MENGHITUNG HARI MENGHITUNG DIRI (2)
Hari-hariku...
tak berpikir tentang rezeki, tentang bahagia, tentang cita-cita atau harapan...
Hanya berpikir... tentang apa yang telah kulakukan dan apa yang telah tidak kulakukan...
Nyatanya sedikit sekali yang kukerjakan dan banyak yang kulalaikan...
Diri ini makin mundur... tak pernah meningkat...
hanya dari nol ke nol, bahkan di bawah titik nol...
*Yai Baelah, 6 April 2017
Siapa jamin kalau diri diberi tempo lagi 20 tahun..?
Bagaimana jika ternyata hanya 4 tahun ini saja ???
Dihitung-hitung...
4 Tahun..?
Masa yang gagal... zero to zero, zero to minus zero
Dihitung-hitung...
Bahkan pun 20 tahun pun takkan seimbang, tak sebanding dengan 40 yang sudah...
Entahlah...
*Yai Baelah, 4 Januari 2017
Menghitung hari menghitung diri
Tak menghitung tentang bahagia, harta, cita tidak pula cinta
Hanya berhitung tentang apa yang telah dilakukan dan apa yang telah tidak dilakukan. Tentang sedikitnya yang dikerjakan dan banyaknya yang dilalaikan
Menghitung hari menghitung diri
Tak menghitung tentang bahagia, harta, cita tidak pula cinta
Hanya berhitung tentang apa yang telah dilakukan dan apa yang telah tidak dilakukan. Tentang sedikitnya yang dikerjakan dan banyaknya yang dilalaikan. Berhitung tentang usia yang banyak tersia-sia. Betapa begitu banyaknya salah dan dosa. Entah mulai dari mana. Perbaiki diri mu saja. Mulailah dari menjalin dan menjaga hubungan baik mu dengan Nya. Berharap Ia akan memperbaiki hidupmu pada akhirnya.
Yai Baelah, 2 September 2018 ·
Ilaahii lastu lil firdausi ahlaan wa laa aqwaa 'alaa naaril jahiimi
Wahai Tuhanku ! Aku bukanlah ahli surga, tapi aku tidak kuat dalam neraka Jahim
Fa hablii taubatan waghfir zunuubii fa innaka ghaafirudzdzambil 'azhiimi
Maka berilah aku taubat (ampunan) dan ampunilah dosaku, sesungguhnya engkau Maha Pengampun dosa yang besar
Dzunuubii mitslu a'daadir rimaali fa hablii taubatan yaa dzaaljalaali
Dosaku bagaikan bilangan pasir, maka berilah aku taubat wahai Tuhanku yang memiliki keagungan
Wa 'umrii naaqishun fii kulli yaumi wa dzambii zaa-idun kaifah timaali
Umurku ini setiap hari berkurang, sedang dosaku selalu bertambah, bagaimana aku menanggungnya
Ilaahii 'abdukal 'aashii ataaka muqirran bidzdzunuubi wa qad da'aaka
Wahai, Tuhanku ! Hamba Mu yang berbuat dosa telah datang kepada Mu dengan mengakui segala dosa, dan telah memohon kepada Mu
Fa in taghfir fa anta lidzaaka ahlun wa in tathrud faman narjuu siwaaka
Maka jika engkau mengampuni, maka Engkaulah yang berhak mengampuni. Jika Engkau menolak, kepada siapakah lagi aku mengharap selain kepada Engkau?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H