Kerja dimana?
Adalah sebuah pertanyaan wajib yang akan dilontarkan untuk dapat mendalami identitas seseorang. Kita lihat hampir setiap formulir yang pernah kita isi hampir selalu ada pertanyaan pekerjaan. Bahkan terkadang pertanyaan ini lebih eksis hadir pada form identitas dibanding dengan pertanyaan agama.Ini bukti bahwa pertanyaan tentang pekerjaan adalah pertanyaan yang sangat penting.Oleh karena itu pekerjaan setiap orang menjadi sebuah gengsi yang tinggi bagi masyarakat kita.
Bagi mereka yang lebih beruntung yang memiliki pekerjaan yang baik tak akan menemui kendala setiap dihadapkan dengan pertanyaan ini. Namun, pertanyaan yang sama akan menjadi sebuah momok bagi mereka yang tidak memiliki pekerjaan yang cukup baik (relatif), terlebih bagi yang belum memiliki pekerjaan.
Menurut saya, lantang tidak lantangnya jawaban pekerjaan menjadi alat ukur, bangga atau tidaknya seseorang dengan pekerjaan yang dimilikinya. Orang yang bekerja untuk perusahaan besar pada jabatan penting hampir dipastikan menjawab pertanyaan dengan suara yang lantang. Bagi mereka yang tidak seberuntung itu contoh sebelumnya mungkin akan menjawab dengan malu-malu dan ini menandakan orang tersebut tidak bangga dengan pekerjaanya.
Pernakah Anda berkenalan dengan seorang polisi cepek yang dengan bangga mengatakan, "Perkenalkan saya Toni, polisi cepek", dengan nada suara yang lantang penuh kebanggaan?
Saya pikir sangat sulit menemui kejadian yang seperti ini.
 Namun, bangga atau tidak bangganya seseorang atas sebuah pekerjaan tidak terletak pada pekerjaanya tetapi terletak dari bagaimana orang tersebut menilai dan menghargai pekerjaannya sendiri.
Selanjutnya akan muncul pertanyaan, "Bagaimana saya bisa menilai dan menghargai pekerjaan saya kalau pekerjaan saya memang tidak penting?"
Kita coba ambil contoh pekerjaan polisi cepek yang sehari-hari berdiri dipertigaan jalan.Kebanyakan dari kita menyepelekan pekerjaan tersebut, menurut kit: mereka hanya modal berdiri dan melambaikan tangan, setelah itu menadahkan tangan minta upah, kalau tidak dikasih mukanya ga ngenakin,padahal dari awal kita juga ga minta ditolongin. Nah, kira-kira seperti itulah pandangan kita pada pekerjaan ini. Lalu lama kelamaan persepsi ini terus berkembang dan menjadi opini orang banyak atas pekerjaan ini dan akhirnya disimpulkan bahwa perkerjaan sebagai polisi cepek itu tidak dapat dibanggakan.
Namun ini stereotype menurut saya, hal ini dikarenakan banyak polisi cepek yang tidak menghargai pekerjaannya sendiri. Maka hal ini juga akan membuat orang lain tidak menghargai pekerjaanya.
Jika, kita tinjau lebih dalam pekerjaan ini sebenarnya punya peran yang sangat penting. Berikut ilustrasinya:
- Anak sekolah yang merupakan penerus bangsa, datang kesekolah tepat waktu karena polisi cepek bekerja dengan baik di pertigaan jalan
- Pasien kritis berhasil diselamatkan karena polisi cepek bekerja dengan baik dipertigaan jalan, hingga pasien sampai di rumah sakit dangan waktu yang lebih singkat
- Seorang pengusaha tidak kehilangan kesempatan pada deal besar karena datang tapat waktu saat persentasi tender dikarenakan polisi cepek bekerja dengan baik dipertigaan jalan
- Banyak anak merasakan waktu bersama dengan ayahnya lebih banyak karena ayahnya tidak harus terjebak macet sepulang kantor karena polisi cepek bekerja dengan baik di pertigaan jalan