Mohon tunggu...
SiddStory
SiddStory Mohon Tunggu... Lainnya - Malamnya akhirat Siangnya duniawi.

Suka kucing , tapi belum pernah punya kucing sendiri😭 (Yang punya banyak bisa kirim 1 ke rumah😅). Akhir-akhir ini Alhamdulillah sudah mulai memperbaiki diri terutama dalam segi agama, amin doain yah😇. Ngubah sifat males lah, soal kerapihan lah, yang asalnya jarang mandi lah, yang sering nonton Drakor sampe nangis kebawa suasana Ampe besoknya lah, gila banyak banget ternyata !🤣(Bismillah aja). Terakhir suka banget pokoknya sama anime especially ONE PIECE dong! (Yang mau nonton animenya dari episode 1 bisa cari linknya, masih saya simpan soalnya😄). Niat buka akun di sini ? " Per-hari 1 artikel agamis & 1 artikel tentang duniawi" Insyaallah, Bismillahirrahmanirrahim.

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Risiko Menjadi Seorang Pegawai

6 Juni 2021   14:04 Diperbarui: 6 Juni 2021   14:16 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika yang sebelumnya perbandingan budaya kerja kantoran dan kerja pabrik, kali ini temanya tentang resiko pegawai pabrik (sumber: pengalaman).

Meskipun ada beberapa suasana lingkungan yang lumayan sama, menurut pribadi, kerja di pabrik punya resiko yang cukup besar lho. Kenapa yah?

Sebenarnya dimanapun kita bekerja akan selalu ada resiko yang menyertai. 

Tetapi berbeda dengan pekerja di sebuah perusahaan yang cenderung memakai otak, pekerja pabrik biasanya bekerja dari pagi hingga menjelang malam(sore hari) dan mereka lebih cenderung bekerja dengan fisiknya.

Pekerja pabrik biasanya banyak yang memakai mesin, dan ada pula yang mengurus bahan-bahan kimia yang berbahaya, itu tergantung di pabrik yang memproduksi apa kita bekerja. 

Pekerja pabrik yang memakai mesin biasanya bekerja dengan duduk, terdengar santai bukan ?!

Hanya terdengar, menurut pengalaman pribadi saya pekerja yang memakai mesin itu jauh lebih beresiko. Kenapa lagi??

Misalnya : kita kerja di pabrik kabel, Jika ada (Defect) kesalahan pasang, kita pasti akan di tegur atasan kita dan terpaksa harus bertanggungjawab memperbaikinya meski itu sudah dijam pulang (bisa juga dibereskan esok harinya). Itu sebenarnya masih lebih baik , karena jika fokus kita hilang ketika kita memegang bagian mesin, ada kemungkinan kecelakaan kerja terjadi dan kita sendiri yang sangat di rugikan untuk itu. 

Begitupun jika kita bekerja di pabrik yang memproduksi bahan-bahan yang berbahaya seperti kimia, taruhannya nyawa kita sendiri lho bayangkan!

Dari pengalaman yang saya dengar dari beberapa orang dekat saya yang pernah mengalami hal tersebut, ketika kecelakaan kerja terjadi biasanya pihak PT akan ikut bertanggung jawab , jadi jangan terlalu takut pihak PT tak bertanggung jawab.

Tetapi saya sarankan, untuk berjaga-jaga, akan lebih baik jika teman-teman yang memutuskan bekerja di sebuah perusahaan atau pabrik sekalipun, untuk memeriksa terlebih dahulu latar belakang perusahaan yang akan kalian masuki .

Tentang memproduksi apa pabrik tersebut? Kalian mampu atau tidaknya bekerja dibagian tersebut?  Banyak tidaknya orang-orang sekitar kalian yang juga kerja di tempat tersebut? Sudah berapa lama mereka berdiri? Dan lain sebagainya. 

Jangan berpikir, yang penting masuk dahulu, karena percuma saja jika kalian sudah diterima tetapi ternyata pekerjaan tersebut tak sesuai dengan harapan kalian, karena itu hanya akan menyiksa diri kalian sendiri & merugikan perusahaan tersebut , apalagi jika resikonya  nyawa kalian . Lebih baik bekerjalah sesuai dengan kemampuan kita sendiri agar tak ada yang merugi.

Greetings of peace

by SiddStory.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun