Mohon tunggu...
Humaniora Pilihan

Mulailah Menghargai Pekerjaan Anda

18 Maret 2016   12:08 Diperbarui: 18 Maret 2016   12:36 829
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kerja dimana?


Adalah sebuah pertanyaan wajib yang akan dilontarkan untuk dapat mendalami identitas seseorang. Kita lihat hampir setiap formulir yang pernah kita isi hampir selalu ada pertanyaan pekerjaan. Bahkan terkadang pertanyaan ini lebih eksis hadir pada form identitas dibanding dengan pertanyaan agama.Ini bukti bahwa pertanyaan tentang pekerjaan adalah pertanyaan yang sangat penting.Oleh karena itu pekerjaan setiap orang menjadi sebuah gengsi yang tinggi bagi masyarakat kita.

Bagi mereka yang lebih beruntung yang memiliki pekerjaan yang baik tak akan menemui kendala setiap dihadapkan dengan pertanyaan ini. Namun, pertanyaan yang sama akan menjadi sebuah momok bagi mereka yang tidak memiliki pekerjaan yang cukup baik (relatif), terlebih bagi yang belum memiliki pekerjaan.

Menurut saya, lantang tidak lantangnya jawaban pekerjaan menjadi alat ukur, bangga atau tidaknya seseorang dengan pekerjaan yang dimilikinya. Orang yang bekerja untuk perusahaan besar pada jabatan penting hampir dipastikan menjawab pertanyaan dengan suara yang lantang. Bagi mereka yang tidak seberuntung itu contoh sebelumnya mungkin akan menjawab dengan malu-malu dan ini menandakan orang tersebut tidak bangga dengan pekerjaanya.

Pernakah Anda berkenalan dengan seorang polisi cepek yang dengan bangga mengatakan, "Perkenalkan saya Toni, polisi cepek", dengan nada suara yang lantang penuh kebanggaan?

Saya pikir sangat sulit menemui kejadian yang seperti ini.

 Namun, bangga atau tidak bangganya seseorang atas sebuah pekerjaan tidak terletak pada pekerjaanya tetapi terletak dari bagaimana orang tersebut menilai dan menghargai pekerjaannya sendiri.

Selanjutnya akan muncul pertanyaan, "Bagaimana saya bisa menilai dan menghargai pekerjaan saya kalau pekerjaan saya memang tidak penting?"

Kita coba ambil contoh pekerjaan polisi cepek yang sehari-hari berdiri dipertigaan jalan.Kebanyakan dari kita menyepelekan pekerjaan tersebut, menurut kit: mereka hanya modal berdiri dan melambaikan tangan, setelah itu menadahkan tangan minta upah, kalau tidak dikasih mukanya ga ngenakin,padahal dari awal kita juga ga minta ditolongin. Nah, kira-kira seperti itulah pandangan kita pada pekerjaan ini. Lalu lama kelamaan persepsi ini terus berkembang dan menjadi opini orang banyak atas pekerjaan ini dan akhirnya disimpulkan bahwa perkerjaan sebagai polisi cepek itu tidak dapat dibanggakan.

Namun ini stereotype menurut saya, hal ini dikarenakan banyak polisi cepek yang tidak menghargai pekerjaannya sendiri. Maka hal ini juga akan membuat orang lain tidak menghargai pekerjaanya.


Jika, kita tinjau lebih dalam pekerjaan ini sebenarnya punya peran yang sangat penting. Berikut ilustrasinya:

  • Anak sekolah yang merupakan penerus bangsa, datang kesekolah tepat waktu karena polisi cepek bekerja dengan baik di pertigaan jalan
  • Pasien kritis berhasil diselamatkan karena polisi cepek bekerja dengan baik dipertigaan jalan, hingga pasien sampai di rumah sakit dangan waktu yang lebih singkat

  • Seorang pengusaha tidak kehilangan kesempatan pada deal besar karena datang tapat waktu saat persentasi tender dikarenakan polisi cepek bekerja dengan baik dipertigaan jalan

  • Banyak anak merasakan waktu bersama dengan ayahnya lebih banyak karena ayahnya tidak harus terjebak macet sepulang kantor karena polisi cepek bekerja dengan baik di pertigaan jalan

Dan masih banyak hal baik lain yang dapat diakhiri dengan karena polisi cepek bekerja dengan baik di pertigaan jalan Memang apa yang saya tulis diatas terlihat sangat mengada-ada tetapi apa yang ada diatas bukan berarti tidak ada dan tidak benar. Tidak ada karena selama ini tidak pernah kita pikirkan Apabila setiap polisi cepek punya pikiran seperti ini, mungkin mereka akan lebih bangga dengan pekerjaanya.

Dengan menghargai pekerjaan sendiri, kita akan lebih sungguh-sungguh untuk menjalankan pekerjaan tersebut. Jika kita bekerja sungguh-sungguh maka hasilnya akan baik, jika kita selalu mengahasilkan karya yang baik maka penghargaan orang lain atas pekerjaan dan diri kitapun juga akan baik.

Dengan menghargai pekerjaan kita, merupakan bentuk bersyukur kepada Tuhan yang telah memberikan kita pekerjaan. Jika kita terus bersyukur, janji Tuhan akan selalu menambahkan nikmat kepada orang yang bersyukur.

Fokus pada pekerjaanya bukan pada uangnya
Fokus pada meningkatkan kompentensi bukan pada meningkatnya gaji
Fokus pada pemberi rezeki bukan pada rezekinya

quotes:

Jangan harap oranglain menghargai pekerjaan Anda, jika Anda-pun tidak bisa menghargai pekerjaan Anda - Ari Gumilar
Bekerja itu ibadah dan ibadah tidak boleh mengeluh - Jamil Azzaini
Bekerja sungguh-sungguh adalah bentuk rasa sykur pada nikmat pekerjaan - Ari Gumilar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun