“Jadi, aku sudah menamatkan baca’anku tentang A..” Tulis saya di dalam akun twiter pribadi.
Yap, ini kali pertama saya membaca karya Ayu Utami *Ok, saya mengakui. Saya tidak pernah mengenal karya Ayu meski beberapa teman penulis menceritakan tentangnya dan awalnya saya tak tertarik sama sekali dengan karyanya*
Tapi kalian tahu?!
Kenapa sekarang saya justru mulai tergila-gila pada mindset nya saat bercerita? Dia menyerupai atau hampir sebelas-duabelas dengan Dee Lestari, Djenaar, dan penulis-penulis perempuan lain.
Tapi mereka bertiga berbeda dengan Clara NG. Yah, memang ada ‘generasi’ yang ‘meregenerasi’ diri kan, yah?! Hahahaa :p *itu cuma hipotesa kok*
Beberapa minggu lalu, saya googling tentang analisa sastra *psst, belajar otodidak itu menyenangkan* dan saya menemukan fakta tentangnya.
Hati saya dibuat semakin penasaran untuk stalking tentang Ayu melalui mesin pencari itu. Saya menyusuri jejaknya di akun twitter saya dan mulai mencari karya-karyanya yaitu: Trilogi (Si Parasit Lajang – Cerita Cinta Enrico – Pengakuan Eks Parasit Lajang), Dwilogi (Saman dan Larung).
FYI, pemirsaaaaaaaa.. *hahaha, berasa nonton deh* Saya tak bisa membaca karya-karya itu karena stok kosong. Dan untungnya, rasa penasaran saya sedikit terobati saat menemukan buku ini hehe :’)
Kembali pada obrolan tentang buku yang ingin saya review yang berjudul “Kisah orang-orang Scorpio”. Buku ini merupakan kumpulan cerita dari beberapa penulis yang mengikuti Kursus Menulis dan Berpikir Kreatif di Salihara.
Ada 12 cerita yang di dalamnya ada 4 cerita punya Ayu Utami.
Sebagai pembaca yang masih pemula membaca karya-karya Ayu, saya merasa digiring bergilir oleh cerita-cerita yang tokohnya saling berkaitan erat. Seperti nada sambung, cerita-cerita yang dipaparkan pun membentuk benang merah dengan sempurna.
Pada cerita pertama dengan judul PESTA.
Kita (pembaca) digiring lembut oleh pemahamannya tentang karakteristik Scorpio *karena mungkin kebetulan Ayu juga berzodiak Scorpio ya hihihi. Jd karakter ceritanya kuat banget*
Saya seperti sedang `mabuk dibuat penasaran oleh karakter ini. Scorpio jantan yang misterius tetapi rentan dan tak suka menunjukkannya pada dunia. Sedangkan Scorpio perempuan yang penuh rahasia, misteri, dan tak menunjukkan kekuatannya pada dunia.
Karakter Scorpio pada umumnya cenderung setia (bahkan setia pada perselingkuhannya) tapi punya dedikasi tinggi pada kecerdasan intelektual dan zodiak yang bersimbol kalajengking ini adalah satu-satunya zodiak yang mengandung bisa dalam tubuhnya.
Artinya apa?
Sebagai pembaca saya mendapati diri saya yang lain di beberapa cerita (ego sekaligus perasaan sentimentil).
Dan menganalisa bahwa karakter Scorpio termasuk karakter kuat namun tidak benar-benar mendominasi publik. Scorpio itu seperti kekuatan yang stabil dalam kristal dan danau tenang yang dalam. Ehem. Uhuk *batuk-batuk genit*
Kemudian saya melanjutkan cerita kedua *yak! Saya ingin merunut cerita agar saya tahu apa aja sih benang merah sebenarnya dalam kisah-kisah yang di paparkan di buku ini*
Hmm, cerita kedua bagus dan saya tak ingin berkomentar banyak soal itu. Selanjutnya, saya langsung tancap gas ke cerita ketiga, dan mata saya menjadi enggan. Enggan untuk melanjutkan membacanya *maaf. Padahal saya pun belum bisa se-mahir itu membuat cerita* hahahahhaa oke jitak diri sendiri :p
Tapi kalau kembali pada sudut pandang pembaca.. saya benar-benar mengaggumi beberapa penulis di buku ini yang mengisahkan cerita seperti bermain estafet.
Menurut saya, ini cerita estafet yang menyenangkan. Kemudian estafet itu kembali lagi ke tangan Ayu Utami dengan cerita kelima yang berjudul GENERASI BUNGA.
Pada cerita ini Ayu menceritakan tentang flash back tokoh utama dalam cerita PESTA.
Yap, diksi dan pengolahan kata Ayu menyenangkan dan benar-benar memanjakan pembaca pemula seperti saya hehehe. Ayu Utami memanjakan pembaca dengan plot menarik dan setting cerita unik, juga ‘permainan’ sudut pandang.
Setelah itu, apa saya lantas melanjutkan untuk membaca cerita keenam yang ditulis penulis lain?!
Emm, actually.. I’m not.
Saya menyerah pada paragraf pertama di cerita keenam atau mungkin saya [sedang] kapok membaca cerita dari penulis lain atau kemungkinan terbesar yang lain adalah saya benar-benar ‘mengejar’ dan terhipnotis kisah Scorpio di cerita sebelumnya tentang PESTA.
Ya, kayaknya alasan yang ketiga tepat untuk menjawab pertanyaan: “Mengapa saya melewati cerita yang dipaparkan penulis lain” *hadeeh, tepok jidat deh haha*
Saya melewati cerita keenam, ketujuh, sembilan, sepuluh dan cerita kesebelas *maafkan saya ya penulis-penulis keren. Ini hanya karena saya benar-benar ingin ‘bercengkrama’ lebih dekat dengan Ayu melalui tulisannya :’)
Setelah melewati cerita-cerita lain dan berfokus pada cerita tentang A. Saya melompati batas-batas tipis tentang setting yang Ayu buat, dia memberikan ruang berpikir bagi pembaca untuk merasakan hal lain yang disampaikan oleh Ayu selain perasaan sentimentil dan gagu.
Ayu ingin menyampaikan beberapa fakta penting tentang negeri bahwa menulis sastra bukan hanya soal menyusun abstrak kata.
Tapi sastra adalah media yang menampung segala keluh kesah, sastra kemudian memang sengaja diciptakan oleh mereka untuk menyuarakan : “Sebenarnya, ada yang sedang tak beres di dunia ini..”
Selain dari mengangkat tema zodiak. Ayu mencoba mengambil pemantik berpikir para pembacanya dengan ide lama yang disegarkan kembali.
Overall, saya tuntas membaca utuh keempat cerita yang diulas Ayu dalam sosok Scorpio sebagai tokoh utama. Membuat saya mengenali karakter mereka.
Scorpio yang saya baca dalam “Kisah Orang-Orang Scorpio” ini terasa lebih hidup dari dunia nyata. Kisah setiap tokohnya merepresentasikan warga Scorpio dengan detail.
Mereka (para Scorpio) ada ditengah-tengah kita, bahkan ada yang sedang membaca review tulisan saya :) hahaha *kecup hangat dari Virgo*
Judul Buku : “Kisah orang-orang Scorpio”
Penulis : Ayu Utami, dkk.
Tebal Buku : 214 halaman
Harga : Rp. 40.000,-
So, enjoy with your perspective :*
SiBengalLiar