Benyu kok tersenyum bangga ya sobat,huhahuha...,"benyu sangat bangga dengan debat yang berlangsung kemarin, jika saja benyu bisa menjadi juri, benyu akan beri acungan jempol untuk Anies dan AHY, karena oh karena yang pertama, keduanya mampu untuk tidak menjungkalkan Ahok menggunakan pertanyaan yang bisa saja "menyudahi" Basuki Tjahaya purnama (Ahok). kita tahu saat ini status Ahok adalah terdakwa, sesuai pengantar "tersangka" dari kepolisian maka Ahok sedang menjalani sidang atas dakwaan Penodaan agama.
Tontonan debat itu benyu sebut bisa menjadi contoh kehebatan dan kebijakan dari lawan politik Ahok, di dalam debat Pilkada DKI itu benyu tidak melihat AHY dan Anies menjadi penyerang yang "kotor," justru apa yang di tunjukan AHY dan Anies merupakan contoh nyata kecerdasan yang di balut moralisme.bisa saja AHY dan Anies menyerang tentang Ahok yang sedang bermasalah,dan bisa saja mereka dengan mudah membuat Ahok malu,but,. itu tidak di lakukan sobat, yang terjadi malah sebaliknya Ahok menyerang menggunakan kalimat "gaya dosen dan pengen jadi gubernur,"
Pelajaran penting sudah di dapat dan di 'pahami" Ahok, belakangan Ahok mengakui kalimat "gaya dosenya" adalah sebuah kesalahan, dan Anies memang telah berhasil memaparkan kritik dan komentarnya bak seorang dosen," di sini benyu melihat AHY dan Ahok bagaikan mahasiswa "ngeyel" yang tidak mengerti penjelasan.huhahua.."
Dalam era demokrasi yang bebas mengekspresikan pendapat, tetap harus ada aturan mengenai Etika dan Moralisme,jika hal ini tidak di aplikasikan, maka tunggulah kehancuran negri tersebut, itu kata ayah benyu, di sini AHY dan Anies sangat mengerti tentang itu. baik AHY dan Anies tahu bahwa ini adalah ruang terbuka publik, mereka tahu ini adalah siaran langsung, dan mereka tahu yang menyaksikan debat tidak hanya warga Jakarta.
NO OUT OF CONTECS
Baik AHY,Djarot.maupun Anies-Sandi tidak keluar konteks perdebatan yang ber tajuk Pilkada DKI Jakarta, kita boleh  saja berdebat keluar konteks atau substansi jika perdebatan itu bertajuk "seenaknya sendiri." Sylvi masih mengeluarkan kalimat ledekan dengan "Pak Mentri,ahok lebih-lebih lagi, lihatlah selain kedua orang itu, mereka beretika.benyu berfikir juga seperti artikel,jika kita menulis artikel tentang debat Pilkada DKI Jakarta, maka sudah seharusnya membahas apa yang terjadi di dalam perdebatan, bukan keluar dari apa yang tidak terjadi dalam perdebatan.
Dalam debat Ahok juga menyebut dan membawa sosok lain sebagai pembanding, dan ini menandakan ahok membutuhkan bantuan dari luar, Ahok menyebut Budi Waseso, ini yang di sebut out Of contecs dalam perdebatan, walaupun temanya masuk, namun penyebutan nama Budi Waseso yang tidak masuk dalam konteks,Ahok mengatakan " Anies tidak mau bekerjasama dengan Buwas di saat menjadi Mentri," ini merupakan blunder, ahok sendiri bungkam dengan pertanyaan yang tidak out Of contecs, sebagai contoh bagaimana bukit duri bisa menang gugatan jika Pemda sudah benar menjalankan prosedur dalam membuat kebijakan.
Bagaimanapun juga kita bangga dengan lawan-lawan ahok dalam debat, karena tidak menjatuhkan ahok secara kalimat maupun sesuatu "kotak"yang di luar konteks, namun jika ahok masih seperti pada debat pertama, bukan tidak mungkin bisa saja terjadi, karena di sini ahok yang memulai out Of contecs,(semoga saja tidak ya sobat).Senyum lebar benyu berikan untuk kalian sobat, tetaplah seperti itu, demi tercapainya debat yang mendidik tanpa ada kalimat mencemooh."
Salam dari benyu
Si kura-kura baik
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H