Mohon tunggu...
Siauw Tiong Djin
Siauw Tiong Djin Mohon Tunggu... Ilmuwan - Pemerhati Politik Indonesia

Siauw Tiong Djin adalah pemerhati politik Indonesia. Ia bermukim di Melbourne, Australia

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tan Kah Kee dan Siauw Giok Tjhan

8 Juni 2024   16:43 Diperbarui: 8 Juni 2024   19:49 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siauw sangat terpengaruh kegiatan anti Jepang. Tulisan-tulisannya sebagai wartawan harian Matahari mengukuhkan sikap anti Jepang-nya. Ketika kegiatan pengumpulan dana yang dipimpin oleh Tan, dikoordinasikan di Surabaya, Siauw segera aktif di dalamnya.

Tan sangat berpengaruh dalam upaya pengumpulan dana membantu Tiongkok melawan Jepang di Asia Tenggara. Ia berhasil mengumpulkan $10 juta dan berhasil pula mendorong sekitar 3000 relawan dari Singapura dan Malaya untuk berangkat ke Tiongkok.  Mereka turut dalam medan pertempuran sebagai montir, teknisi, dokter, juru-rawat atau terlibat dalam pertempuran.

Pada 1937, komunitas Tionghoa di Surabaya mengirim tim medis ke Tiongkok, dipimpin oleh Dr. Go In Tjhan. Pada tahun yang sama ada pula pemuda yang berangkat ke Tiongkok untuk bertempur melawan Jepang, Siauw Giok Bie, adik Siauw. Siauw Giok Bie kemudian bergabung dengan tim Dr Go in Tjhan di Tiongkok. Mereka kembali ke Indonesia pada 1942. 

Sejak muda Siauw berkecimpung dalam tiga dunia. Dunia pendidikan barat, sebagai siswa HBS (sekolah elite Belanda), dunia Tionghoa totok yang diturunkan kakeknya, Kwan Sie Liep, seorang tokoh totok Tionghoa Siang Hwee di Surabaya dan dunia Tionghoa peranakan, karena ia tumbuh di daerah Kapasan Surabaya yang dihuni oleh komunitas Tionghoa peranakan.

Keberadaannya dalam ketiga dunia ini mempermudah Siauw untuk efektif dalam penggalangan dana yang dikumpulkan untuk dikirim ke Tiongkok. Di saat itulah Siauw berkenalan dengan para tokoh Tionghoa totok di Surabaya yang berhubungan dengan jaringan Tan Kah Kee.

Ketika Jepang masuk Singapura pada Februari 1942 dan Indonesia pada Maret 1942, kelompok anti Jepang di ke dua lokasi ini menjadi sasaran utamanya.

Tan kah Kee berhasil melarikan diri ke Indonesia, awalnya ke Sumatra, tetapi kemudian pindah ke beberapa kota di Jawa, hingga akhirnya pada 1943 ke Kota Malang dan kemudian menetap di Batu. Ia  dibantu oleh para pendukung Tionghoa totok yang pernah belajar di sekolah dan universitas yang didirikan oleh Tan Kah Kee di Xiamen.  Yang paling banyak menolongnya di Malang dan Batu adalah Lee Eng Khoon dan Lie Joeng Koen. Ke dua-duanya merupakan kenalan Siauw sejak masa penggalangan dana Tionghoa melawan Jepang.

Kehadiran Tan di Malang dan Batu bersamaan dengan kehadiran Siauw di Malang. Siauw, sebagai pemimpin redaksi harian Matahari di Kota Semarang sejak 1939, bersikap anti Jepang. Ia menjadi sasaran Jepang, sehingga  dengan keluarganya melarikan diri dari Semarang dan bersembunyi di Malang.

Siauw tetap berhubungan dengan gerakan anti Jepang di bawah tanah, baik dari kalangan pemuda Indonesia di Jawa Timur, seperti Amir Sjarifuddin dan Sudisman, maupun dari kalangan Tionghoa totok.  Melalui kelompok Tionghoa totok inilah pada 1943, Siauw, 29 tahun,  dipertemukan dengan Tan Kah Kee,  69 tahun,  yang bersembunyi di Batu, daerah pegunungan dekat Malang.

Kehadiran Tan di Jawa Timur ternyata tercium oleh Jepang. Mereka menyebar-luaskan perintah penangkapan. Bahkan ada tawaran 1 juta Gulden bagi siapa yang bisa membawa pasukan Jepang untuk menangkapnya. Bisa dibayangkan bagaimana rahasianya kehadiran Tan di Batu.  Siauw ternyata masuk dalam kelompok sangat kecil yang kerap menemuinya.

Sikap Jepang terhadap Tan yang sangat terkenal itu berbeda dengan sikap Jepang terhadap Siauw. Siauw masuk dalam daftar hitam Jepang ketika mereka masuk kota Semarang pada 1942. Tetapi militer jepang tidak mencarinya di Malang. Bahkan keaktifan Siauw dalam masyarakat di Malang bukan saja menjadi masalah bagi Jepang, tetapi malah dihargainya.  Mereka menganggap Siauw sebagai pemimpin komunitas Tionghoa di Malang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun