Mohon tunggu...
Yai Baelah
Yai Baelah Mohon Tunggu... Pengacara - (Advokat Sibawaihi)

Sang Pendosa berkata; "Saat terbaik dalam hidup ini bukanlah ketika kita berhasil hidup dengan baik, tapi saat terbaik adalah ketika kita berhasil mati dengan baik"

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tekak

26 Maret 2019   08:52 Diperbarui: 26 Maret 2019   09:03 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Orang "tekak" adalah orang yang diberi tahu tapi tak mahu tahu. Mengapa bisa begitu? Karena ia mengira dirinya tahu. Padahal ia tidak tahu kalau dirinya tidak tahu. Maka, percuma memberinya tahu.  Mahunya menurut dia sendiri yang sebatas dia tahu. 

Dus, pengetahuannya tak akan bertambah, ilmu tak membuatnya jadi lebih tahu, tapi malah membuanya jadi bertambah dungu. Bahkan keliru pun dia tak tahu. Emang otaknya segitu, maka pikirannya buntu. Lucu? Nggak!. Lalu? Bikin malu! 

But, saya tak mau menggerutu. Apa untungnya buat ku?  Sebetulnya, dalam tulisan ini saya cuma ingin memaparkan sesuatu hal tentang "anti tekak", yakni tentang "tahu", tentang bagaimana orang yang berilmu itu. Yang benar-benar berilmu, karena ia menjalani proses mendalami ilmu. Marilah kita lihat paparan singkat berikut ini:

Orang yang mendalami ilmu itu akan mengalami 4 tahap dalam proses perkembangan kejiwaannya:

Tahap Pertama :
*Rendah diri
Dia tahu kalau dirinya tidak tahu
(maka dia akan belajar)

Tahap Kedua :
*Lupa diri
Dia tahunya dia saja yang tahu
(maka dia maunya mengajar saja)

Tahap Ketiga :
*Ingat Diri (Rendah hati)
Dia tahu kalau bukan hanya dirinya saja yang tahu
(maka dia mengajar sambil belajar)

Tahap Keempat :
*Tahu diri
Dia tahu kalau ternyata dirinya tak banyak tahu
(maka dia akan diam)

"Tahu diri" ini adalah tingkat tertinggi dari orang yang berilmu.

#yaibaelah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun