Ok. Sebagai contoh, ada seseorang yang terus menulis opini mengenai politik urban. Ternyata di kehidupan nyatanya dia memang menyukai tema-tema urban-lifestyle dan yang berhubungan dengan kehidupan sosial sehari-harinya. Menjadi hal yang bisa diberi jempol dan bisa banyak belajar darinya, ide menulis opini diangkat dari hal-hal yang akrab di wilayahnya sungguh sangat brillian.
Lain lagi, ada beberapa hal yang menyukai penulisan dengan tema menulis. Itu berarti ketika menulis tentang tema menulis bukan berarti yang menulis harus menjadi penulis buku dulu dan berbicara sebagai motivator hahaha *ok, lupakan. Intinya, setiap tulisan mempunyai motivasi masing-masing bagi penulisnya sendiri.
I mean, sah-sah saja menulis beberapa hal yang kita minati. Opini dalam jurnalis atau sebaliknya. Itu akan menjadi sah dan lumrah-lumrah saja jika bermanfaat bagi yang lain.
Sudah hampir tahun baru lagi, sudah sepantasnya me-reschedule ulang resolusi kita selama setahun ini. Para penyedia 'hiburan' akhir tahun pun sudah bersiap-siap menyambut tahun baru sedangkan kita belum merubah diri dari perilaku kekanak-kanakan selama setahun ini. Kita bahkan sering menyinggung orang dengan tujuan pembenaran argumentasi yang nyata-nyata hanyalah sebuah asumsi isap jempol belaka.
Tidak perlu saling menghakimi atau menuding, tetapi cukup menyadari bahwa kita di sini didekatkan karena sama-sama ingin belajar.
*Selamat menyambut tahun baru. Welcome to December, I love it!!
Mohon maaf jika kita sedang 'berseberangan' sudut pandang. Saya yakin, berbeda itu fun. Mari saling rangkulan. Pelangi tidak akan indah jika hanya diberi gradasi dengan warna senada ;)
Love you xoxoxoxoxo
With Love,
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H