Mohon tunggu...
Yai Baelah
Yai Baelah Mohon Tunggu... Pengacara - (Advokat Sibawaihi)

Sang Pendosa berkata; "Saat terbaik dalam hidup ini bukanlah ketika kita berhasil hidup dengan baik, tapi saat terbaik adalah ketika kita berhasil mati dengan baik"

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Nilai dari Sebuah Tulisan (Perhatian Atas Tulisan Tjiptadinata Effendi)

21 Oktober 2020   22:45 Diperbarui: 21 Oktober 2020   22:59 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terinspirasi dari tulisan-tulisan Bapak Tjiptadinata Effendi, penulis senior yang barusan kemaren berulang tahun ke-8 menjalani kegiatannya menulis di Kompasiana ini.

Antara lain tulisan hari ini tadi yang berjudul "Ini Buktinya Artikel di Kompasiana Bernilai Tingi",   yang saya terjemahkan sepihak bahwa pada pokoknya beliau hendak mengingatkan agar tidak perlu "mengambil hati" atas "perlakuan" pihak admin K atas setiap tulisan kita di sini yang tidak  pernah atau jarang di-Headline-kan meski dalam pandangan pembaca tulisan itu sesungguhnya begitu menarik dan berguna. (Maafkan saya ya Pak Tjip jikalau tafsiran saya ini melenceng bin ngawur atau berlebihan)

Ya, saya sepakat bahwa hakikat dari kenikmatan menulis adalah ketika begitu banyak mendapat perhatian dari pembaca. Di sanalah letak nilai kualitas dari sebuah tulisan. Dengan terbukti banyaknya pembaca maka tak salah bila kita menafsirkan bahwa tulisan/artikel kita itu  adalah "bernilai". Lebih bernilai dari sekedar hanya label Headline atau Pilihan. 

Mengapa disimpulkan lebih bernilai?  Ya, dengan kenyataan banyaknya pembaca itu, berarti sekian banyak pula orang yang menerima manfaat dari pesan-pesan kita yang dituangkan dalam tulisan tadi. 

Apalagi bila ternyata tulisan kita sering mendapat reaksi positip dari pembaca yang berkepentingan atau terkait langsung dengan "cerita" di dalam tulisan itu sebagaimana halnya yang pernah dialami Bapak Tjiptadinata Effendi tadi. 

Semakin banyak manfaat, semakin berguna bagi orang lain, maka semakin berhargalah diri kita. Dan "berharga diri" itulah nilai yang terpenting dari diri seseorang.  

Harga diri seseorang untuk menjadi berguna dalam hidup ini, yang dapat memberikan manfaat bagi sesama. Ya, manfaat yang nyata, bukan sekedar haga dari sebuah gelar atau predikat kehormatan yang belum tentu terbukti nyata memberikan hasil guna. 

Begitulah, sebagaimana diri saya, Yai Baelah, kini tak pernah lagi "ambil pusing" atas peng(tidak)hargaan yang akan diberikan pihak admin K. Itu adalah otoritas mereka. 

Meski saya sangat menghargai atas pemberian label tertentu oleh admin pada satu ketika tulisan saya mendapat label.  Tentu, saya sangat menghargai perhatian admin yang telah menghargai tulisan saya.  

Akan tetapi yang lebih menentramkan hati saya adalah ketika tulisan saya ternyata dibaca, bahkan meski tidak banyak, cuma tercatat pada angka recehan, namun saya tahu kalau pikiran saya, rasa saya, pesan-pesan saya itu "telah sampai". Artinya, tulisan itu sedikit banyak telah memberikan manfaat bagi orang lain. Maka di sinilah hidup menjadi terasa berguna. Itulah intinya.

So? Tak usah pedulikan "yang lain". Tetaplah menulis di Kompasiana sepanjang tulisanmu bermaksud baik dan dapat membawa kebaikan bagi orang lain! 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun