Mohon tunggu...
Yai Baelah
Yai Baelah Mohon Tunggu... Pengacara - (Advokat Sibawaihi)

Sang Pendosa berkata; "Saat terbaik dalam hidup ini bukanlah ketika kita berhasil hidup dengan baik, tapi saat terbaik adalah ketika kita berhasil mati dengan baik"

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Teori Imajinasi; Antara Pikir dan Rasa

13 Februari 2019   07:53 Diperbarui: 13 Februari 2019   08:44 568
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image by Yai Baelah

"Teori Imajinasi; Antara Pikir dan Rasa"

Daya pikir untuk membayangkan atau menciptakan gambar dalam kepala, itulah yang disebut imajinasi. Jadi jelas bahwa, imajinasi itu sesungguhnya adalah pikiran juga. Tapi, lebih spesifik, imajinasi adalah pikiran yang dikendalikan atau dipengaruhi oleh rasa atau bersumber dari rasa.

(Sebagaimana yang sudah dipahami, mulanya pikiran adalah berawal dari hasil pendengaran atau penglihatan atau hati. Hati inilah yang mulanya melahirkan rasa).

Proses terbalik dari kasus di mana pikiranlah yang mengendalikan rasa atau yang menimbulkan rasa. Yang diungkapkan dengan pernyataan bahwa rasa itu adalah penjelmaan atau ungkapan dari apa yang kita pikiran. 

Artinya, semua rasa yang timbul itu tergantung pikiran. Bahwa pikiranlah yang menentukan rasa, bagaimana rasa yang dirasakan seseorang. 

Dengan penglihatan dan/atau pendengaran terhadap objek yang sama, tapi dengan pikiran yang berbeda, maka akan melahirkan rasa dan nilai rasa yang berbeda pada masing-masing orang.

Suatu pikiran yang murni tanpa dipengaruhi perasaan, itu disebut logis. Karena pikiran logis adalah pikiran yang dihasilkan berdasarkan kaedah cara atau bagaimana berpikir, yakni berpikir secara lurus, tepat, dan teratur.

Di sisi lain, di samping bahwa pikiran bisa mempengaruhi rasa, ternyata sebaliknya rasa juga bisa mempengaruhi pikiran. Rasa inilah yang akhirnya akan membangun imajinasi seseorang.

Ambil contoh dalam kasus kepenulisan. Faktanya,  karya-karya yang dihasilkan para penulis satu sama lainnya tidaklah sama nilainya. Masing-masing setiap karyanya memiliki nilai yang berbeda di mata pembaca. 

Mengapa bisa terjadi demikian? Di sinilah peran daya imajinasi tadi.  Kuat lemahnya daya pikir dan daya rasa yang membentuk imajinasi  akan menentukan bagaimana kualitas seorang penulis.    Seorang penulis yang hebat, semisal penyair atau novelis,  tentulah ia adalah seorang yang mempunyai imajinasi yang hebat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun