Mohon tunggu...
Sidi gladias tania purba
Sidi gladias tania purba Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya seorang mahasiswa yang hobi menari

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Kelarutan Zat sebagai Fungsi Suhu

6 November 2023   23:54 Diperbarui: 7 November 2023   00:01 465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Kelarutan zat adalah kemampuan zat terlarut untuk larut dalam pelarut tertentu. Kelarutan zat dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah suhu. Pada umumnya, kelarutan zat padat dalam larutan akan bertambah jika suhu dinaikkan.

Perubahan suhu dapat mempengaruhi keseimbangan antara molekul zat terlarut dan pelarut dalam larutan. Ketika suhu dinaikkan, energi kinetik molekul zat terlarut meningkat, sehingga memungkinkan lebih banyak zat terlarut untuk larut dalam pelarut. Sebaliknya, jika suhu diturunkan, energi kinetik molekul zat terlarut menurun, sehingga kelarutan zat terlarut dalam pelarut juga akan berkurang.

Namun, perubahan kelarutan zat sebagai fungsi suhu tidak selalu linier. Ada beberapa zat yang kelarutannya meningkat dengan peningkatan suhu, sedangkan ada juga zat yang kelarutannya menurun dengan peningkatan suhu. Hal ini tergantung pada sifat-sifat kimia dari zat terlarut dan pelarut yang digunakan.

Dalam praktikum kimia, kelarutan sebagai fungsi suhu sering dipelajari dengan mengamati perubahan kelarutan zat padat dalam pelarut pada berbagai suhu yang berbeda. Data yang diperoleh kemudian dapat digunakan untuk membangun kurva kelarutan sebagai fungsi suhu untuk zat tersebut.

Kelarutan zat dapat meningkat dengan kenaikan suhu karena adanya beberapa faktor yang mempengaruhinya. Ketika suhu meningkat, energi kinetik partikel dalam zat juga meningkat. Hal ini dapat menyebabkan partikel-partikel zat menjadi lebih bergerak secara aktif, sehingga memudahkan interaksi antara partikel zat dan pelarut. Selain itu, kenaikan suhu juga dapat mengurangi daya tarik antara partikel zat dan partikel pelarut, sehingga partikel zat lebih mudah terlepas dan larut dalam pelarut.

Pada umumnya, kelarutan zat padat dalam pelarut cair meningkat dengan kenaikan suhu. Namun, perlu diingat bahwa pengaruh suhu terhadap kelarutan zat dapat bervariasi tergantung pada jenis zat dan pelarut yang digunakan. Beberapa zat padat mungkin memiliki kelarutan yang menurun dengan peningkatan suhu, sementara yang lain mungkin memiliki kelarutan yang meningkat dengan peningkatan suhu Oleh karena itu, untuk memahami pengaruh suhu secara spesifik terhadap kelarutan zat, diperlukan penelitian dan percobaan yang lebih mendalam.

Pengaruh suhu terhadap kelarutan zat dalam larutan dapat bervariasi tergantung pada jenis zat dan pelarut yang digunakan. Namun, secara umum, suhu dapat mempengaruhi kelarutan zat dalam larutan. Berikut adalah beberapa pengaruh suhu terhadap kelarutan zat dalam larutan:

1. Peningkatan suhu dapat meningkatkan kelarutan zat padat dalam pelarut cair.Ketika suhu dinaikkan, energi kinetik molekul dalam larutan meningkat, yang dapat memfasilitasi pemisahan dan dispersi zat padat menjadi partikel- partikel yang lebih kecil. Akibatnya, kelarutan zat padat dalam pelarut cair umumnya meningkat jika suhu dinaikkan

2. Peningkatan suhu dapat mengurangi kelarutan gas dalam pelarut cair. Ketika suhu dinaikkan, energi kinetik molekul gas meningkat, yang dapat mengurangi daya tarik antara molekul gas dan pelarut.

 Sebagai hasilnya, kelarutan gas dalam pelarut cair umumnya berkurang jika suhu dinaikkan.Pengaruh suhu terhadap kelarutan zat dalam pelarut padat dapat bervariasi. Beberapa zat padat mungkin memiliki kelarutan yang meningkat dengan peningkatan suhu, sementara yang lain mungkin memiliki kelarutan yang menurun dengan peningkatan suhu. 

Oleh karena itu, pengaruh suhu terhadap kelarutan zat dalam pelarut padat dapat bergantung pada sifat-sifat khusus dari zat dan pelarut yang digunakan .

3.Penting untuk dicatat bahwa pengaruh suhu terhadap kelarutan zat dalam larutan dapat bervariasi tergantung pada kondisi eksperimental dan sifat-sifat zat dan pelarut yang terlibat. Oleh karena itu, untuk memahami pengaruh suhu secara spesifik terhadap kelarutan zat dalam larutan, diperlukan penelitian dan percobaan yang lebih mendalam.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kelarutan suatu zat antara lain:

1. Sifat Pelarut: Sifat pelarut seperti polaritas, keasaman, dan kekuatan interaksi antara molekul pelarut dengan zat yang larut dapat mempengaruhi kelarutan zat.

2. Suhu: Suhu juga merupakan faktor yang mempengaruhi kelarutan zat. Pada umumnya, kenaikan suhu dapat meningkatkan kelarutan zat padat dalam pelarut, sedangkan penurunan suhu dapat mengurangi kelarutan.

3. Sifat Zat Terlarut dan Pelarut: Sifat dari zat terlarut dan pelarut, seperti polaritas, kekuatan interaksi antarmolekul, dan kelarutan zat dalam pelarut yang bersifat polar atau nonpolar, juga dapat mempengaruhi kelarutan zat.

4. Kecepatan Pengadukan: Kecepatan pengadukan atau pengocokan larutan dapat mempengaruhi kelarutan zat. Pengadukan yang baik dapat membantu zat terlarut terdispersi secara merata dalam pelarut, meningkatkan kelarutan.

5. Cosolvensi: Cosolvensi adalah zat penambah kelarutan yang ditambahkan ke dalam larutan untuk meningkatkan kelarutan zat terlarut. Cosolvensi dapat mempengaruhi kelarutan zat dengan mengubah sifat pelarut.

6. Salting In dan Salting Out: Salting in adalah fenomena di mana penambahan garam dapat meningkatkan kelarutan zat dalam pelarut, sedangkan salting out adalah fenomena di mana penambahan garam dapat mengurangi kelarutan zat dalam pelarut.

Penting untuk memperhatikan faktor-faktor ini saat menguji kelarutan zat atau dalam aplikasi praktis lainnya. Namun, perlu diingat bahwa kelarutan zat juga dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti tekanan dan komposisi pelarut.

Metode yang digunakan untuk menguji kelarutan zat dapat bervariasi tergantung pada tujuan dan kondisi percobaan. Beberapa metode umum yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Metode Disolusi: 

Metode ini melibatkan pengujian kelarutan zat dalam pelarut pada suhu dan kondisi tertentu. Zat yang akan diuji dilarutkan dalam pelarut, dan kemudian kelarutan zat tersebut diamati. Metode disolusi sering digunakan dalam penelitian farmasi untuk menguji kelarutan obat-obatan dalam berbagai pelarut.

2. Metode Pengujian Fisik: 

Metode ini melibatkan pengamatan langsung terhadap perubahan fisik yang terjadi saat zat dilarutkan dalam pelarut. Contohnya adalah pengamatan perubahan warna, pembentukan endapan, atau perubahan bentuk zat saat dilarutkan.

3. Metode Pengujian Kimia:

 Metode ini melibatkan penggunaan reagen atau indikator kimia untuk menguji kelarutan zat. Misalnya, penggunaan asam klorida, asam nitrat, atau air raja untuk menguji kelarutan zat yang tidak larut dalam air.

Penting untuk memilih metode yang sesuai dengan zat yang akan diuji dan tujuan percobaan. Selain itu, kontrol terhadap faktor-faktor lain seperti suhu, tekanan, dan komposisi pelarut juga perlu diperhatikan untuk mendapatkan hasil yang akurat dan dapat diandalkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun