Mohon tunggu...
Yai Baelah
Yai Baelah Mohon Tunggu... Pengacara - (Advokat Sibawaihi)

Sang Pendosa berkata; "Saat terbaik dalam hidup ini bukanlah ketika kita berhasil hidup dengan baik, tapi saat terbaik adalah ketika kita berhasil mati dengan baik"

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menghitung Hari, Menghitung Diri (2)

14 Maret 2019   22:51 Diperbarui: 14 Maret 2019   23:24 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


MENGHITUNG HARI MENGHITUNG DIRI (2)

Hari-hariku...
tak berpikir tentang rezeki, tentang bahagia, tentang cita-cita atau harapan...
Hanya berpikir... tentang apa yang telah kulakukan dan apa yang telah tidak kulakukan...
Nyatanya sedikit sekali yang kukerjakan dan banyak yang kulalaikan...
Diri ini makin mundur... tak pernah meningkat...
hanya dari nol ke nol, bahkan di bawah titik nol...

*Yai Baelah, 6 April 2017

dok.pri
dok.pri
DIHITUNG HARI

Siapa jamin kalau diri diberi tempo lagi 20 tahun..?
Bagaimana jika ternyata hanya 4 tahun ini saja ???

Dihitung-hitung...
4 Tahun..?
Masa yang gagal... zero to zero, zero to minus zero

Dihitung-hitung...
Bahkan pun 20 tahun pun takkan seimbang, tak sebanding dengan 40 yang sudah...
Entahlah...

*Yai Baelah, 4 Januari 2017

dok.pri
dok.pri
MENGHITUNG HARI

Menghitung hari menghitung diri
Tak menghitung tentang bahagia, harta, cita tidak pula cinta
Hanya berhitung tentang apa yang telah dilakukan dan apa yang telah tidak dilakukan. Tentang sedikitnya yang dikerjakan dan banyaknya yang dilalaikan

*Yai baelah28 Desember 2017 *

dok.pri
dok.pri
MENGHITUNG HARI MENGHITUNG DIRI (1)

Menghitung hari menghitung diri
Tak menghitung tentang bahagia, harta, cita tidak pula cinta
Hanya berhitung tentang apa yang telah dilakukan dan apa yang telah tidak dilakukan. Tentang sedikitnya yang dikerjakan dan banyaknya yang dilalaikan. Berhitung tentang usia yang banyak tersia-sia. Betapa begitu banyaknya salah dan dosa. Entah mulai dari mana. Perbaiki diri mu saja. Mulailah dari menjalin dan menjaga hubungan baik mu dengan Nya. Berharap Ia akan memperbaiki hidupmu pada akhirnya.

Yai Baelah, 2 September 2018 ·

https://www.kompasiana.com/sibawaihi/5c87ac4d43322f1111466037/tentang-201-menghitung-hari-menghitung-diri

dok.pri
dok.pri
Syair Doa Abu Nawas -- Al I'tiraf (Sebuah Pengakuan)

Ilaahii lastu lil firdausi ahlaan wa laa aqwaa 'alaa naaril jahiimi

Wahai Tuhanku ! Aku bukanlah ahli surga, tapi aku tidak kuat dalam neraka Jahim

Fa hablii taubatan waghfir zunuubii fa innaka ghaafirudzdzambil 'azhiimi

Maka berilah aku taubat (ampunan) dan ampunilah dosaku, sesungguhnya engkau Maha Pengampun dosa yang besar

Dzunuubii mitslu a'daadir rimaali fa hablii taubatan yaa dzaaljalaali

Dosaku bagaikan bilangan pasir, maka berilah aku taubat wahai Tuhanku yang memiliki keagungan

Wa 'umrii naaqishun fii kulli yaumi wa dzambii zaa-idun kaifah timaali

Umurku ini setiap hari berkurang, sedang dosaku selalu bertambah, bagaimana aku menanggungnya

Ilaahii 'abdukal 'aashii ataaka muqirran bidzdzunuubi wa qad da'aaka

Wahai, Tuhanku ! Hamba Mu yang berbuat dosa telah datang kepada Mu dengan mengakui segala dosa, dan telah memohon kepada Mu

Fa in taghfir fa anta lidzaaka ahlun wa in tathrud faman narjuu siwaaka

Maka jika engkau mengampuni, maka Engkaulah yang berhak mengampuni. Jika Engkau menolak, kepada siapakah lagi aku mengharap selain kepada Engkau?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun