‎"Setiap pagi bangun tidur aku selalu menyiapkan peluru untuk menembakkan ke arah kakiku agar tetap bergerak.."
Kita melihat bagaimana semuanya bekerja, semua proses itu, seluruh akar ide dan pemikiran yang benar-benar brilian. Berangkat dari awal keprihatinan tentang 'generasi yang hilang'. Beberapa teman kompasianer senior membuat satu 'panggung' yang cukup spektakuler yaitu PARADOKS, Parade Dongeng Anak Nusantara. Dan sampai detik ini pun saya merasakan semangat ini tak pernah padam. Akan selalu dihati sebagai pemacu adrenalin generasi baru.
Ini ibaratnya, menaruh benih di tanah yang sedang kosong. Lahan yang subur yang harusnya di beri bibit-bibit baru untuk menstimulus generasi muda, generasi penerus bangsa kita melalui kontribusi dongeng anak se-nusantara. Dan itu artinya, seluruh Indonesia. Tanpa terkecuali.
Kisah yang diangkat pun beragam, mulai dari fabel, cerita rakyat, cerita imajinasi dengan garis lurus budaya kekinian Indonesia yang tujuannya tetaplah satu. Memberikan pesan-pesan moral penting bagi generasi Indonesia.
April lalu, bagian fiksi kompasiana  sempat meriah dan gegap gempita. Banyak aliran deras dongeng-dongeng dari para penulis. Semangatnya satu. Tak hanya meramaikan namun memberikan kontribusi yang sangat berarti.
Mengumpulkan Motivasi dan Pesan Positif yang Disampaikan.
Ide-ide baik adalah sesuatu yang memotivasi, dan ide ini sekarang sudah terealisasikan dan akan makin bertumbuh dan berkembang seperti seekor Garuda yang sedang mengembangkan sayapnya untuk siap terbang lebih tinggi. Kekuatan sayapnya ada pada bulu-bulu halus Sang Garuda yang menyelipkan pesan-pesan moral yang positif ke seluruh Negeri.
Proses adalah Jalan Menuju Target.
Menjadi bagian dari ini adalah sesuatu hal yang paling luar biasa, I said. Seperti yang menjadi kebiasaan saya ketika saya mengatakan: "It's amazing. It's something!". Ini suatu proses kreatif dari para pengagas ide dan dilanjutkan 'estafet' oleh para kreator dan editor di balik layar. Mereka menyumbangkan seluruh ide, tenaga, waktu, dan seluruh motivasi terbaik tanpa inisiatif buruk apapun kecuali "Menumbuhkan Kembali Generasi yang Hilang" dan "Rumah Masa Depan Bagi anak-anak Indonesia". Itu sungguh luar biasa. Ini seperti sebuah investasi dengan nilai mata uang yang terus bergerak ke atas.
Pesan saya, ikutilah mimpi-mimpi ini. Ini investasi untuk Negeri:
Meskipun ada yang berkata, "Anak-anak mah jangan dikasih dongeng. Nanti sering ngayal"
Bagi kami dan seluruh sahabat-sahabat serta penulis Dongeng Anak Nusantara bahkan lebih dari itu. Anak-anak adalah kertas putih, ditempa oleh pesan-pesan moral yang positif melalui media dongeng 'penyampaian pesan' dengan  cara paling menyenangkan. Dongeng adalah media positif untuk memberikan 'ruang pembelajaran' yang paling anggun.
"Bahkan Imajinasi lebih penting daripada Ilmu Pengetahuan"
-kata beberapa ilmuan seperti Albert Einstein-
Guru yang baik adalah yang tak menggurui dan itulah dongeng. Guru yang santun, bijaksana, arif, positif, memotivasi, dan menginspirasi generasi muda usia dini. Biarkan anak-anak berimajinasi sebebas-bebasnya. Seperti jargon iklan yang ingin saya kutip: "Semua hal yang diluar berasal dari dalam"
Selipan pesannya:
Jangan menyerah!
Menyerah adalah cara untuk tidak mendapatkan masa depan. Fokus pada kekuatan dan kelebihan, jangan pada kelemahan. Namun, akuilah kekurangan untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi di masa depan. Untuk Negeri. Untuk Investasi jangka panjang ini.
Dan melompatlah! Tak peduli meski harus jatuh. Wujudkan semua mimpi, karena itu hak kita semua.
"Cara mewujudkan mimpi-mimpi besar adalah lakukan hal-hal yang paling sederhana dan hal yang paling kecil sekalipun. Karena sekecil apapun usaha kita, semuanya ada nilai yang tak kasat mata. Nilai yang bahkan lebih besar yang tak pernah kita sadari itu..,"
Ini sebagai ulasan tulisan ini, merekalah orang-orang itu. Investor Indonesia: 1.      http://sosbud.kompasiana.com/2011/05/18/lagu-merdu-untuk-paradoks-pelayanan-kasih-untuk-anak-indonesia/ 2.      http://muda.kompasiana.com/2011/05/18/yang-paling-indonesia-di-kompasiana-paradoks-dalam-kenangan/ 3. http://unik.kompasiana.com/2011/05/18/paradoks-kompasiana-di-mata-saya/ 4. Para penulis-penulis Dongeng, dan yang membacakan dongeng untuk generasi yang akan tumbuh kembali. *Salam PARADOKS, salam untuk Negeri =) With Fully Love, SiBengalLiar
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H