Mohon tunggu...
Hendra Permana
Hendra Permana Mohon Tunggu... Mahasiswa - -

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Generasi Mabuk Internet

15 Februari 2023   11:54 Diperbarui: 15 Februari 2023   12:14 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jaman sekarang ini siapa sih yang tidak butuh internet? Hampir semua orang menggunakan internet untuk kebutuhannya masing-masing. Mereka yang usia remaja misalnya, kerap menggunakan internet untuk mencari data dan informasi untuk membuat tugas sekolah, bermain game, mengakses berbagai media sosial seperti Instagram, Twitter, Facebook, Youtube, TikTok, dan juga sebagai sarana komunikasi seperti pada aplikasi Whatsapp, Line, dan lainnya. 

Tentunya untuk dapat mengakses internet ini tidaklah gratis. Kita harus menyiapkan budget untuk membeli kuota atau berlangganan internet. Di usia remaja, tentunya tidak banyak yang dapat mereka lakukan untuk memperoleh uang, akhirnya mereka hanya mengandalkan orang tua untuk membayar biaya internet yang dibutuhkan.

Penggunaan internet oleh remaja dinilai mulai meresahkan, mengingat adanya kebebasan untuk mengakses berbagai informasi baik yang dibutuhkan maupun yang tidak dibutuhkan oleh anak seusianya. 

Berbagai pengetahuan baru baik itu positif maupun negatif tersaji dalam berbagai bentuk informasi yang dapat diakses oleh mereka. Seperti yang kita ketahui bahwa tidak semua informasi yang disajikan oleh media itu adalah benar. Terkadang sebagai orang dewasa pun, kita sulit membedakan mana informasi yang benar dan mana informasi yang tidak benar. 

Berdasarkan mini riset yang sudah dilakukan kepada usia remaja, setidaknya mereka tahu akan keberadaan berita hoax. Menurut mereka, jika mendapati berita hoax alangkah baiknya jangan langsung percaya begitu saja. 

Tetapi kita sendiri pun terkadang tidak pernah tahu apakah berita tersebut hoax atau bukan. Jadi tidak ada waktu untuk mengecek kebenaran berita tersebut, sehingga akhirnya masih banyak saja berita hoax yang menjadi viral dan dipercaya oleh sebagian orang yang memang awam terhadap informasi tersebut.

Literasi informasi dapat diartikan keterampilan mental untuk memahami dan memproduksi informasi baru. Keterampilan ini menjadikan seorang individu dapat mengenali kapan informasi tersebut dibutuhkan serta untuk menemukan, mengevaluasi, efektif menggunakan dan menyampaikan informasi. (American Library Association). 

Keterampilan inilah yang dibutuhkan para remaja agar mereka selalu waspada dan berpikir kritis terhadap segala informasi yang mereka dapatkan. Hal ini sesuai dengan salah satu aspek literasi digital yakni, berpikir kritis yang menyatakan tentang kemampuan menyajikan informasi dan memahami informasi dengan kewaspadaan terhadap validitas dan kelengkapan sumber dari internet. 

Tapi sayangnya, remaja di jaman sekarang ini tingkat kewaspadaan dan kesadarannya dirasa kurang. Mereka terlalu terbuai oleh berbagai aplikasi yang disuguhkan. Bahkan banyak dari mereka yang waktunya disibukkan oleh media sosial yang mereka miliki, baik itu hanya mengakses atau menjadi bagian darinya, seperti menjadi seleb dadakan dari postingan konten-konten yang mereka buat di platform miliknya.

Salah satu hak yang dimiliki oleh pengguna internet yaitu hak kebebasan berekspresi. Hal ini merupakan kebebasan untuk mengekspresikan ide gagasan maupun pendapatnya secara bebas melalui ucapan, tulisan, maupun komunikasi bentuk lain yang dilakukan tanpa melanggar hak orang lain. Sepertinya hak inilah yang dijadikan landasan bagi para remaja untuk mengekspresikan kreativitasnya dalam berbagai bentuk konten. 

Jangankan mereka yang berduit, sekarang ini siapapun bisa menjadi seleb dadakan, asal mereka konsisten dan fokus untuk membuat konten yang diminati masyarakat, sehingga keberadaan mereka dapat diakui. Tidak sedikit juga para seleb dadakan ini akhirnya diundang untuk mengisi berbagai program acara di televisi swasta. Dengan demikian, akhirnya banyak sekali remaja yang tergiur menjadi seleb dadakan hingga mereka lupa akan kodratnya sebagai pelajar.

Para remaja ini tentunya masih membutuhkan bimbingan terutama dalam penggunaan internet. Jangan sampai menjadi generasi bodoh dan menjadi pribadi yang tidak peduli dengan lingkungan sekitarnya karena terlalu asik dan sibuk menggunakan berbagai aplikasi yang disediakan oleh internet. Karena pada kenyataannya sekarang banyak ditemukan pekerja muda baik itu swasta maupun negeri yang asik melakukan live streaming di jam kerja. 

Guru-guru yang melakukan live streaming ketika mereka sedang melakukan kegiatan belajar mengajar, dokter-dokter yang melakukan live streaming ketika menghadapi pasien bahkan mengoperasi pasien dan berbagai profesi lainnya seperti pembaca berita televisi, pegawai kantor, hotel, bank, restoran pun banyak yang diam-diam melakukan live streaming di jam kerjanya. 

Bagi mereka apa yang dilakukannya itu tidak salah, mengingat tidak mengganggu pekerjaan mereka dan berbagai alasan lainnya yang mereka anggap benar. Tetapi bukankah bekerja sambil live streaming itu membutuhkan dua konsentrasi yang terpecah? Sungguh sangat disayangkan.

Dengan fenomena tersebut, maka pembentukan karakter sedari dini perlu diperhatikan. Salah satu faktor yang dapat membantu membentuk karakter seseorang adalah lingkungan pendidikan. Sebagai pengajar misalnya, fokuslah meng-upgrade ilmu dan cara mengajar agar dapat menghasilkan generasi yang minimal dapat bertanggung jawab atas dirinya di tengah masyarakat. 

Sebagai pelajar, harus tahu memposisikan dirinya sebagai seseorang yang berkewajiban mencari ilmu agar tidak dapat dibodohi dengan berbagai informasi yang liar di luar sana. 

Keduanya harus sama-sama bisa menempatkan diri, sehingga dengan latar belakang pendidikan yang baik, semua orang dapat mengelola dan memanfaatkan internet dengan lebih bijaksana. Akhir kata, dengan adanya kebebasan berekspresi, dapat menghasilkan sumber informasi yang dapat dipertanggungjawabkan pula.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun