar dan bisa membakar negeri ini. Â
Jadi, apa yang sudah dilakukan Jokowi lebih baik mengisolasi api itu supaya tetap ada tetapi tidak menjalar ke mana-mana, strategi permainan sekarang ini jauh lebih beradab, urusannya pentingnya ada di ekonomi, bukan sekedar sibuk melayani demo-demo besar yang memaksakan kehendak di dalam politik.Â
Mau sebesar apaun HRS demo, mau sekuat apapun laba mereka, tidak akan pernah bisa menjatuhkan Presiden dari kursi jabatannya. Memang urusan HRS ini seperti duri runcing di dalam daging pemerintah, dia dimanfaatkan banyak elit politik untuk meraup suara, meski anehnya para elit yang memanfaatkan HRS itu juga tidak pernah menang-menang. Â
Terakhir saya masih percaya di bawa kepemimpinan Jokowi, sejak 2014 lalu ia banyak dihujani caci-maki, dikatakan lemah, difitnah boneka partai, sampai direndahkan seperti pinokio segala. Tetapi faktanya, dia justru semakin kuat dan setiap kebijakannya selalu menyentuh untuk rakyat.Â
Jokowi memang bukan seorang petarung MMA seperti yang banyak orang-orang inginkan, seperti bertarung di dalam ring dan main pukul-pukulan. Bukan disana kapasitas seorang Jokowi. Kerisnya dia letakkan di belakang, bisa saja Jokowi terlihat ketawa memeluk lawannya dengan wajah gembira, akhirnya sebulan kemudian musuhnya akan mati dengan mulut berbusa. Â