Mohon tunggu...
Fakih Latief
Fakih Latief Mohon Tunggu... -

MIND Master\r\nFounder and Chairman GEMILANG Indonesia Group.\r\nMaster Trainer Gemilang Training Center (G-TraCe).\r\nOwner Private Biographer Indonesia.\r\n

Selanjutnya

Tutup

Politik

(Mendadak) Pengamat Politik

7 Oktober 2014   16:37 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:04 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tiba - tiba di negeri ini banyak pengamat politik yang muncul.

ruang bicara tidak cuma di televisi saja.

sekarang ada pengamat politik yang bersuara di Kompasiana, di blog, di socmed, dsb.

sah - sah aja si, karena kebebasan berpendapat dijamin UUD.

yang jadi tidak elok adalah ketika komentator tidak mengikuti kaidah ilmiah dalam berbicara.

1. Berbicara tanpa dasar.

Ini yang paling banyak. hanya sekedar mengomentari situasi politik layaknya ibu - ibu ngomentari sinetron "ih, bungaaaa kamu ngapain si deket - deket sama si kumbang, bego lu ya!"

2. Berbicara (seakan) punya dasar.

Ini terjadi pada orang yang tidak berani mempertanggungjawabkan omongannya sendiri. dengan hanya mengutip Mr.X (who is he? no one knows)

3. Bicara dengan dasar yg salah.

ini agak pinteran ini, landasan teori bahan pembicaraan utama adalah ... MEDIA.

A: KPK menyatakan PDIP partai terkorup !
B: yang bener? kata siapa lu?
A: liat di tvzero
B: ah tvzero dipercaya. bego lu!

sudah dijudge dulu berita dari satu media salah padahal bisa jadi benar, dan media lain benar padahal bisa saja salah. intinya pemberitaan yang tidak imbang membuatnya tidak bisa dijadikan landasan teori.

4. Bicara dgn data yg tidak accountable, verificable.

A : saya yakin partai X punya 1945 anggota yang terkena kasus korupsi !
B : masak sih ?
A : ga percaya? itung saja sendiri !
B : hah?
A : ga mau ngitung kan? ya sudah kau percaya sajaaa....(abdur's style)

ini orang sudah ngasih data yg (?) masih pake maksa lagi -_-'

jadi, kesimpulannyaa...

Let's be smart !!

kalau mau komen politik, mari belajar politik terlebih dahulu.

kalau mau komen hukum, mari belajar hukum terlebiih dahulu.

kalau mau asal komen, mari nonton sinetron saja.

:D

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun