Mohon tunggu...
Sibenyu
Sibenyu Mohon Tunggu... -

Ketika Benyu Menjadi Benar Maka Benyu Adalah Benar, Ketika Benar Menjadi Benyu Maka Benar Adalah Benyu.... Nah Lho

Selanjutnya

Tutup

Politik

Suap Kok 2 Milyar, Ah Kecil

5 April 2016   04:12 Diperbarui: 5 April 2016   04:24 735
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="radarlampung.co.id"][/caption]Salam kompasiana, dalam artikel sebelumnya benyu bertanya dan bingung, mengapa suap dari seorang presdir PT Agung Podomoro Land (APL) Ariesman Widjaya kepada M Sanusi anggota Dewan yang juga sekaligus ketua Komisi D kok hanya 2 Milyard ya, kita mengenal Ariesman Widjaya itu seorang konglomerat lho, iya lho, kita melihat bisnis propertinya yang sangat fantastis, kampung sebelah benyu saja sudah di gusur oleh PT APL dan sudah berubah menjadi kawasan elit, dan kita juga mengetahui, yang benyu baca di berita,M Sanusi itu juga orang yang kaya raya. kok mau ya cuma menerima hanya 2 Milyard, ah ini ada yang tidak beres nih.

Benyu punya contoh untuk kasus Ratu asal Banten yaitu Ratu Atut, ini kan besar yang di dapat, lalu rubi rubiandini, juga besar, lalu ketua MK juga besar, juga jaksa Urip juga besar, lalu mantan bupati Bogor, juga besar, lalu kasus UPS di Jakarta juga besar, dan masih banyak lagi contoh korupsi atau suap yang besar-besar. Kenapa kok M Sanusi yang sudah kaya raya mau hanya di suap dengan 2 Milyard lebih sedikit, seharusnya M Sanusi meminta 2 milyard lebih. Lebih yang banyak sekali, semisal 2 Milyard lebih 20 Milyard, atau 2 Milyard lebih 100 Milyard, kenapa benyu mengajarkan lebih,? Karena proyek reklamasi ini nilainya sangat besar, kalau suapnya hanya sedikit, benyu tertawa deh.

Kembali ke soal PT APL dan kasus suap anggota DPRD DKI Jakarta.kutipan paragraf dalam artikel benyu sebelumnya adalah. Melihat besarnya Nilai proyek Reklamasi pantai utara Jakarta dan pembuatan pulau, menjadikan teori yang bergulir atau isu yang bergulir sangat mungkin" dalam hal ini sepertinya ahok akan tidak tersentuh, karena ahok adalah seorang operator proyek tersebut. Jika ahok tersentuh maka bisa saja akan menyentuh hingga titik apa yang di sebut oleh ketua KPK "Bahwa ini adalah sebuah Grand Coruption.' untuk itulah di sini saya tidak yakin ahok dan para master mind bisa tersentuh, jika para master mind tersentuh gegerlah negri ini.

Benyu akan mengupas sisi ini, yaitu GRAND CORRUPTION seperti apa kata bapak-bapak KPK, jujur benyu saat ini sangat tidak percaya dengan bapak-bapak dan ibu KPK yang saat ini memimpin, jika kawan-kawan percaya silahkan, benyu berbeda pendapat, toh beda pendapat tidak membuat benyu membenci kawan semua, grand corruption itu bisa menjadi sebuah kotak yang di dalamnya berisikan konglomerat, legislatif, eksekutif, hingga pejabat tinggi, karena kata KPK itu GRAND, jadi sangat besar kolusinya dan juga korupsinya. besar kolusi karena harus melibatkan semua pihak, besar korupsi karena nilai proyek dan keuntungan yang sangat fantastis. Siapa yang mau ikan teri jika ada ikan tuna untuk di santap.!

Kalimat yang di keluarkan oleh KPK hanyalah sebuah isu baru dari pemerintahan. Benyu melihat ini sebuah contoh opini baru yang hendak di munculkan, benyu melihat pemerintahan saat ini hobinya menciptakan hot isu terus menerus, benyu juga bingung, kenapa hobi kok begini." alasan benyu mengatakan,"jangankan membongkar Grand Corruption," wong indikasi korupsi yang jelas-jelas tidak grand saja susah, apalagi yang grand," para pimpinan KPK jilid sekarang ini rada-rada mencari pencitraan saja, grand corruption lah, grand design lah, grand prix lah, atau berlibur ke grand canyon saja sekalian.

Ahok itu sakti, itu kata yusril, apa KPK tidak mengerti kalimat yusril,? kalau KPK tidak paham kalimat yusril biar benyu terjemahkan dan memberi KPK pengertian, SAKTI.! dalam kamus bahasa Indonesia sakti itu "mampu berbuat sesuatu yang melampaui kodrat," atau "mempunyai kuasa ghaib dan bertuah," jadi kalau kata yusril ahok sakti, ya KPK harus mendengarkan, kalau KPK tidak mengerti ya harus lihat artikel benyu, untung saja yusril hanya bilang sakti. kalau bilangnya "sakti mandraguna bagaimana,?

Dengan kalimat grand corruption di tambah kalimat yusril yang mengatakan ahok sakti, apa iya KPK bisa menyentuh ahok,? coba kawan berfikir, kalau benyu sih mengatakan "ahok memang sakti," jadi benyu mendukung kalimat yusril, kalau M Sanusi di tangkap tangan, karyawan PT APL juga berbarengan di tangkap tangan, juga presdir PT APL bisa di tersangkakan, menyusul bos PT APL Aguan di cekal, apakah Big Bos ini akan terseret juga.? benyu berpendapat ahok sakti, tepatnya hingga saat ini ahok masih sakti.

Pernah ada cerita di kampung benyu orang yang sakti, namanya Pak cimol, beliau sangat sakti, Pak cimol sangat sulit untuk di sentuh, apalagi di sentuh, di lihat dan di dekati saja susah, Pak cimol hanya mengatakan atau memberi kabar melalui ajudanya, Pak cimol selalu menugaskan segala urusan kepada bawahanya, jadi setiap ada masalah Pak cimol selalu saja tidak terlibat, karena Pak cimol selalu mendelegasikan tugasnya pada bawahan. Pak cimol sungguh cerdas, konon menurut cerita atau gosip, Pak cimol di lindungi oleh Pak cireng, Pak cireng sendiri merupakan seorang RW yang di segani dan jarang bicara, nah berkat Pak cireng ini Pak cimol sakti.

Namun ternyata kesaktian Pak cimol ini sirna ketika Pak cireng lengser dari kedudukan RW, pada waktu itu Pak cimol gelisah dan gundah, pada siapa lagi Pak cimol akan bersandar,? akhirnya Pak cimol mulai emosi dalam menghadapi segala persoalan, lambat laun terungkap juga jika ternyata Pak cimol menerima sejumlah uang dari pedagang gorengan yang mangkal di perempatan, Pak RT melaporkan hal ini pada Pak lurah, dan Pak lurah murka, di panggilah Pak cimol. Setelah pertemuan antara Pak cimol dan Pak lurah terjadilah suatu realita baru, bahwa Pak cimol ternyata pahlawan, karena sesungguhnya yang menerima suap dari pedagang gorengan adalah Pak RW atau Pak cireng.

Selamat menikmati.
Salam dari benyu.
si kura-kura baik,

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun