Semakin bagus rating sebuah film, semakin banyak penonton film itu sendiri. Dan dunia jurnalisme pun ikut 'meramaikan' media ini. Ini media seni yang tak terpisahkan oleh dunia jurnalisme.
Karena pola pikir yang berubah dari hasil pengamatan film mampu membuat jurnalis menuliskan kata-kata tentang apa yang dicerapnya. Intinya begini, tidak ada salahnya menikmati seni yang memberikan hiburan atau sedikit memberikan pemahaman tentang kehidupan.
Yang kurang tepat adalah menonton seni yang negatif. Selain dari "Laskar Pelangi", masih ada banyak film-film yang mendidik seperti "Naga Bonar" yang isinya tentang rasa nasionalisme terhadap bangsa. Tak usahlah memberikan film-film 'hantu-hantuan konyol' yang pornoaksi itu.
Alangkah baiknya jika orang-orang yang bekerja di media seni memberikan 'hasil karya seni' yang berkualitas. Tentunya, imbas ini akan menjadikan jiwa-jiwa publik tak 'semponyongan' dalam nafsu yang dikemas sedemikian rupa itu.
Sebagai bagian dari publik, dunia jurnalisme pun berempati dalam media-media seni seperti ini. Karena kita tahu, jurnalisme diibaratkan "orang dewasa" yang mampu mengambil sisi-sisi terbaik dari media ini.
With Love,
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H