Mohon tunggu...
Rifqie al haris
Rifqie al haris Mohon Tunggu... Dokter gigi -

Freelance writer, Instagrammer, Photographer, Digital imaging, Creative advertising, Kadang...dokter gigi

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Instagram Kini Jadi Tempat Jual Beli Ganja!

12 Juli 2016   02:22 Diperbarui: 12 Juli 2016   08:01 8833
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mereka yang melihat akun instagram ini jadi serasa membaca daftar menu sekaligus harganya. Efek marketingnya jelas ada. Edukasi dan sugestiya juga ada.Tidak menutup kemungkinan setelah dipandang-pandang, trus jadi penasaran dan akhirnya berusaha coba-coba.

Gambar 3. Berbagai jenis ganja yang dijual
Gambar 3. Berbagai jenis ganja yang dijual
Parahnya, disitu juga ada informasi tentang obat medis yg notabene hanya bisa dibeli dengan resep dokter. Obat penenang kelas dewa. Namanya jelas. Maka  ketika ada orang yang lagi mupeng atau butuh nge-fly, atau hanya sekedar melakukan pengobatan sendiri terhadap sakit yang dideritanya, akun ini bisa saja menjadi rujukan untuk mendapatkan barangnya. Lebih irit jika tanpa resep dokter. Dan bisa dibeli berkali-kali sesuka hati.
Gambar 4. Obat keras yang dijual bebas
Gambar 4. Obat keras yang dijual bebas
Nah bagaimana kalau akun ini asli jualan? Gawat berlipat. Investigasi masih berlanjut dengan berpura-pura sebagai pembeli. Informasi yang didapatkan lebih lanjut ternyata mampu membukakan mata tentang celah hukum yang ada di masyarakat. Bisnis haram ini benar-benar aman. 

Ada jaminan keamanan yang sangat terstruktur di dalamnya. Dimulai dari identitas anonim yang tetap terjaga dari pemilik akunnya. Sistem yang berlaku di instagram sangat mendukung dalam hal ini. Nama akun bisa dirubah sesuka hati. Sekali dirubah, followers yang tidak melakukan engage (follow, comment dan direct message) akan sulit mencarinya lagi. Anda mencoba melaporkan akun ke pihak instagram? Bisa jadi akun tersebut langsung diblokir. Tapi sangat mudah bagi pemilik akun untuk membuat lagi yang baru.

Si pemilik akun tidak menerima COD (Cash on Delivery) untuk menjaga keamanan kedua belah pihak. Bahkan kurir pengirimanpun rupanya telah menjadi perpanjangan tangan mereka sehingga isi barang tidak perlu dilakukan pemeriksaan. Pembayaran dilakukan dengan cara transfer. Bahkan nomer rekeningpun bisa dipalsu, kan? Bukti transfer dikirim via direct message instagram dengan tujuan tetap menjaga identitas dua belah pihak agar tetap anonim.

Proses pengiriman paket menggunakan jasa kurir yang umum dipakai para pebisnis online shop. Seperti JNE, TIKI atau gojek. Prosedur pengiriman makin gampang dengan mengkondisikan agar tidak ada pemeriksaan isi barang yang dipaketkan. Barangkali bisnis ini begitu menguntungkan hingga bisa memberi tips bagi semua pihak termasuk jasa kurirnya. Termasuk aparat juga barangkali?

Berikut screenshot percakapan dengan si pemilik akun:

screenshot percakapan dengan si pemilik akun
screenshot percakapan dengan si pemilik akun
screenshot percakapan dengan si pemilik akun
screenshot percakapan dengan si pemilik akun
dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
screenshot percakapan dengan si pemilik akun
screenshot percakapan dengan si pemilik akun
dokpri
dokpri
screenshot percakapan dengan si pemilik akun
screenshot percakapan dengan si pemilik akun
Lantas, bagaimana masyarakat bisa melaporkan? Pihak BNN ataupun Polri sendiri mengkampanyekan tentang mudahnya melaporkan suatu tindak kejahatan di masyarakat. Tapi apakah benar-benar mudah? Dalam kasus pengedar online via instagram ini, tidak ada bukti yang kuat untuk bisa ditindaklanjuti oleh yang berwenang.

Birokrasi hukum tidak semudah yang dibayangkan orang awam. Tentu saja tidak semuanya ditindaklanjuti. Perlu dikaji panjang lebar dulu sebelum diusut. Terbukti setelah usaha melaporkan akun tersebut pada BNN dan Polri, respon yang diharapkan tidak kunjung datang. Setelah lewat 2x24 jam, dibacapun tidak.

Sedangkan efek marketing akun tersebut semakin luas seiring dengan makin bertambahnya followers mereka setiap detiknya. Apakah divisi penanggulangan cyber crime benar-benar mampu mengusut? Ataukah terkendala birokrasi karena kurangnya bukti? Entahlah, yang jelas, banyak pebisnis barang haram dengan kepercaya dirinya, mampu menumbuhkan jaringan pelanggan tanpa khawatir tersentuh hukum.

Ketika birokrasi makin berkelok dan berkelit, peran aktif masyarakat harus makin aktif. Baik dalam memperkuat proteksi diri, ataupun melakukan pencegahan yang ada di sekitar kita. 

Caranya: manfaatkan mesin pencari instagram, masukkan kata kunci apapun itu yang berpotensi merusak generasi dan laporkan segera agar diblokir. Maka dengan adanya tulisan ini, harapannya akan menjadi evaluasi untuk semua pihak dalam rangka menyelamatkan bangsa dari bahaya narkoba.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun