Wahai pergantungan jiwaku,
Dalam cinta yang kita pupuk dan siram setiap hari, aku harus terus belajar mencintaimu. mengerti akan kekuranganmu dan memaafkan kesalahanmu. Cinta yang kita semai belum ada apa apanya. Semoga kamu adalah orang yang kuabdikan diri hingga nafas tak lagi di badan. Semoga kamu adalah orang yang diciptakan Tuhan untukku dan aku untukmu.
Kamu layaknya jiwaku dalam tubuh yang berbeda, dan semoga akan terus seperti itu.
Doaku terpatri di antara langit biru menembus atmosfer menuju arsy Tuhanku. Semoga doaku mampu menggoyangkan arsyNya hingga Tuhan pun malu bila tak mengabulkannya.
Sungguh, aku takut bila aku mencintaimu melebihi cintaku pada Tuhanku karena memang aku benar benar mencintaimu. Kamu layaknya ibadah buatku, tak hentinya kepalaku memikirkanmu. Kusebut namamu dalam kesendirian maupun keramaian. Dan semoga semoga, kelak kamu menjadi ibadah yang menyenangkan untukku. Ibadah yang membuat para bidadarimu cemburu padaku. Ibadah yang mampu mengantarkan kita menjadi sepasang kekasih di surga.
Kuingin kamu tahu betapa banyaknya air mata yang keluar dari peraduannya. Tak terhitung tetesan itu, air mata derita dan bahagia keluar bergantian. Air mata tanda cintaku.
Aku tak berharap upah atas segala upayaku dalam mencintaimu dan mengabdi padamu, hanya meminta agar kamu bisa selalu bertaqwa pada Tuhan dan menemaniku selalu hingga tak ada jiwa yang mengisi ragaku.
Â
Salam syukurku,
Â
Â
Kekasih sejatimu (Semoga)