Mohon tunggu...
Asep DoniPradana
Asep DoniPradana Mohon Tunggu... Guru - SMKN 1 Talaga

You Can If You Think Can

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi Modul 2.1 Pembelajaran Berdiferensiasi

6 Agustus 2023   10:23 Diperbarui: 6 Agustus 2023   10:31 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Jelaskan bagaimana pembelajaran berdiferensiasi dapat memenuhi kebutuhan belajar murid dan membantu mencapai hasil belajar yang optimal?

Kebutuhan belajar murid dapat dikategorikan menjadi 3 aspek yaitu : kesiapan belajar murid, minat murid dan profil belajar murid. Agar pembelajaran berdiferensiasi dapat memenuhi kebutuhan belajar murid dan membantu mencapai hasil belajar yang optimal maka guru harus dapat menerapkan 3 strategi pembelajaran berdiferensiasi :

  • Diferensiasi Konten
    Diferensiasi konten dapat dilakukan berdasarkan minat murid, sebagai contoh saat belajar tentang teks narasi guru dapat menyediakan berbagai teks dengan topik hal-hal yang disukai murid. Sedangkan untuk diferensiasi konten berdasarkan profil belajar, dapat dilakukan dengan cara memastikan bahwa murid kita dapat mengakses materi ajar tersebut sesuai dengan gaya belajarnya
  • Diferensiasi Proses
    Diferensiasi Proses mengacu pada bagaimana murid akan memahami/memaknai materi yang dipelajari. Ada banyak cara dalam melakukan diferensiasi proses diantaranya : a) Kegiatan berjenjang, b) Pertanyaan pemandu atau tantangan, c) Membuat agenda individual, d) Memvariasikan lama waktu, e) Mengembangkan kegiatan bervariasi, f) Menggunakan pengelompokan yang fleksibel.
  • Diferensiasi Produk
    Memberikan pilihan kepada murid dalam mengekspresikan hasil pekerjaan/unjuk kerja yang harus ditunjukkan oleh murid kepada guru sesuai dengan minat dan profil belajarnya. 

Bagaimana kaitan antara materi pembelajaran berdiferensiasi dengan filosofis pendidikan Ki Hadjar Dewantara, nilai dan peran guru penggerak, visi guru penggerak dan budaya positif?

Kaitan antara materi pembelajaran berdiferensiasi dengan filosofis pendidikan Ki Hadjar Dewantara, nilai dan peran guru penggerak, visi guru penggerak, dan budaya positif adalah sebagai berikut:

  • Filosofis Pendidikan Ki Hadjar Dewantara:
    Filosofis pendidikan Ki Hadjar Dewantara, yang terkenal dengan konsep "Ing Ngarsa Sung Tulada, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani", mengedepankan pendidikan yang berfokus pada mengembangkan kepribadian dan karakter siswa. Pendekatan ini sejalan dengan pembelajaran berdiferensiasi, karena memandang setiap siswa sebagai individu yang unik dengan potensi dan kebutuhan belajar yang berbeda. Melalui pendekatan diferensiasi, guru mampu merespons perbedaan ini dengan memberikan pengalaman belajar yang relevan dan mendukung perkembangan penuh potensi siswa.
  • Nilai dan Peran Guru Penggerak;
    Guru penggerak adalah sosok yang memiliki komitmen kuat terhadap perubahan positif dalam dunia pendidikan. Filosofi ini mencerminkan peran guru sebagai pemimpin dan motivator untuk meningkatkan mutu pendidikan. Dalam konteks pendidikan berdiferensiasi, guru penggerak memiliki peran penting dalam merancang, mengarahkan, dan menerapkan strategi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan individual siswa. Guru penggerak juga memiliki nilai-nilai inklusif dan adil dalam memberikan kesempatan belajar yang setara bagi setiap siswa.
  • Visi Guru Penggerak:
    Visi guru penggerak adalah pandangan jangka panjang tentang tujuan dan arah perkembangan pendidikan. Dalam konteks pembelajaran berdiferensiasi, visi guru penggerak mencakup kesadaran akan keberagaman siswa dan tekad untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang inklusif dan mendukung perkembangan optimal semua siswa, tanpa memandang latar belakang atau kemampuan.
  • Budaya Positif:
    Budaya positif dalam konteks pendidikan merujuk pada lingkungan yang mendukung pembelajaran, kerja sama, dan pertumbuhan siswa secara positif. Dalam pendekatan berdiferensiasi, guru berperan penting dalam membentuk budaya positif di kelas dengan menciptakan suasana yang inklusif, saling menghargai, dan mendorong siswa untuk bekerja sama serta saling mendukung. Budaya positif ini mendorong siswa merasa nyaman dalam mengeksplorasi dan mengembangkan potensi mereka.

Secara keseluruhan, pembelajaran berdiferensiasi berhubungan erat dengan filosofis pendidikan Ki Hadjar Dewantara, nilai dan peran guru penggerak, visi guru penggerak, serta menciptakan budaya positif di lingkungan pembelajaran. Semua elemen ini berkontribusi untuk menciptakan pengalaman belajar yang beragam, inklusif, dan mendukung perkembangan optimal siswa. Lingkungan yang seperti ini akan menciptakan suatu budaya positif di sekolah, sehingga Visi sekolah yang menginginkan murid-muridnya memiliki profil pelajar Pancasila akan terwujud. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun