Mohon tunggu...
Sidhamsehna Ray Salwa
Sidhamsehna Ray Salwa Mohon Tunggu... Mahasiswa - 19107030092

Mahasiswi Difabel UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Atletik Pilihan

Karier Impian Seorang Difabel Tuli

12 Desember 2022   10:10 Diperbarui: 12 Desember 2022   11:16 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penyandang Disabilitas merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan warga negara lainnya. Mereka mempunyai hak dan kewajiban yang sama. Penyandang Disabilities juga mempunyai kesempatan yang sama diberbagai bidang kehidupan dalam rangka mencapai kesejahteraan dalam kehidupannya. “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia” isi Pancasila sila ke 5, maknanya tanpa pengecualian, bagaimanapun kondisi seorang warga negara berhak untuk mendapatkan perlakuan yang sama secara sosial meliputi hak – hak warga negara penyandang disabilitas tanpa pengecualian.

Apapun yang sudah diciptakan oleh Tuhan tidak bisa kita tolak. Walaupun begitu, seluruh manusia diciptakan Tuhan dalam keadaan yang sebaik-baiknya, dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Karena pada dasarnya tidak ada seorangpun yang berharap dilahirkan ke dunia dalam kondisi kurang sempurna. Tetapi, kekurangan fungsi organ tubuh tidak berarti bahwa penyandang disabilitas itu tidak bisa berkreasi. Dengan segala kemampuannya, mereka menjadikan kekurangannya menjadi kelebihannya. Karena itu, semua termasuk kaum disabilitas memiliki hak yang sama dalam memperoleh kesempatan untuk hidup selayaknya masyarakat lainnya.

Meskipun dalam keterbatasan, tidak sedikit dari penyandang disabilitas yang mempunyai banyak prestasi. Baik prestasi dalam bidang olahraga maupun bidang lainnya. Hal ini tentu menjadi kebanggaan tersendiri bagi mereka dan selalu berusaha untuk meraih prestasi. Sepertinya halnya teman saya yang Bernama Muhammad Umar Hafidz, yang lahir di Jakarta tanggal 10 mei 2004. Dia adalah teman difabel saya yang sering mendapatkan kejuaraan dalam olahraga bidang renang.

Umar nama panggilnya, dia dulu adik kelas saya di satu sekolah yang sama dari TKLB (Taman Kan ak-Kanak Luar Biasa) sampai SDLB (Sekolah Dasar Luar Biasa)  Santi Rama berlanjut SMPLB (Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa) 02 Jakarta Selatan dan SMKN 41 Jakarta selatan. Padahal rumah Umar berada di SukaBumi, namun karena kehebatan dan kesabaran Ibu Tri Wahyuningsih dan Bapak D Prasetyo selalu mengantarkan anaknya pulang pergi dari SukaBumi ke Jakarta dengan kendaraan umum. Tetapi pada waktu SD keluarga Umar sudah mulai mengontrak rumah di Jakarta, sebab khawatir kalau waktunya tidak terkejar untuk pulang pergi dari Sukabumi ke Jakarta.

Umar mengenal berenang sejak usia 7 tahun, awalnya hanya untuk terapis pernafasan dan konsentrasi saja. Namun seiring berjalannya waktu Umar sangat tertarik dan gemar olahraga renang. Dengan ketekunan dan semangatnya umar berlatih dan berlatih terus, hingga Umar mendapatkan hasil yang membanggakan.

Pertama kali Umar mencoba mengikuti kejuaraan renang pada saat dia duduk dibangku kelas 1 SD, di sini umar dapat juara satu gaya bebas 25 m dan juara 3 gaya dada 25 m. Dia juga pernah menjuarai lomba tingkat nasional pada tahun 2017 Papernes di Solo, 2019 Papernas di Jakarta dan 2021 Papernas di Papua. Umar berlatih atas binaan Jakarta Paraswim,wadah renang disabilitas,dan sudah teregistrasi sebagai atlet Jakarta Paraswim. Tentu hal tersebut sangatlah membanggakan, walaupun Umar memiliki keterbatasan, ia semangat untuk mencapai impian dan cita-citanya.

Selain hobby olahraga berenang, Umar juga senang dan tekun di bidang Ilmu dan Teknologi (IT) serta Design Graphis. Ia mempelajari bidang ilmu tersebut melalui kanal YouTube dan media social. Saat duduk di bangku SMP, ia pertama kali mengikuti kejuaran IT di Jakarta Selatan dan berhasil mendapat Juara 1. Selain itu ia juga mengikuti Lomba IT DKI Jakarta dan memperoleh Juara 2. Yang terakhir perlombaan IT Wilayah Jakarta Selatan Kembali, ia meraih Juara 2. 

 Pelajaran yang dapat kita ambil dari teman saya, dengan keterbatasan yang dimiliki Umar, dia tetap berusaha untuk bersyukur dan menerima meskipun tidak mudah. Butuh waktu yang tidak sedikit untuk berjuang. Dengan melihat cerita Umar, semoga penyandang disabilitas tidak akan pernah menyerah dan terus mencoba melakukan sesuatu serta mempunyai semangat yang tinggi. Hingga kini Umar masih tetap berlatih untuk mengikuti kejuaraan-kejuaraan lain.

Sumber: Ibu Tri Wahyuningsih 
Sumber: Ibu Tri Wahyuningsih 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Atletik Selengkapnya
Lihat Atletik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun